Chapter 3.5.5

73 17 62
                                    

Tercatat lebih dari empat puluh orang menghilang dalam tiga tahun. Data tersebut bahkan cukup mengejutkan Kirika. Sebab kasus ini bahkan tidak pernah diberitakan di media mana pun.

Sekitar enam puluh persen merupakan orang dewasa dan remaja, sisanya adalah anak-anak. Kirika pula telah memperkirakan lebih dari sembilan puluh persen di antaranya tak berkerabat. Melalui catatan dan ringkasan yang dibuat kelompok detektif serta agen Alford, praduganya hampir benar mengenai persentasenya.

Beruntungnya, mereka juga menjabarkan waktu dan lokasi di mana terakhir kali para korban ditemukan. Meski tidak menyeluruh, setidaknya itu cukup membantu. Semuanya berpencar dari Tokyo, Kawasaki, lalu Yokohama.

Mengenai profesi yang diemban korban dewasa? Kebanyakan dari mereka merupakan buruh, pekerja dari perusahaan kecil, dan pegawai tetap toko serba ada. Tidak ada yang memiliki jabatan penting. Sementara beberapa korban remaja mengambil kerja paruh waktu di swalayan dan restoran cepat saji.

Hanya satu petunjuk yang diberikan pembunuhnya. Ya, jasad tanpa kepala yang ditemukan di Kawasaki. Dia adalah seorang pekerja kantoran yang baru saja menghadiri pesta ulang tahun kecil-kecilan tepat menjelang musim dingin tahun lalu.

Berdasarkan laporan forensic dari Emily, terdapat sekian lebam di tubuh korban yang menjadi bukti bahwa ia sempat melakukan perlawanan terhadap seseorang. Lalu, dari pemeriksaan darahnya, terkandung alkohol yang masih tersisa di dalam tubuhnya.

Pelaku sama sekali tidak meracuni korban. Pelaku menancapkan pisau kecil ke lehernya, lalu memenggal kepalanya dengan potongan yang luar biasa rapi. Kemudian ia membelah kulit kepala, lalu memukul tempurung kepala korban, kemungkinan besar menggunakan batu yang seukuran kepalan tangan. Lantas ia mengambil otak, berikut sumsum tulang belakangnya.

Hingga kini, belum ditemukan petunjuk siapa pelakunya. Tidak ada bekas sidik jari atau bahkan sehelai rambut yang tertinggal. Pun, korban sudah ditelanjangi dan ditenggelamkan ke tumpukan besi. Kepalanya ditemukan di penjual barang rongsokan penghujung Yokohama, tepat di Distrik Naka.

Memang, membutuhkan waktu yang cukup singkat bagi pelaku untuk mencapai kedua tempat tersebut, jika ia memiliki kendaraan, atau barangkali pelaku dibantu dengan komplotannya.

"Masih belum diketahui apa motif pelaku." Lewat panggilan, Leona mengakhiri dikte informasinya. "Namun, jika memang kasus pembunuhan dan kasus penculikan berkorelasi, tim detektif berteori si pelaku merupakan penjual organ atau pelaku malapraktik."

Satu pukulan yang mendarat ke tengah karung pasir jelas bukan tanggapan utama yang ingin Leona dengar. Yah, lagi pula, bukan juga keinginannya mengganggu Kirika berlatih di ruang olahraga bawah tanahnya sekarang.

Karung pasir yang mengayun di hadapannya itu terhenti tepat tangan prostetik yang baru memukul bagian tengah karung segera menahannya. Lantas empunya segera menolehkan pandangan kepada jam dengan hologram yang menampilkan gelombang spektrum pemanggil yang beriak halus.

"Aku tahu kepada siapa arah tuduhanmu, Kapten," ujarnya sembari melangkah mendekat. "Bahkan kehidupan terasa salah jika di sudut dunia Oohara masih bernapas, huh?"

Tawa Leona membuat tampilan gelombang spektrum sedikit membesar. "Itu hanya teori. Maksudku, tidakkah kau merasa pelaku agak narsis dan sinting seperti Oohara? Dia bahkan pernah mendatangimu secara langsung dengan alasan ingin menguji kekuatanmu.

"Setelah sekian lama, dia menampakkan diri dengan meninggalkan jejak—yang kutahu itu memang tidak membantu banyak. Dia ingin ditemukan setelah puas melakukan pekerjaannya selama ini. Kalau pun benar, artinya ia meneruskan eksperimen-eksperimen mendiang ayahnya, bukan?"

Hendaknya Kirika melangsungkan tegukan keempat dari botol minum, ia mengerling tepat Leona mengatakan itu terang-terangan. Dia lantas menurunkan botolnya dan mulai mendengarkan kembali.

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Where stories live. Discover now