Bagian 15 : Crazy Devan✨

82 6 4
                                    

Hari ini adalah hari minggu, hari yang tepat untuk jogging atau bersepeda fikir Devara. Lagipula, jika ia harus berdiam diri dikamar seharian dengan beberapa cemilan yang terus memasuki perutnya, itu juga tidak akan sehat. Apalagi ia harus menonton drakor yang tidak ada habisnya,huh. Mending ia harus melakukan hal yang sehat.

06.00

Devara segera bersiap-siap, mulai dari mandi dan mengganti baju. Ia memakai outfit senada, berwarna putih. Joger putih, kaos polos putih,dan sepatu putih. Devara bersiap untuk kebawah untuk sarapan, sampainya ia di dapur, ia melihat Devan yang tengah asik makan roti tawar dengan susu yang sudah tersedia ditangannya.

Melihat kehadirannya, Devan mengangkat kepala, meneliti Devara dari atas sampai bawah dengan tatapan bertanya nya, tidak seperti biasanya adiknya pagi-pagi ingin jalan. Biasanya anak itu hanya berdiam diri di kamar seharian jika hari weekend seperti ini.

"Mau kemana?cari pentolan lo pagi-pagi gini?" Tanya Devan, lagian sudah liat outfit nya Devara begini masih nanya?

"Hah?Ohh. Gue mau cari om-om biasa, Kekurangan duit gue lagian." Jawabnya bercanda, Devan melotot. Melemparkan roti yang sisa setengah tadi kearah Devara, untungnya meleset.

Devara terkekeh,mengambil roti yang tadi Devan lempar dan membuangnya ke tempat sampah lalu ikut mendudukan diri disamping kakaknya, lalu ikut mencomot roti milik Devan.

"Lagian serius amat lu susanto, gue mau joging bego."

"Sekarang?"

"Iye, nape?mau ikut lo?"

"Sepedaan bareng yok, lagi pengen juga gue." Ucapnya lalu meneguk habis susunya, lelaki itu kembali ke kamar untuk berganti pakaian.

Devara diam saja, lebih bagus kalau berdua. Kalau sendirian juga kayaknya dia akan lebih terlihat seperti jomblo. Devara mulai memakan rotinya habis, dan selesai itu ia pun membawa susu kotak dari kulkasnya, untuk minum jika haus saja.

Devan kembali turun, Devara melihatnya dengan tatapan aneh. Pasalnya lelaki itu menyamakan outfit mereka berdua. Entar dikatain pacaran beneran kan ga lucu?

"Nape?gue ganteng?mkz." Ucap Devan sembari mengibaskan rambutnya, percaya diri sekali lelaki tidak tampan didepannya ini.

"Cih. Dahlah oncom, ayok sepedaan."

•••

"Anjing capek juga bawa lo, berat bangsat. Gantian ga?"

Bodoh sekali mempunyai saudara laki-laki seperti Devan. Dari komplek perumahan yang luasnya ngalah-ngalahin rumahnya selena gomez, Devara disuruh membonceng Devan yang tingginya melebihi tiang listrik didepan rumah.

Sekarang sudah sampai taman, dan Devan tidak mau gantian, keenakan sekali bagong satu itu.

"Snap dulu by, biar dikira punya pacar."

"Gantian atau gue buat malu lo disini,mumpung rame pan."

Devan langsung turun dari kursi dibelakang dan menggantikan posisi Devara. Melihat itu, Devara tentu saja tersenyum puas. Bebas sudah ia dari siksaan menggenjot-- sepeda yang ditumpangi karung beras 50kg.

"Ra,Ra. Liat kursi disana deh, mantan lo bukan?"

"Anjing."

Devan menghadap kebelakang dan melihat betapa kesalnya wajah adiknya, "Tapi dia manusia."

"Gue gak punya mantan sorry."

Ide jahil Devan pun terlintas, dengan pelan ia membawa sepedanya menuju tempat yang diduduki Davin. Devan tau kalau Davin lupa ingatan-- sepertinnya. Ia hanya ingin membuktikan, laki-laki itu benar-benar lupa ingatan atau hanya ingin lari dari masalah.

"Mau kemana anjir, gue gampar beneran lo pan. Sialann!"

"Sini, drama dulu kita."

Devan memarkirkan sepedanya tepat di tengah-tengah kursi yang tersedia di taman. Seperti pembatas antara kursi Davin dan kursi mereka berdua. Lelaki itu tenang, sedang mendengarkan lagu dari earphonenya sembari memejamkan mata.

Devan sudah duduk di kursi taman, Devara masih berdiri dengan wajah kesalnya menatap Devan.

"Cari mati emang lo sama gue."

"Sayangggg, sini duduk samping aku siniii." Intonasi yang Devan keluarkan sengaja di tinggikan, agar Davin bisa mendengar suaramya tentu saja.

Devara menatap Devan tak percaya,shock. Gila!

Karna tidak ingin semakin malu, Devara menurut. Ia mendudukan dirinya disamping Devan, sengaja agak menjauhkan dirinya, bisa stress dirinya. Devan dengan lembut namun penuh paksaan menarik gadis itu agar lebih dekat dengannya, kemudian merangkul bahunya possesive. Devan terkekeh melihat pergerakan kursi tetangga, sepertinya menyadari ada hal ganjil di dekatnya.

Devara melepaskan rangkulannya, merasa geli dengan Devan yang tiba-tiba kehilangan kewarasannya. "Gue ceburin ke kolam ikan piranha lo anjing, demi gue ni." Ujarnya sambil menatap tajam kakaknya.

"Kamu kok kasar sih sama aku, jahat banget." Devan mempoutkan bibirnya, membuat tetangga semakin penasaran, Davin terlihat mendengarkan mereka.

Ohhh, mau liat gue ngalay lo pan?oke.

Devara mendekat,memeluk pinggang Devan sambil menyandarkan kepalanya di bahu Devan. Kemudian tersenyum puas melihat Davin yang terlihat risih dengan mereka berdua.

"Maaf ya sayang, sini aku cium duluu," Devara berparodi memonyongkan bibirnya untuk mencium Devan, namun selanjutnya adalah mereka berdua menyaksikan Davin yang beranjak dari kursinya.

Sedikit terdengar menghentakan kakinya kesal.

"Geli bangetsi liat pacarannya anak jaman sekarang." lirihnya pelan, namun masih dapat terdengar jelas di telinga keduanya.

Devara melepaskan pelukannya dari Devan, berbeda dengan Devan, lelaki itu sedang tertawa terbahak-bahak. Puas dengan drama yang ia mainkan barusan, ia yakin. Davin tidaklah lupa total. Lelaki itu terlihat cemburu. Jelaskan? sudah jelas.

"Nyebelin lo bangsat."

Devan masih meredakan tawanya, "uwuuuu bebiii, sini sayang peluk sayanggg."

"Najis."

TBC

semangat ya puasanya besok, eh besok atau hari ini sih? pokoknya semangat puasanya!

About The Past✓ [Kim Rowoon]Where stories live. Discover now