#sequel 7

602 90 87
                                    

Seenggaknya gue udah enggak ngebebanin Hyera lagi kan?

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Seenggaknya gue udah enggak ngebebanin Hyera lagi kan?

Pertanyaan itu terus berputar di kepala Yeonjun yang sedang duduk termenung di pinggiran kasurnya. Berusaha meyakinkan dirinya sendiri dengan keputusannya untuk meninggalkan Hyera di taman tadi.

Yeonjun tidak benar-benar serius dengan perkataannya di taman. Ia hanya merasa bersalah kepada Hyera karena belum bisa mengingat apa pun tentang mimpinya saat koma.

Semua ucapannya bohong. Bahkan dirinya tak bisa menatap mata Hyera yang menangis karenanya. Rasanya Yeonjun ingin menghajar dirinya sendiri lantaran membuat Hyera menangis.

Tentu saja Yeonjun percaya dengan Hyera. Yeonjun percaya tentang pertemuannya dengan Hyera di mimpi. Walaupun memang terdengar tidak masuk akal, tapi entah kenapa Yeonjun percaya. Sangat percaya.

Yeonjun hanya takut. Takut memberikan harapan bahwa dirinya bisa ingat kembali tentang mimpinya kepada Hyera. Yeonjun takut tidak bisa mewujudkan harapan yang ia berikan, dan akan menyakiti Hyera nantinya.

Dengan semua ketakutannya, Yeonjun memilih mundur. Pengecut memang. Tetapi Yeonjun tidak ingin menyakiti Hyera-walaupun yang ia takutkan sudah terjadi sekarang.

Tak bisa Yeonjun pungkiri, menghabiskan waktu bersama Hyera akhir-akhir ini membuat perasaan baru muncul untuk Hyera. Perasaan nyaman. Yeonjun merasa nyaman dekat dengan Hyera. Rasanya mereka seperti sudah saling kenal lama.

Yeonjun melirik meja belajarnya. Terdapat buku-buku yang tergeletak begitu saja. Netra Yeonjun menangkap sesuatu.

Sebuah pesawat kertas.

Yeonjun bangun dari duduknya, menuju meja belajarnya dan mengambil pesawat kertas tersebut. Ia ingat waktu mengantar Hyera pulang beberapa hati lalu, Yeonjun menemukan pesawat kertas ini di pekarangan rumah Hyera. Entah dirasuki oleh apa, tangan Yeonjun secara natural bergerak sendiri mengambil pesawat kerta situ dan membawanya pulang. Niatnya setiba di rumah akan langsung ia lihat. Tetapi Yeonjun lupa dan baru ia lihat sekarang.

Tidak ada yang spesial. Hanya sebuah pesawat kertas biasa. Dengan kondisi yang sudah sedikit usang dan kotor.

Yeonjun berjalan menuju tempat sampah yang berada di pojok kamarnya. Saat tangannya hendak menjatuhkan pesawat itu ke dalam tempat sampah, Yeonjun melihat sesuatu.

Dengan segera, Yeonjun kembali duduk di pinggiran tempat tidurnya, membongkar pesawat kertas itu menjadi bentuk semulanya, yaitu selembar kertas. Terdapat sebuah tulisan. Seperti surat.

Karena tingkat penasarannya yang sangat tinggi, Yeonjun membaca paragraf pertamanya dengan tak sabar. Siapa tau ia menemukan surat cinta anak kecil. Agak random tapi siapa yang tau?

Hai Yeonjun, apa kabar? Kamu baik-baik aja kan?

Yeonjun membelakan kedua matanya kaget. Kenapa ada namanya di dalam surat ini? Ia segera membaca seluruh isi surat tersebut. Jantungnya berdegup kencang, tangannya mulai bergetar kecil. Tak lupa matanya yang sudah berkaca-kaca.

Rêver | Choi Yeonjun ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz