Chapter 2.3

113 33 60
                                    

Mendapati Kirika yang begitu tergesa-gesa menghampiri Jason, Akira ikut melangkah dengan segan. Android itu juga memandangi Kirika yang sedikit membungkuk kala Jason memeluknya singkat seusai keduanya berjabat tangan.

"Senang bertemu denganmu kembali. Kupikir kau tidak akan datang mengingat kabar bahwa perusahaanmu tengah sibuk dengan proyek baru," kata Jason kala mereka akhirnya melepas pelukan.

Senyum samar Kirika pasang demikian mereka bertatap-tatapan. Tangan yang masih berjabat kemudian saling melepas diri di kala Kirika mulai menegakkan tubuh.

Lantas Kirika berujar setelahnya, "Paman bilang akan sangat disayangkan jika saya harus melewatkan pesta selebrasi dari Howard Corp. untuk yang ketiga kalinya. Saya pikir beliau ada benarnya. Maka saya memutuskan untuk tidak akan mengecewakan Anda yang telah mengadakan pesta besar ini."

"Ah, begitu? Ya, ya. Aku ingat kau tidak datang beberapa kali karena sibuk dengan studimu di Inggris, benar?" balas Jason, kemudian ia sambung dengan kekehan singkat. "Kuharap kau mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Mengurusi ini dan itu agaknya sangat merepotkan, begitu?"

Wejangan repetitif yang sering telinganya tangkap tak disangka sampai ke Amerika. Kirika bahkan hanya bisa mengendikkan bahu sembari menahan diri untuk tidak mendengkus di antara senyum yang masih ia pertahankan.

Tak lama pandangan manik Jason yang serupa warnanya dengan abu rokok tercuri kepada Akira yang sudah berdiri membelakangi Madam-nya. Si android mengerjap, tersenyum lalu setengah membungkuk guna menyapa Jason.

Sebisanya kembali Jason tersenyum ramah kala ia membalas sapaan Akira. Maka ia kembali kepada Kirika yang masih berfokus kepadanya.

"Tak kusangka kau akhirnya membawa pendamping menemanimu datang kemari."

Ujaran Jason hampir sukses menggoda Kirika untuk mendengkus di antara senyum yang masih ia pertahankan. Wanita itu kemudian menoleh pada Akira, tidak begitu utuh. Namun, cukuplah untuk mengerling kepada si android, mendapatinya tersenyum polos.

"Sayang sekali jika Anda berprasangka demikian. Saya tak lebih dari asisten Nona Alford." Kemudian dengan sopan ia pun menundukkan kepala sebelum melanjutkan, "Mohon maaf sebab telah menginterupsi. Salam jumpa, Tuan Howard. Perkenalkan, saya Akira Kurihara."

Sekali lagi Jason terkekeh. Suaranya terdengar nyaris menggelegar ke seluruh lorong yang hampa tak berpenghuni. Karena suara Jason, resepsionis yang masih bertahan di tempat bahkan terlonjak jantungnya. Kirika sendiri hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak memijat pelipis.

Kekehan Jason yang kemudian menyempatkan diri mengaku bahwa ia bergurau, sempat membuat Akira berkedip-kedip. Tapi pada akhirnya si android tertawa polos seusai kepalanya sukses mencerna lelucon dari Jason.

"Omong-omong, suasananya terasa semakin membosankan, ya. Sudah saatnya bagiku untuk mengantarkan kalian ke kamar. Aku sudah menyediakan kamar dengan pemandangan yang bagus. Mari, ikut aku."

Akira dan Kirika menurut.

Sesungguhnya kegiatan ini merupakan yang ditunggu-tunggu oleh Akira. Dia sangat senang dengan kegiatan jalan-jalan. Lagi, hotel milik Jason juga sukses menarik perhatiannya untuk mengeksplorasi tempat itu lebih jauh.

Tepat di belakang meja resepsionis dalam jarak beberapa meter, terdapat dinding kaca. Terdapat pintu putar. Seseorang tak dikenal baru saja ke luar dari sana bersamaan di kala mereka masuk.

Benar dugaan Akira bahwa bangunan kedua dikelilingi oleh gedung utama yang hanya memiliki dua lantai. Terlihat bangunan itu benar-benar terlihat lebih tinggi ketika mereka melangkah semakin dekat padanya. Di sini, para penginap juga terlihat tengah duduk di sekitar kafe dan juga supermarket yang disediakan di sini. Tak sedikit dari mereka mengambil beberapa potret foto di dekat pancuran yang memiliki patung wanita sedang menuang air dari kendi.

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Where stories live. Discover now