#sequel 4

310 66 46
                                    

Yeonjun memasuki kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yeonjun memasuki kamarnya. Kegiatan hari ini di sekolah cukup membuatnya lelah. Padahal terhitung belum lama dia bersekolah di sekolah barunya. Tapi lelahnya sudah terasa.

Setelah mandi ia menidurkan dirinya di kasur, kemudian mengambil benda pipih berwarna hitam dan menyalakannya. Tak ada tujuan khusus, hanya menscroll sosial media yang ia punya.

Tak kunjung menemukan hal menarik, Yeonjun meletakan kembali handphonenya. Menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang bebas berlalu-lalang di kepalanya.

Yeonjun jadi teringat dengan Soobin yang ingin tahu tentang masa lalunya dan berakhir dengan ia yang menjawab seadanya. Entahlah, Yeonjun hanya kurang nyaman untuk menceritakan masa lalunya.

Walaupun merasa kurang nyaman, tentu saja dia tidak menyalahkan Soobin. Siapa sih yang tidak penasaran dengan kehidupan seseorang? Apalagi dengan orang yang baru dikenalnya. Itu sudah sifat alami manusia.

Hanya saja, Yeonjun tak mau mengenang masa-masa itu lagi.

.
.
.

"Kita mau ke mana sih? Ini penutup matanya boleh aku lepas gak?"

"Jangan dilepas dong, nanti gak jadi surprise."

"Terserah deh!"

Yeonjun terkekeh gemas sambil mengusap pucuk kepala lawan bicaranya. Kemudian mengalihkan semua atensinya ke stir di depannya.

'Fokus Yeonjun, fokus.' Ucapnya dalam hati sambil menghembuskan napasnya.

Salahkan jantungnya yang tak berhenti berdegup kencang. Mudah-mudahan perempuan di sebelahnya tidak mendengar suara jantungnya.

Penyebab jantung Yeonjun terus berdegup kencang lain tak bukan adalah Jane—sahabat sekaligus orang yang Yeonjun sukai dari mereka sama-sama berumur sembilan tahun.

Hari ini, setelah sekian lama Yeonjun memendam perasaannya, Yeonjun akan menyatakan perasaannya kepada Jane.

Rencananya, Yeonjun akan membawa Jane ke sebuah tempat yang sudah ia hias sedemikian rupa untuk menyatakan cintanya.

"Berapa lama lagi sih, Jun?" Tanya Jane penasaran. Mereka berdua sudah berkendara cukup lama, tapi tak kunjung sampai.

"Sebentar lagi, kamu yang sabar dong."

"Emangnya mau kemana?"

"Ada deh. Pokoknya aku jamin pulang dari sana, kita bakalan jadi orang paling bahagia di bumi ini."

"Bener ya? Janji loh." Jane kemudian mengulurkan tangan kanannya dengan jari kelingking yang siap untuk dikaitkan dengan jari kelingking yang lain.

"Janji." Balas Yeonjun sambil tersenyum cerah.

Setidaknya dia sudah memberikan senyumannya kepada Jane untuk yang terakhir kalinya. Walaupun yang diberikan senyuman tak bisa melihatnya.

Rêver | Choi Yeonjun ✔Where stories live. Discover now