Bagian 27.

515 81 22
                                    

Seorang gadis sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya berhadapan dengan sang papa yang sedang melihat nilai hasil ujian akhir semester gadis itu. Tidak jarang  gadis itu berdoa di dalam hati agar nilainya dia atas rata-rata semua, jujur ia sendiri belum melihat hasil rapotnya karna tidak berani.

"Nadila." panggil Hadi dengan nada tegas membuat sang empunya nama meringis.

"apa pah? jelek ya nilainya?" tebak Nadila lemas sambil menundukan kepalanya.

Tidak ada sahutan dari Hadi membuat Nadila mengangkat kepalanya untuk melihat Papanya. Saat tatapannya bertemu dengan tatapan Hadi, Nadila langsung menghela napas. Wajah papanya tidak sama sekali menunjukan jika nilainya bagus, gagal deh dirinya untuk besok ikut menghadiri fasion week di Malaysia.

Nadila kembali menundukan kepalanya dengan wajah lesuh, tangannya memainkan bantal sofa. Mendengar kekehan dari sang Papa Nadila kembali mengangkat wajahnya, berbarengan dengan Hadi mengusap pucuk kepala Nadila.

"pass rata-rata. Kamu udah usaha agar ga ada yang dibawah kkm, kamu boleh ikut ke Malaysia." ujar Hadi dengan lembut.

"beneran Pa? seriuss? aku boleh ikut?"

"boleh sayang, ajak temenmu atau ga Antares untuk ikut Papa khawatir kalau kamu sendiri. Nanti Papa yang nanggung biayanya,"

"ASIKKK YESS, SAYANG PAPA!!" seru Nadila sambil memeluk Hadi.

"sayang kamu juga,"

"ga sayang Mama?" tanya Tyas yang baru saja datang dari dapur membawa sepiring buah semangka yang sudah dipotong-potong.

"Ngga." sahut Nadila dengan wajah meledek.

"okeyyy ga masalah, awas kamu minta ongkos buat pergi besok."

"aku punya uang di ATM wleee."

"Pinter sekarang yaa jawab orang tuanya."

"Ahhahaha iya iya sayang sama Mama juga kok, jangan cemburu gitu." Tyas melirik Nadila yang merentangkan tangan dengan sinis. "peluk ihh Maa,"

"ohh minta peluk."

Tyas memeluk putrinya itu dengan gemas, sudah lama sekali mereka tidak bercanda seperti ini berlebih sejak kejadian Nabila menghilang. Sampai sekarang keluarganya tidak tau dimana Nabila berada, terakhir kali Nabila terlihat berada di Ausie, tapi tidak lama dari itu orang suruhan keluarga Adyatama tidak bisa menemukan Nabila lagi. Hadi tidak pernah menyerah untuk mencari keberadaan Nabila, bahkan jika senggang ia akan turun tangan jika ada laporan dari orang suruhannya dimana Nabila berada, tapi sayangnya mereka selalu salah orang membuat Hadi sedikit kewalahan.

"jadi besok berangkat jam berapa kmu?" tanya Tyas pada Nadila.

"Malem Ma, jam 8." Tyas mengangguk mengerti.

Suara bell rumah terdengar membuat Hadi, Tyas dan Nadila sendiri menoleh kebelakang dimana pintu rumahnya berada.

"Ares." tebak mereka berbarengan membuat gelak tawa memenuhi ruang tamu.

"hahaha sana liat siapa Dil," suruh Hadi yang langsung dipatuhi oleh Nadila.

Saat membuka pintu dan tau jika benar Antares yang datang, Nadila tertawa lagi. Yaampun kebiasaan Antares membuat semua orang rumah apal.

"ngapa lo ketawa?" tanya Antares bingung.

"ngga hahaha."

"dih ga jelas lo! nihh seblak pedes asin ga pakai sayuran kerupuknya dikit kuahnya banyakin." ucap Antares dengan tangan kanannya menyodorkan plastik berisi seblak.

YOUR MY SUNSHINE [Lengkap]✓Where stories live. Discover now