Chapter 3.12 [EX]

Mulai dari awal
                                    

Teramat banyak pertanyaan yang kini menghinggapi kepalanya. Tentu tak jauh dari kalimat yang dimulai dari bagaimana. Namun, segalanya telanjur ia telan bulat-bulat selagi ia berusaha menghindarkan diri dari kontak mata yang telah dibuat lebih dulu dari empunya manik delima.

Tidak bisa. Rasanya ia sedang dihipnotis hingga merasa tubuhnya mati rasa sekarang ini.

"Sejak kapan Anda tahu?"

Setidaknya setelah beberapa saat Mikhail kembali berani bersuara meski hasilnya terdengar bagai retakan yang tercipta dari ketakutan.

"Ruang pemantau tidak hanya ada di sini."

Ah ....

Mikhail tersenyum sekenanya tepat isi kepalanya mengerti dengan maksud Kirika. Dia tak bisa utuh mempercayai ruang pemantau demi keamanan gedung perusahaannya, maka ia juga ikut memantau sekitar dengan mata kepalanya sendiri di ruangannya.

"Kalau begitu saya tidak bisa mengelak bahwa saya melihat apa yang Anda lihat di atas, Madam." Mikhail berusaha mengatur napas seperti semula. "Jadi Anda ingin membunuh saya di sini?"

"Tadinya, ya. Akan tetapi agaknya kau paham aku bukanlah orang yang senang mengabulkan permintaan musuh-musuhku."

Mikhail sekadar mengangguk-ngangguk seiring senyumnya mengembang getir.

Jika boleh jujur, itu cukup mengejutkan. Lagi, siapa pula yang menyangka bahwa sang Madam benar-benar meninggalkannya begitu saja? Bahkan sedikit pun ia tak menorehkan luka kepada Mikhail.

Pria dengan perawakan yang barangkali tak mencapai perempat baya itu kembali ke laboratorium robotika, tetapi sepanjang perjalanannya ke sana, kepalanya tak berhenti merenungkan ucapan Kirika sebelum ia utuh meninggalkan Mikhail.

"... Anggaplah semua ini tak terjadi. Sementara aku akan mengikuti alur permainanmu—alur permainan kalian, mulailah pikirkan baik-baik sisi mana yang pada akhirnya kau pilih untuk dijadikan tempat berpijak."

Memang setelahnya, ia tetap memberikan sejumlah informasi mengenai orang-orang penting kepada Ayame. Pun, dia membiarkan si Nona Rubah membunuh target pertamanya yang merupakan manager CFO perusahaan, Luciana Adams.

Ayame berhasil memasuki gedung perusahaan dengan penyamarannya. Serupa seperti dulu pun, dia masih begitu terampil merias diri dengan riasan prostetik. Ayame tak lupa menyalin nyaris semua sidik jari hingga iris mata.

Mikhail tak lagi menghubunginya, pula mereka tak berinteraksi meski mereka dekat. Namun, agaknya Mikhail masih tak bisa lepas dari semua ini.

Kenji pada akhirnya menghubunginya, menjelaskan perihal bahwa Ayame menemukan rahasia menarik mengenai Akira.

Sebuah hal yang mengejutkan, Kenji rela menyeret Eleonor dan menenggelamkan semua ingatannya lantas menjadikan si profesor sebagai hadiah penyambutan Mikhail. Utuh Mikhail meninggalkan Alford, tepat seusai ia mendengar Ayame kini mengincar seorang asisten ilmuwan di divisi biogenik, Yuna Takahashi, sebagai target kedua.

Ya, betapa pun informasi mengenai Akira barangkali tidaklah cukup. Persis mereka mulai sibuk dalam perencanaan mengambil alih kendali Akira, di sisi lain tepat ia sedang bekerja sendiri, Ayame merasa ia masih harus terus mengulik lebih jauh soal divisi biogenik.

Di saat itulah, Mikhail mengambil kesempatan ini untuk menghentikannya.

"Senang melihat Anda memenuhi undangan saya."

Kali ini, dia menghubungi Kirika.

"Tampaknya sedikit pun Anda tak menaruh curiga kalau-kalau undangan ini jebakan."

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang