Bagian 21 : You Know✨

56 5 2
                                    

Sudah kurang lebih dua minggu keadaan masih sama. Namun, anehnya Devara belum dikeluarkan dari sekolah atas kasusnya. Kepala sekolah seakan masih melindunginya. Tapi, beberapa siswa-siswi sudah menganggapnya sampah. Hampir setiap hari ia dilempari sampah, dicaci, dan disuruh untuk menjauhi Panca.

Tivanka dan Ravi masih belum menegurnya, Devara mengerti kalau mereka malu. Dan selama ini, ia selalu membiasakan diri untuk baik-baik saja dirumah. Ia tidak ingin menambah beban pikiran Devan. Laki-laki itu sudah mati-matian membahagiakannya selama ini.

Tentang Panca, laki-laki baik itu selalu menemaninya juga belakangannya ini,dan, kami resmi berpacaran.

Panca yang duduk dengannya, menemaninya kekantin, bahkan yang selalu membelanya.

"Ngelamun mulu." Tegur Panca, "Fokus dong makannya, jangan dianggurin."

Devara kembali menghangat dengan perlakuan Panca dan tersenyum, "Ca, kamu gak malu punya pacar kaya aku kan?"

Panca mengehentikan makannya, menatap gadis di depannya ini, "Enggak akan Ara, kamu gausah dengerin mereka lagi deh. Aku udah pernah bilang kan."

Sekarang mereka sedang makan siang, namun tidak di kantin melainkan di taman belakang. Panca merasa, Devara akan semakin stress jika harus makan di kantin dengan cacian serta makian yang sangat pedas dari teman-teman sekolah mereka. Ia hanya tidak mau mental Devara terganggu.

Panca memperhatikan Devara yang sedang mengunyah pisangnya, "Ra, Devan udah tau?"

Devara menggeleng, "Gue belum ada niat, lagian gue gak hamil."

"Kalau lo hamil?"

"Gue gak bakal biarin itu terjadi Ca, masalah Devan, gue bakal tanggung akibatnya sendiri."

•••

Sepulang sekolah tadi Devara sempat membeli tespack, entah dorongan dari mana ia ingin mengecek saja. Ia mulai curiga dari ia tidak mendapat tamu bulanan selama satu minggu. Tapi untungnya ia tidak mual-mual, itu masih aman.

Sesampainya di gerbang, ia sempat melihat Davin yang memperhatikannya dari rumah sebelah, namun ia tidak memperdulikan itu. Ia masuk kerumah, mendapati Devan yang berada di depan tv, sambil memakan snacknya.

"Aciee, udah sama Panca lo kan." Ledek Devan.

"Ck, apaansi. Urusin diri lo tuh, jangan sampe gue lebih dulu nikah dari pada lo."

Devan memasang wajah kesalnya, apa salahnya jika ia ingin fokus mencari uang dan membahagiakan adik nakalnya dulu.

"Omongan itu doa, gue botakin lo ya."

Devara melepas sepatunya dan tertawa, "Hahaha, iya engga. Udah ye, gue keatas dulu baru masak."

"Iye cepet, gue laper."

Inilah kebiasaan Devan, kakaknya tidak pernah mau nge delivery karna ucapnya, masakan Devara dan ibunya lah yang paling enak. Jadi, setiap pagi, Devara sudah stand by di dapur untuk memasakan sarapan dan makan siang Devan. Dan ketika pulang sekolah, ia lanjut membuat dinner untuk kakak tersayangnya itu.

Ketika di kamar, Devara mengganti seragamnya dengan baju santai dan tak lupa mencuci wajahnya. Lalu kembali turun, untuk memasakkan Devan sesuatu.

"Mau apa lo?" Tanyanya saat sudah di dapur, Devan terlihat sedang berfikir.

"Eh, gue mau carbonara deh."

Devara mengangguk, membuka kulkas dan mengambil susu full cream. Kemudian menyiapkan bahan lainnya seperti Pasta, Bawang putih, Tepung Maizena,Sosis, Keju Melted,dan sedikit garam.

Pertama ia merebus Pasta hingga masak. Lalu ia mencincang dua siung bawang putih hingga halus. Selanjutnya ia mentumis bawang putih hingga harum,memasukan potongan sosis. Jika sudah harum ia memasukan susu fullcream sesuai takaran hingga mendidih, jika sudah tinggal masukan pasta perlahan lalu tepung maizena yang sudah di beri air, terakhir keju.

(Aku kasih resep sekalian ㅋㅋㅋㅋㅋㅋ)

"Harum banget." Devan yang sudah muncul dibelakang Devara sembari menghirup Pasta Carbonara yang sudah Devara sajikan di piring.

"Ck, duduk bener-bener dulu." Perintah Devara, Devan menurut lalu duduk di meja makan. "Mau pedes ga?" Tanya Devara, Devan mengangguk.

Devara dengan pelan menaruh pirih berisi Carbonara itu di depan Devan, Devara kemudian menghirup pelan aroma Carbonara itu, tunggu--

"Hoekk...." Rasanya Devara ingin muntah saat mencium aroma sedap itu, apa yang salah? Devara berlari ke kamarnya. Perutnya sangat mulas sekarang.

Sedangkan Devan yang kebingungan itu sedikit mencicipi Carbonara milik adiknya, dan menurutnya itu sangat nikmat. Apa yang membuat adiknya mual begitu?

"Hoek...shh...gaenak banget." Devara memijit pelipisnya,sedikit pusing. Ia sedang duduk di depan wastafel, ia memuntahkan semua isi perutnya. Ah--ia memikirkan sesuatu,jangan sampai itu terjadi.

"Raa! buka pintu! lo sakit apa!" Devan diluar sana sudah meronta-ronta minta di bukakan pintu, tangannya terus saja menggedor-gedor pintu kamar Devara.

Sedangkan di dalam kamar, Devara tidak menghiraukan kakaknya dulu,ia sedang mencari sesuatu.

"Mana sih tespack nya." Devara membongkar semua isi tasnya hingga ia mendapatkan benda kecil itu dan membawanya ke kamar mandi.

Sampainya disana ia langsung mencobanya, dan menaruh beda persegi panjang itu di air seninya.

Devara menutup matanya, berharap apa yang ia inginkan terjadi. Ia membuka matanya perlahan dan melihat hasilnya.

Bersamaan dengan itu pintu kamar mandi terbuka paksa oleh Devan. Baiklah, Devan akan mengetahuinya sekarang. Devan menatapnya tidak percaya dengan apa yang Devara pegang sekarang. Devara kembali menangis, satu tangannya memegang dadanya yang sesak. Ia menangis sangat kencang, hingga suara tangisannya bergema di kamar mandi.

Devan menatapnya lirih, kemudian berjongkok dan memeluk adiknya, "Siapa Ra? jujur sama gue, gue mohon."

Hasilnya Positif.

Hancur sudah masa depannya.

"Van,hiks..gue gugurin aja van, gue gamau."

"Ra, itu titipan tuhan. Lo gaboleh egois kaya gini." Devan memeluk erat adiknya, ia bahkan tidak tahu sama sekali masalahnya.

Sekarang,bahkan detik ini, ia merasa gagal menjadi kakak. Bahkan gagal menjaga adiknya.  Devan merasa hatinya teriris melihat adiknya yang begitu terpuruk sekarang. Air matanya lolos begitu saja, ia kembali memeluk adiknya, memeluk sayang adiknya.

"Maafin gue, gue ga becus jaga lo." Ucapnya lirih di sela tangisannya yang hampir tidak terdengar itu.

TBC

About The Past✓ [Kim Rowoon]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें