Chapter 2.4.5

114 23 84
                                    

Tetaplah di belakangku.

Begitu pesan yang terhantar menuju isi kepala Akira di kala Kirika selesai menulis di stokingnya. Sebentar lensa biru itu melirik punggung sang Madam, seolah tengah memberi sinyal pertanda ia sudah mengerti.

Sementara, si wanita bermanik delima akhirnya membalas Hansel sambil tersenyum tipis, "Tampaknya ada pembahasan genting yang mesti disinggung sekarang juga. Begitu, Tuan Bourne?"

Hansel tersenyum lebar, bersyukur bahwa lawan bicaranya cepat mengerti.

"Ada yang harus dibicarakan mengenai hubungan perusahaan," terang Bourne singkat. "Beliau meminta saya agar memanggil Anda sebelum pesta benar-benar dimulai. Tapi Anda tidak perlu khawatir karena untuk sementara Tuan James akan mengisi kekosongan Tuan Jason."

Suara dengung nyaring dari mikrofon menarik atensi. Kirika sempat ikut melemparkan pandangan kepada orkestra yang baru saja menyelesaikan musiknya, mengizinkan seorang pria bertubuh tinggi mengambil alih panggung.

Dialah James Howard yang disebut-sebut dalam percakapan saat ini. Terlihat dia menyunggingkan senyum canggung sembari menggumamkan kata maaf nun jauh dari sana.

Kirika membiarkan James berbicara kepada para tamu. Suara yang semula menggema dari speaker mulai ia abaikan seusai batinnya yakin dengan ucapan Hansel.

"Saya harap beliau tidak keberatan jika saya harus membawa asisten saya," tutur Kirika yang tak lama mengembalikan pandangan kepada manik di hadapannya. "Anda tahu, dia butuh banyak belajar mengenai hal ini mengingat dia masih baru."

Maka manik gelap itu mempertemukan diri dengan si lensa biru. Pemilik lensa yang tak pernah segan menebarkan senyum sopan agak menganggukkan kepala sebagai sapaan. Ya, rasanya baru kali ini ia disadari hawa keberadaannya.

"Tentu. Tuan Kurihara boleh ikut." Sembari demikian, Hansel mulai memutar setengah tubuhnya, kemudian berlanjut berujar sopan, "Lewat sini."

Barulah ia membiarkan kedua orang itu mengekor. Mereka menyusuri lorong yang cukup panjang sebelum bisa keluar dari tempat ini, perlahan membiarkan alunan lagu yang baru saja diputar perlahan buyar seiring mereka menjauhi ballroom.

Tampaknya bintang tamu sedang menyanyikan lagu pembuka setelah James mengambil alih pekerjaan pembawa acara. Akira berasumsi demikian di setiap langkahnya. Tak begitu mengherankan jika Howard mengundang dua sampai tiga selebriti ke pesta selebrasinya.

Howard Corporation diketahui sebagai perusahaan mainan yang paling berjaya di Amerika Serikat. Akira sudah membaca sedikit mengenai perusahaan ini, mulai dari sejarahnya yang panjang. Terutama hal-hal terkait dengan Jason pula.

Sebagai cucu pertama dari Eugene Howard, Jason mengalami banyak rintangan kala diberikan kepercayaan untuk meneruskan kepemimpinan perusahaan. Amat sangat melelahkan kedengarannya jika meski jatuh bangun demi membangkitkan kembali segala yang telah diserahkan padanya. Akira sangat tersanjung mengingat Jason yang tak mau berhenti menyerah.

Tak tanggung-tanggung, Jason juga sukses membangun hotel yang sangat megah.

Memori yang mengangkat informasi di dalam kepalanya kontan membuat Akira sedikit menengadah memandang langit-langit. Agaknya ia merasa bersyukur akan dipertemukan kembali dengan pria itu.

Sampailah mereka ke luar dari gedung utama, memasuki halaman menuju gedung tinggi. Udara malam tak begitu mengganggu, meski demikian sempat tetap terasa membelai kulit lembut Kirika. Si manik delima menyempatkan diri untuk mengedar, tetapi tak berlangssung lama setelah Hansel berbelok menuju taman hotel.

Pria muda itu menoleh ke belakang, melakukan kontak mata guna memastikan Kirika masih mengekorinya. Kala mendapati si wanita, dia memperlebar senyum. Pun, mengangguk selagi kembali menghadap depan.

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang