14 ; the beginning

294 57 7
                                    

Disinilah Hyera

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Disinilah Hyera. Duduk sendiri di kantin sambil menikmati menu makan siang-yang sedikit lebih awal-sendirian. Senna tiba-tiba dipanggil oleh wali kelasnya. Memang menjadi ketua kelas itu kadang melelahkan. Tapi untungnya, Senna sudah sempat membelikan Hyera semangkuk puding.

Kring..

Bel istirahat berbunyi. Para murid langsung berdatangan ke kantin. Berdesak-desakan untuk mengantri makan siang. Berbeda dengan Hyera yang sudah duduk manis sambil menikmati puding sebagai dessert.

"Oi!" Hyera memanggil teman-temannya yang baru saja memasuki kantin.

"Enak banget lo makan gak bagi-bagi." Ujar Felix yang sudah menghampiri Hyera.

"Iya dong. Udah kalian ngantri sana, keburu rame." Tutur Hyera kepada teman-temannya yang dibalas anggukan.

Srek

"Loh lo gak beli makan gyu?" Tanya Hyera heran. Sebab Beomgyu malah duduk di sebelahnya.

"Males, tadi udah nitip kok sama Hyunjin." Jawab Beomgyu kemudian menidurkan kepalanya ke meja dengan beralaskan tangan.

Hyera menggigit bibirnya bingung. Soal Minju di uks tadi. Haruskah Hyera memberi tahu Beomgyu? Tapi tak ada hubungannya dengan Hyera. Toh ini hubungan Beomgyu dan Minju. Ia tidak memiliki urusan apapun.

Itulah yang Hyera pikirkan 3 menit yang lalu. Sekarang Hyera melihat Minju yang sedang merangkul tangan Hyunjin. Hyunjin sendiri terlihat risih. Siapa juga yang tidak risih jika tiba-tiba seseorang merangkul tangannya?

"Bener-bener itu anak." Gumam Hyera.

"Kenapa ra?" Tanya Beomgyu setelah membenarkan posisi duduknya menjadi tegap.

"Gyu gue mau ngomong sama lo. Tapi please lo jangan marah ya." Jawab Hyera setengah takut.

"Gue gak bisa janji. Lo ngomong aja dulu."

"Lo liat deh disitu." Ujar Hyera kemudian menunjuk Minju yang masih merangkul Hyunjin-walaupun Hyunjin sudah berusaha melepas.

"Loh Minju?"

"Dia rangkul tangan Hyunjin." Ujar Hyera memperjelas.

"Oh, yaudah." Kata Beomgyu dengan santai.

"Lo gak marah?"

"Enggak, setau gue mereka temen."

"Tapi itu ngerangkul gyu. Nge-rang-kul."

"Biasa aja kali ra. Gue sama lo temenan kan? Pelukan sering, malah tidur bareng pernah. Jadi biasa aja."

Rêver | Choi Yeonjun ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu