Bagian 23.

1.3K 129 18
                                    

Jam tujuh malam, seperti perjanjiannya dengan Lintang, Nadila sekarang sudah berada di taman komplek perumahan eyangnya. Kini ia sedang duduk di salah satu bangku taman dengan pandangannya mengitari taman tersebut seperti sedang mencari sesuatu.

"Dil?" panggil Lintang yang baru saja datang sehabis memesan bakso malang.

Nadila menoleh ke asal suara dengan wajah canggung. "iya kenapa?"

"lo dari tadi lagi cari apa si?" tanya Lintang yang ternyata memperhatikan Nadila.

"itu tadi kayanya uang gue jatoh dehh,"

"yailah ada gue tenang aja."

"iyaa iyaa."

Tidak lama dari itu tukang bakso malang menghampiri mereka berdua dengan membawa dua mangkok bakso pesanan Lintang tadi. Mereka berdua mulai memakan bakso tersebut dengan hening. Ditengah-tengah kegiatan mengunyahnya pandangan Nadila lagi-lagi menyapu seluruh taman. Saat tidak menemukan apa yang ia cari Nadila menghembuskan napas kasar.

"Kok ngga ada si?" gumam Nadila pelan.

"Dil? Ngga usah takut apa, gue bayarin nanti kalo uang lo ilang."

"hah? Iya iyaa Res." Nadila tersentak ketika ia sadar jika salah nyebut nama.

"Res?"

"salah sebut sorry, keseringan ama Antares jadi kaya gini. Sorry sorry,"

Nadila kembali menyantap bakso malangnya sambil meruntuki dirinya yang hampir aja ia ketahuan. Yaa memang dirinya sedang mencari Antares, bukannya tadi sore sudah Nadila suruh datang ke taman ini? Tapi kenapa cowok itu malah tidak ada?

Setelah selesai makan, Nadila bangkit untuk membeli minum tapi belum juga melangkah tangannya sudah di tahan oleh Lintang.

"biar gue aja, uang lo kan ilang." Nadila diam beberapa detik lalu menganggukan kepala.

Sepeninggalan Lintang, Nadila langsung mengambil handphonenya di saku jaketnya. Ia buru-buru mencari kontak Antares, lalu mengetik pesan untuk cowok itu.

Nadila.
Dimana lo?
Eh!
Antares?
Woiiii
Dih malah ngilang.
Kalo lo mau tau tujuan lain gue kerumah
Eyang lo buruan kesini!
Antares, fliss jgn nyebelin.
Auah seterah, jangan marah lo
Pas tau gue jalan ama siapa

Pesan demi pesan yang Nadila kirim sama sekali tidak ada tanggapan dari cowok nyebelin itu. Nadila sampai mencengkram kuat handphonenya saking kesalnya diabaikan dengan Antares.

Nadila mematikan handphonenya ketika ia melihat Lintang sudah keluar dari minimarket. Baru saja Nadila menaru handphone di saku jaketnya, benda pipih itu malah bergetar menandakan pesan masuk. Nadila yang melihat Lintang masih agak jauh, buru-buru ia menyalakan handphonenya kembali.

Cowok nyebelin.
Belakang lo
Samping pohon beringin.

Nadila.
Cosplay jadi gondoruwo ya pak?

Cowok nyebelin.
Berisik lo.
Noh dikit lg nyampe

Nadila mengangkat kepalanya, tepat sekali Lintang sampai dihadapannya. Ia buru-buru mematikan handphonenya, lalu mengambil minuman yang disodorin Lintang.

"kok tumben ya sedikit tukang jajanannya?" tanya Lintang lebih ke diri sendiri. Nadila yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa mengagguk sambil memperhatikan beberapa tukang jajanan yang ada di taman ini.

"Emang sepi ya Dil kalo bukan malem minggu?" tanya Lintang lagi sekarang pada Nadila.

"hmm kurang tau juga dehh, kan gue udah jarang ke rumah eyang."

YOUR MY SUNSHINE [Lengkap]✓Where stories live. Discover now