✧🌷 5. Datang Menjemput

9.3K 880 89
                                    

Hai hai!
Ramaikan chapter kali ini!

Hai hai!Ramaikan chapter kali ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca
🌷

Bagi murid-murid SMA Gemilang sepertinya ini adalah hari yang damai, apalagi saat melihatku duduk tenang di kantin bersama dua sahabatku, tidak membuat kericuhan dengan sengaja menabrak murid cupu, atau menyeret mereka untuk disiram kuah bakso. Tapi sepertinya banyak yang bertanya-tanya mengenai ini.

Bagaimana bisa seorang Centauri tidak membuat ulah?

Lagipula ini sengaja, anggap saja aku dan gang pembullyku sedang beristirahat sejenak dari kegiatan rutinan ini. Harusnya mereka bersyukur, bukannya berbisik-bisik menyelidik.

“Ri, Ri, Ri!”

Aku masih memainkan ponselku saat tiba-tiba saja Erina yang duduk di hadapanku mengguncang lenganku. Aku mengalihkan pandangan untuk menatapnya.

“Ada Theo.”

“Matthias.”

Erina dan Joana mengatakannya secara serempak. Otomatis mataku tertuju pada seseorang yang baru saja datang dan menarik perhatian. Seragamnya yang rapi, rambut agak berantakan, dan tatapan tajamnya yang mempesona. Siapa yang akan mengabaikan hal semacam itu?

Sudut bibirku jadi tertarik ke atas, namun sayang tidak bertahan lama saat aku melihat seseorang di samping Theo. Tangan mereka bertautan seperti tidak pernah bisa dilepas oleh apapun.

Yang benar saja?! Setengah mati aku bermimpi bisa bergandengan dengan Theo dan berusaha mati-matian tetap saja tidak mendapatkannya. Tapi Quina?

Apa sih, kelebihan cewek itu dibanding aku?! Di mana-mana sudah jelas, aku paling unggul apalagi dengan kecantikan seperti ini. Aku menggeram kesal, walaupun teringat mengenai perbincangan di mana Theo kelihatan menyukai Quina, aku tetap tidak bisa menerima. Apalagi melihat secara langsung begini. Memuakkan!

Aku sontak berdiri, mengundang beberapa tatapan bahkan Theo juga melihat ke arahku. Aku bisa melihat Theo dengan sigap menarik Quina agar bersembunyi di belakang tubuhnya.

Ledakan emosiku hampir tumpah keluar, ingin menarik lengan Quina untuk menjauh dari Theo tapi bola mataku lebih dulu menangkap kehadiran seseorang di belakang Theo dan Quina. Dia Sakti, keningnya mengerut melihat Theo yang menyembunyikan Quina, dan tatapannya seperti terpaku pada lengan Theo dan Quina yang masih bertautan.

Baiklah, baiklah. Sepertinya yang hatinya retak bukan aku saja. Karena sudah terlanjur melangkah ke arah dua protagonis itu, aku memutar otak untuk memikirkan ide lain dan memilih Sakti sebagai target.

“Sakti!!” aku mengubah raut wajah keruhku menjadi penuh senyuman. Melewati Theo dan Quina begitu saja hingga melangkah cepat pada Sakti, sekaligus menghalangi cowok itu dari pemandangan yang pastinya menyakitkan untuknya. “Ke taman, yuk? Gue gerah dari tadi di sini.”

I Want to Cherish YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang