Bagian 30.

553 67 13
                                    

"Ahhh udah gue duga," desah Nabila sudah menebak kalau hal ini akan terjadi.

Ada sekitar 5 orang yang datang, 4 orang menyodorkan pistol ke arah Nabila, Raka, Hadi dan orang-orang suruhan Raka. 1 orang lagi yang sangat Nabila kenal siapa orang itu sedang melepaskan ikatan Nazwa dan kawan-kawan.

Dengan gerakan pelan hampir tak terlihat, Nabila menggeserkan tubuhnya mendekat ke anak buah Raka yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan dirinya. lalu dengan tangan masih diangkat ke atas Nabila menoleh sedikit ke kanan untuk berbisik ke anak buah Raka itu.

"Gue bakal alihin perhatian mereka, lo sembunyiin dia, jangan sampe orang itu liat dia di sini." perintah Nabila pelan yang langsung di patuhi oleh orang bertubuh kekar itu.

Pandangan Nabila menyapu bersih ruang tamu, mencari objek yang bisa membuat perhatian orang-orang sedang menyodorkan pistol ini teralihkan. Bola mata Nabila berhenti ke suatu benda yang sepertinya bisa mengalihkan perhatian orang-orang tersebut.

Tangan kanan Nabila perlahan turun untuk mengambil pistol miliknya yang ia taro di belakang bajunya. ketika sudah ada ditangannya, Nabila tidak langsung bergerak ia melirik Raka yang sedang menggelengkan kepalanya. tapi bukan Nabila namanya yang nurut dengan hanya gelengan kepala.

Dengan gerakan sangat cepat, Nabila langsung menarik pelatuk dan mengarahkan ke orang-orang itu terlebih dahulu. Mereka di pihak lawan terkejut dengan aksi tiba-tiba Nabila, dan detik selanjutnya Nabila menambahkan keterkejutannya dengan menembakan alat pemadam kebakaran membuat satu ruangan ini penuh dengan asap putih.

Orang suruhan Raka berlari ke arah Hadi dan menyembunyikannya dibelakang tubuh kekar orang itu, Nabila sendiri berlari ke arah pintu dan mengunci pintu tersebut membuat semua orang terperangkap di ruang tamu.

"GIMANA? WAHHHH PERMAINAN YANG SANGAT SERU." seru Nabila.

Dalam keadaan seperti ini, tidak ada yang bisa melihat dimana posisi mereka masing-masing. Asap putih tebal ini menyembunyikan semua orang yang berada disini, termasuk Nabila. Semua orang hanya dapat mendengar seruan Nabila tanpa melihat gadis itu.

"Cewek gilaaa!!!!!" teriak Nazwa membalas seruan Nabila.

"mau yang tambah gila? Let's see."

Terdengar suara pintu terkunci, dan lemparan kunci membuat semua orang terkecuali Nabila panik seketika. Pintu balkon yang kini Nabila kunci.

"Nah kalo gini kan kita bisa mati rame-rame, ga akan ada lagi acara ingin membunuh satu sama lain. Bukan begitu tuan Anton?" ujar Nabila lagi.

"Laa, cukup disini bukan mereka aja yang mati tapi kita juga." seruan dari Raka yang sepertinya juga panik.

Hening. Seketika semua orang tidak bersuara entah ada yang pingsan atau yaa mati paling parah. Nabila masih pada posisinya menunggu seseorang mengeluarkan suaranya.

"Ternyata menjadi buronan adalah pilihan anda yaa Anton." suara Hadi terdengar membuat Nadila menarik ujung bibirnya.

"Ha-Hadi?" panggil Anton gagap, tidak menyangka jika ada Hadi disini.

"Buka pintu Balkonnya Bila, Papa mau liat muka dia."

Nabila bergeming.

"kak? buka pintu balkonnya."

Nabila masih diam tak menuruti perintah Papanya.

"Nabila Agatha Adya--"

Pintu balkon terbuka sebelum Hadi menyelesaikan ucapannya. Hadi sedikit terpaku ketika melihat Nabila tidak ingin dipanggil dengan nama belakangnya.

YOUR MY SUNSHINE [Lengkap]✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें