Bagian 10.

2.2K 162 18
                                    

"gue nyalain ya Dil?" ijin Liza yang di respon anggukan kepala oleh Nadila.

Setelah nyala semua lilinnya, Nazwa menghitung satu sampai tiga menggunakan jarinya. Saat hitungan ke tiga Nazwa langsung membuka pintu tersebut dan berteriak.

"HAPPY BIRTHDAY ANTARESNYA DILA."

Teriak Nazwa dan Liza membuat di dalam ruangan itu terkejut bukan main, bahkan orang yang sedang melewati ruangan itupun terkejut dengan suara maha glegar itu.

Di dalam Antares terkejut melihat Nadila yang di himpit oleh kedua temannya. Nadila ada disini? Bukannya?

Baru saja Antares ingin mengambil langkah untuk menghampiri Nadila, sesuatu terjadi membuat Antares membulatkan matanya tambah kali lipat terkejutnya.

Brukkk

"Emm.. Ma.. Maaf kak, engga sengaja."

Kejadian apa yang kalian pikirkan? Nadila pingsan? Tidak! Nadila sama sekali tidak pingsan, gadis itu masih berdiri tegap dengan pandangan lurus ke arah kue ulang tahun yang ia perjuangkan pagi-pagi tadi sudah na'as di lantai itu.

Tangan Nadila mengepal kuat, rahangnya mengeras, dan napasnya kembali tidak beraturan membuat dadanya naik turun. Ia menoleh ke gadis yang menyenggol dirinya sampai kue itu jatoh dengan tatapan tajam. Sekarang apa? Pejuangannya untuk pulang ke indonesia, dan buat Antares terkejut terbuang sia-sia karna gadis itu masuk ke ruang osis tanpa melihat keadaan.

"Apa lo bilang? Maaf?" desis Nadila sambil berjalan mendekat ke arah gadis itu.

"LO BILANG MAAF?! SAAT KUE GUE UDAH ANCUR?" bentak Nadila tepat di depan wajah gadis itu.

"Gu.. Gue bener ngga tau kalo ada lo disitu kak." katanya dengan suara yang bergemetar.

"Sialann!!"

Baru saja Nadila ingin melayangkan tamparannya, sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangannya. Ia menoleh melihat siapa yang menahan, Antares cowok itu.

"Dia udah minta maaf, jangan di perpanjang. Lagi juga kue bisa di beli lagi," ucap Antates enteng membuat Liza dan Nazwa memencingkan mata kesal.

Cowok itu ngga tau perjuangan Nadila, ucap Liza dan Nazwa di dalam hati.

Nadila menurunkan tangannya, lalu mengubah posisinya menjadi menghadap Antares. Ia hanya menatap Antares tanpa mengeluarkan satu kata, Nadila bisa menebak akan ada kata selanjutnya yang Antares keluarkan.

"Bisa ngga? Jangan bikin onar disini? Lo ngerusak suasana tau ngga?"

Benar kan? Nadila kata juga apa, pasti akan ada kata selanjutnya yang menambahkan rasa sakit yang Nadila rasakan saat ini. Untuk pertama kalinya, ucapan Antares berefek begitu dasyat membuat hatinya hancur berkeping-keping.

Sebelum menyauti ucapan Antares, Nadila menarik napas lalu mengedipkan matanya bekali-kali agar air matanya tidak jatuh.

"lo bener, kue emang bisa di beli. Tapi pertanyaannya apa kue hasil tangan gue sendiri bisa di beli ditempat lain?" suara Nadila bergemetar sekarang, air mata pun sudah jatuh di pipinya. mendengar itu Antares tidak bisa berkutik lagi, ia tidak tau kalau Nadila yang membuat kue itu.

Dengan kasar Nadila menghapus air matanya itu, tatapnya masih terfokus pada Antares.

"Predikat gue sebagai pembuat onar di mata lo belum berubah ya Res? Padahal selama ini gue udah berusaha berubah menjadi lebih baik." jeda Nadila mengambil napas lagi sambil menghapus kasar air matanya lagi dan lagi.

"Usaha gue untuk mendapatkan tiket pulang paling awal kayanya ngga ada gunanya Za, Wa. Ngejar waktu dari bandara ke toko kue terus ke sekolah kayanya juga sia-sia Za, Wa. Usaha gue buat orang yang gue sayang bahagia juga kayanya sia-sia hahaha, ngga ada gunanya Zaa, Waa." lanjut Nadila sukses membuat Antares yang tadinya menatap tajam Nadila berubah menjadi sendu.

YOUR MY SUNSHINE [Lengkap]✓Where stories live. Discover now