Episode 5.

24 12 9
                                    

***

Elbarack dan tiga sahabatnya sampai di kantin. Hari ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Mereka pun bergegas menuju meja singgasana mereka namun empat gadis SMA itu menghentikan langkah Elbarack dan tiga temannya.

"Yah, kenapa kudu mereka sih yang duduk disana." gerutu Erik kecewa. Melihat meja kebangsaan anggota inti Griffin dihuni oleh empat gadis tercantik di SMA Garuda.

"Ga bisa tebar pesona sama mereka lagi dong." Celetuk Jeno.

Elbarack langsung berjalan mendekati mejanya tanpa menghiraukan setiap siswa siswi yang merinding karena auranya yang sangat menakutkan. Diikuti ketiga temannya, El menghampiri Zevi dkk yang masih asik memakan makan siang mereka. Viana yang duduk menghadap kearah El langsung tertegun.

"Lo kenapa Vi?" tanya Lolita heran. Viana menunjuk El tanpa bersuara dengan guratan wajah takutnya. Zevila, Reina dan Lolita langsung menoleh dan langsung berhadapan dengan tatapan mengancam dari empat laki-laki itu. Reina langsung tersedak karena terkejut dan langsung meneguk minumannya.

"Pergi." Kata El penuh penekanan. Zevila melempar sendoknya ke atas meja, ia melayngkan tatapan tajam.

Tidak terima karena diusir ketika ia masih makan. "Ga mau."

Elbarack memejamkan matanya berusaha menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya. Ia menghela nafas sebelum kembali menekankan kalimatnya. "Gue bilang pergi."

"Gue ga mau, lo siapa ngusir kita."

"Ini tempat gue."

"Tempat lo? ga ada tanda pemilik tuh di meja ini. Lagian gue duluan yang duduk disini, dan lo ga bisa ngusir gue." Seluruh pengunjung kantin seolah tercengang dengan pernyataan Zevila yang terdengar sangat berani dan menantang Elbarack.

"Dari dulu ini udah jadi tempat kita." Ken berceletuk menambahi. Zevila langsung berdiri.

"Ada gue peduli? Ini tempat umum ga ada kepemilikan." Ucap Zevila.

"Gue bilang pergi, kalau ga mau kena imbasnya." Zevila mengalihkan pandangannya kepada El, ia menaikkan satu alisnya menantang.

Zevila tersenyum miring, "Coba aja kalau lo berani." Elbarack merasakan darah ditubuhnya mendidih seketika.

"Mungkin temen lo bisa." Senyum Zevi langsung meluntur. El benar-benar mengibarkan bendera perang kepadanya, dengan membawa temannya lagi.

"Oke, gue pergi. Tapi setelah gue selesai makan." Zevi kembali duduk di tempatnya tidak menghiraukan El yang menatap malas Zevila.

"Lo nyuruh gue nunggu?" Zevila menoleh.

"Gue udah ngalah lo masih ga terima?" El mendengus, ia kemudian ikut duduk di kursi sebelah Zevi. Membuat gadis itu menatap penuh tanda tanya, matanya mengedip lucu. Sedangkan El hanya memasang wajah datar, meskipun dalam hati ia menggerutu karena Zevila yang terlihat lucu ketika marah.

"Lo ngapain?"

"Makan, ini meja gue terserah gue dong." Zevila langsung melongo, maksudnya mereka akan makan bersama laki-laki ini begitu? Ketiga gadis itu saling memandang bingung tetapi mereka tetap memberi tempat untuk teman-teman El. Berbeda dengan Zevila yang menatap kesal Elbarack.

Setelah Zevila dan ketiga temannya selesai makan, mereka langsung diusir oleh Elbarack. Tak lupa, cowok itu meminta agar para gadis menyingkirkan bekas makan mereka. Dengan takut tentu ketiga teman Zevila mengiyakan, mereka segera pergi karena tak kuat menahan getaran di tangannya.

Zevila sempat berbisik agar mereka tak takut, namun apa daya waja El memang semenakutkan itu jika marah. Dan mereka tentu tak lupa dengan kuasa El sebagai anak pemilik sekolah, sekaligus pewaris sekolah ini.

ELBARACKWhere stories live. Discover now