Bagian 16.

2.2K 185 17
                                    

Suara jam weker milik Nadila berkicau saat jarum jam menunjukan pukul 8 pagi. Dengan tangan panjang yang Nadila miliki, ia raih jam weker tersebut dan memberhentikan kicauannya.

Baru saja ia berniat tidur lagi, tiba-tiba terlintas sesuatu di pikirannya membuat Nadila membelalakan matanya lalu bangun. Ia melihat jam lagi dan menepuk wajah dengan kasar, tak lama kemudian gadis itu mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan makin berantakan.

Dengan sangat gesit Nadila beranjak dari tempat tidurnya, lalu berlari keluar kamar untuk mencari Abangnya. Masa bodo dengan tanktop dan hotpants yang sekarang ia kenakan, yang terpenting ia harus menemukan abangnya.

Di tangga terakhir dengan sialnya, Nadila terpeleset membuat suara keras dari pantat Nadila yang beradu dengan lantai ruang tengahnya. Sontak dua lelaki yang sedang berada di ruang tamu langsung berlari menghampiri Nadila dengan wajah khawatir.

"Lo ngga apa-apa Dil?" tanya salah satu dari lelaki itu sambil membantu Nadila berdiri.

"Bang Arga mana? Kok kalian ada disini?" tanya Nadila balik mengabaikan bokongnya yang sangat nyeri.

Dua lelaki itu tidak menjawab, melainkan saling tatap-tatapan membuat Nadila jengkel sendiri.

"Aku nanya kak Elang, Bang Arga mana?" tanya Nadila kembali menuntut jawaban.

"Udah pergi." jawaban itu bukan dari Elang melainkan Antares.

Nadila tidak bersuara lagi, gadis itu langsung menundukan kepalanya. Dipikiran Nadila saat ini adalah Arga bener-bener tega meninggalkannya sendiri, dan itu membuat hati Nadila sedikit sakit.

Dulu Arga tidak seperti sekarang. Abangnya itu tidak pernah pergi tanpa ijin darinya, dan selalu memastikan Nadila aman. Dia juga tidak pernah mengabaikan pesan Nadila hingga berjam-jam, membuat Nadila menunggu,  apalagi melepas Nadila dengan orang lain. Arga termasuk dalam golongan cowok over protektif, bukan hanya dengan Nadila dan Nabila bahkan sama Triana yang hanya sepupunya. Tapi Arga yang sekarang jauh sekali dengan Arga yang dulu, apa mungkin ini ada hubungannya dengan kepergian Nabila?

Tadi malam Arga bilang kalau dirinya akan pergi ke bandung bersama teman-temannya, Nadila melarang beralasan orang tuanya sedang tidak ada dirumah. Tapi Arga tetep keukeh dan bilang kalau mau nyuruh Antares untuk menemaninya hari ini, dan tentu saja Nadila menolaknya ia tidak mau berinteraksi dengan Antares, walau hanya bertatap muka, hal itu menghambat Nadila untuk melupakam cowok itu.

Pada akhirnya, Arga benar-benar pergi dan menyuruh Antares untuk menjaganya. Entah mengapa itu membuat Nadila kecewa, kecewa karna Arga lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya. Adiknya sendiri.

"Dil, ganti pakaiannya." suruh Antares tiba-tiba membuat Nadila tersadar dari lamunannya.

"Pinjem handphone," bukannya menuruti perintah Antares Nadila malah mengulurkan tangannya meminta handphone Antares.

"Untuk apa?"

"Nelfon bang Arga."

"Kenapa engga make hape lo?"

"ck, nomor gue di blokir pasti sama dia. Sini pinjem! Yailah kalo takut pulsanya abis nanti--"

"Nihhhh!!! Bawelnya Nadila Aletta." ketus Antares memberikan ponselnya kepada Nadila.

"Ganti baju!!" lanjut Antares terdengar seperti bentakan. Nadila mendengarnya mendengus, tapi ia langsung berbalik badan untuk kembali ke kamarnya.

Setelah ganti baju, Nadila turun kembali ke ruang tamu dengan dua handphone yang sekarang ada di genggamannya. Sebenarnya tadi Nadila ingin menelfon Arga di kamarnya tapi handphone Antares di kunci menggunakan sandi yang membuat Nadila mau tidak mau turun kembali untuk menanyakan kata sandi pada pemilik handphone tersebut.

YOUR MY SUNSHINE [Lengkap]✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن