Bagian 13 : Confuse✨

66 8 0
                                    

"Pak, hukumannya gabisa yang lain ya pak? jorok banget si pak kudu bersiin toliet yang harumnya maca--"

Pak Jaehyun langsung menyetopkan pembicaraan panjang Devara dengan meletakan jari telunjuknya di depan mulutnya.

"Maaf pak, saya telat." Suara berat itu membuat Devara melihat kesamping, sama seperti dirinya, Davin juga baru saja mengelilingi lapangan.

Devara bisa melihat kemeja putih yang dipakai Davin sudah setengah basah akibat keringat, kancing kemejanya pun sengaja dibuka 2 dari atas. Rambut laki-laki itu juga sudah basah, sambil menenteng tas di salah satu bahunya.

dua kali di hukum coy,bayangin aja!

"Berapa kali kamu keliling lapangan?" Tanya pak Jaehyun.

"Lima kali pak." Jawab Davin jujur.

Guru muda dengan blasteran Korea-Indonesia itu mengangguk dan kembali melihat Devara.

"Kamu berdua,bersihin toilet guru saja. Saya kasih kemudahan kan Devara?"

"Pak, ga takut menimbulkan jinah pak beduaan sama laki-laki di toilet?mending saya--"

Lagi-lagi perkataan Devara dengan cepat di potong oleh Pak Jaehyun.

"Jangan banyak alasan ya kamu, sebelum saya kawininin kamu Devara, cepat bersihkan."

Eh,buset banget ni guru. Mentang-mentang umurnya emang masih 20-an kan gaboleh ganjen ama murid sendiri!

Dengan malas Devara mengambil tasnya dan berjalan gontai menuju kamar mandi guru, tidak sekotor kamar mandi milik siswa-siswi emang, tapi kan tetap saja kotor.

Devara mencoba tidak memperdulikan dimana keberadaan Davin. Ia mulai mengambil alat-alat pembersih yang memang disediakan di balik pintu kamar mandi itu. Ah, coba saja ada Panca.

"Lo duduk aja, biar gue yang bersiin."

Devara masih mengepel lantai, tanpa menoleh. "Gausah norak, kita sama-sama dihukum, bukan lo doang."

"Bukan norak, gue sebagai laki-laki kuat cuman mau bantu." Tukas Davin cepat.

Devara berdecih, menghentikan aksinya. Menyenderkan punggungnya di dinding kamar mandi, menatap Davin yang sama halnya dengan dirinya, mengepel lantai.

"Davin." Panggilnya dengan nada yang sedikit serius, ia hanya ingin memastikan, apa yang melupakan Davin melupakannya.

"Hm."

"Lo beneran ga ingat gue?" Pertanyaan yang menyakitkan memang, namun, ia cukup kuat untuk tidak menangis saat ini.

"Lo Devara kan? kenapa?"

"Lo ingat gue cuman sebagai mantan teman sebangku lo?itu doang?"

Davin terdiam, menghentikan kegiatannya. Menatap Devara dengan tatapan bingung. "Ada yang harus perlu gue ingat lagi?"

Hancur sudah, hancur harapannya selama ini. Hancur pendiriannya untuk tidak menangis, maaf tapi ia menangis, untuk seorang yang brengsek.

Bulir-bulir di matanya sudah menumpuk, satu kali kedipan mata, air matanya pasti akan terjatuh. Namun yang ia lakukan sekarang adalah, memaksakan senyumnya.

"Hahaha, gada vin. Gaperlu ingat gue siapa, udah cukup kayaknya kemarin lo ninggalin gue. Kembali, dengan lo lupain gue, lo bukan Davin yang gue kenal lagi." Setelah mengatakan itu, dengan cepat Devara membereskan peralatannya dan meninggalkan Davin sendiri disana.

Laki-laki itu masih mencerna apa yang tadi dikatakan gadis itu, apa maksudnya? kepalanya sejenak terasa sakit kembali, sakit yang sudah lama tidak dirasakan sekarang kembali. Ia memegang kepalanya, satu tangan lainnya menumpu tembok untuk menopang tubuhnya yang lemas.

"Ashhhh." Ringisnya pelan, memejamkan matanya. Meredakan sakitnya, beberapa potongan memori terlintas dikepalanya.

Kenapa ada Devara yang tertawa lepas?

Siapa Devara?

Apa Davin sudah lama mengenalnya?

TBC

Pak Ahn Jaehyun (28)

Pak  Ahn Jaehyun (28)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
About The Past✓ [Kim Rowoon]Where stories live. Discover now