extrapart.

491 51 12
                                    

"Oke terakhir yaa, one two....."

Ckrekkkk.

Nadila membuang napas lega ketika pemotretannya akhirnya selesai. Ia dengan gaun yang dikenakannya berjalan ke arah ruang ganti, ada sekitar tiga orang penata busana yang mengikuti Nadila untuk membantu melepaskan pakaian dan aksesoris yang ia kenakan.

Selesai itu Nadila duduk di sofa ruang istirahat, untuk menunggu seseorang menjemputnya sambil memainkan handphonenya.

Sudah enam tahun berlalu setelah kejadian tragis itu terjadi. Kini Nadila sudah berusia dua puluh tiga tahun, Nadila sudah tambah dewasa dan tambah cantik tentunya. Kehilangan Papanya membuat Nadila terpukul tentunya, jika ditanya apakah Nadila ikhlas? Ia ikhlas tapi terkadang masih tidak percaya jika selama enam tahun ini Nadila hidup tanpa seorang Papa di sampingnya.

Setahun kepergian sang Papa, Tyas—Mamanya memilih tinggal di tanah kelahirannya London bersama Arga. Mereka berdua selama lima tahun tinggal di sana bisa dihitung dengan jari pulang ke Indonesia, bahkan bisa setahun mereka tidak pulang. Nadila mengerti kalau berat untuk Mamanya pulang ke sini karna semua kenangan bersama Papa dari indah maupun buruk berada di negara ini. Kalau Nadila sedang kangen paling Nadila yang nyusul ke sana.

Jika ada yang bertanya kini Nadila tinggal bersama siapa jawabannya, sendiri tidak dirumah eyang ataupun om Sam. Nadila kembali tinggal di rumah lamanya bersama adik-adiknya Nabila. Ia tidur dikamar Nabila, karena sudah tidak ada space lagi untuk Nadila disana dan hanya kamar Nabila yang dikosongkan sejak awal. Jika ada yang bertanya lagi kenapa tidak tinggal di apartemen, ya karna Nadila butuh teman, Nadila butuh orang-orang yang menyenangkan seperti adik-adiknya Nabila yang ada di rumahnya ini untuk sedikit membuatnya lupa dengan kepergian Papanya.

Semenjak kejadian enam tahun yang lalu itu, Nadila sudah tidak lagi percaya dengan orang yang disebut sahabat. Bahkan Nadila sedikit menjauh dari Liza karena saking tidak percayanya. Semua orang bisa melakukan apapun, jika sudah ada rasa dendam dalam dirinya sedekat apapun kita sama orang itu mereka tidak akan mikir maupun kita sahabat atau saudara sekalipun.

Enam tahun ditinggal Papa, lima tahun Mamanya dan abangnya memutuskan tinggal di London dan yaps Nadila ditinggal sendirian ditahan air tidak membuat Nadila putus semangat walau kadang pikiran-pikiran aneh datang di otaknya. Walau jauh Tyas selalu kontrol Nadila lewat chat maupun video call, tentunya Arga yang super protektif itu melakukan hal yang sama bahkan jika Nadila sakit pasti setiap menit cowok itu menelfonnya.

Sekarang Nadila bukan hanya model, gadis— ups wanita itu sekarang sudah menjadi artis terkenal di Indonesia bahkan meranjak ke luar negeri.

"Heh bayi plankton!" seru seorang lelaki membuat Nadila mengangkat kepalanya.

Oh iya, kalian tidak lupa bukan dengan ketua OSIS super duper galak ini? Betul Antares. Nadila masih bersama cowok ini, tidak ada yang percaya bukan? Ya walau setiap detik ada aja bahan buat ributnya.

"Capek." rengek Nadila.

"Yaudah ayo istirahat di mobil." ajak Antares.

"Gendong."

"Ngadi-ngadi aja nih anak, ga usah nyusahin." ucap Antares ketua lalu pergi meninggalkan Nadila yang langsung memajukan bibirnya.

"Ga ada romantis-romantisnya Acan punya cowok, heran."

Sampai Mobil, Nadila masuk lalu menutup pintu dengan keras. Antares yang sedang memakai seat belt terkejut bukan main dan langsung menoleh ke arah Nadila sinis.

"Mobil gua rusak tolol, belinya make uang nih."

"Siapa bilang make daon."

"Dih? sekali lagi banting-banting pintu mobil gue liat aja lo."

YOUR MY SUNSHINE [Lengkap]✓Where stories live. Discover now