°• BAGIAN KETIGAPULUHDELAPAN •°

263 31 0
                                    

🌷PRINSIP PENULIS : MENULIS MERUPAKAN KEBUTUHAN, SEDANGKAN VOTE DAN KOMEN ADALAH BONUS

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌷PRINSIP PENULIS : MENULIS MERUPAKAN KEBUTUHAN, SEDANGKAN VOTE DAN KOMEN ADALAH BONUS. TERIMA KASIH BONUSNYA❤️🌷

[BAGIAN 38-54 SEDANG DIREVISI]

"Ingin dekat dengan seseorang, bukan juga berarti punya perasaan lebih."

-Hera Alagna-

|~•~•~•~•~|

Arshel segera mengeratkan jaket karena suhu dingin yang semakin menggila, jari-jemarinya saling menggenggam pertanda kekhawatiran itu tak dapat lagi tertahankan, kedua sudut bibir Arshel terlipat ke dalam kala Danu mengangguk dengan pertanyaan tak menyenangkan yang baru saja terlontarkan.

Di luar semakin gelap saja, sedangkan Hera, gadis itu seperti sibuk sendiri semenjak Arshel dan Danu datang dan asyik berbincang, Hera kira tidak terlalu enak juga ketika ada seseorang yang datang ke rumahnya dan ia hanya diam tanpa menyuguhkan sesuatu. Tahulah bagaimana warga Indonesia, tamu adalah raja.

"Hati-hati," pinta Arshel pada Hera yang hendak menghampirinya.

Sekarang, di depan Arshel dan Danu sudah tersedia sebuah camilan dan minuman dingin yang baru saja diletakkan Hera. Semua orang yakin pasti awalnya, Arshel ataupun Danu sudah memerintahkan Hera untuk diam ditempat, namun pemilik kepala batu itu tetap saja kekeuh, yah, beginilah jadinya. Gadis itu duduk di samping Arshel sembari mencoba mengatur posisi lututnya, sedikit kesakitan karena sedari tadi dibuat bergerak. Selesai.

"Kalau itu ada hubungannya sama lo, dan bentuk ancamannya adalah agar Hera jauhi lo, bisa jadi ngga, sih ... kalau dalangnya cewek?" Arshel bertanya-tanya, memutar otak hingga suhu dingin di dalam rumah Hera tak lagi terasa menusuk, sebab tak ada apa-apanya jika dibanding dengan otaknya yang memanas.

"Lo lupa kalau anak itu juga benci ama kita?" Balas Danu. "Dia punya maksud lain."

"Kalau tujuannya cuman mau balas dendam ... Kenapa nggak ke kitanya langsung? Kenapa harus Hera yang kena? Rio nggak akan seberlebihan ini kali kalau nggak ada yang nyuruh," tampik Arshel segera.

Danu mengangguk setuju. Pasalnya, ini bukan pertama kali dirinya mendapatkan ancaman atau hal-hal bodoh yang ia terima dari seorang Rio, jadi ia sedikit ragu ketika permasalahan ini hanya ditujukan pada Hera saja. Jika begitu ... Danu ikut memeras otak, mencoba mencari tahu siapa orang yang kira-kira dapat dicurigainya.

Begitu pula dengan Hera, ia juga ikut berpikir, memangnya siapa yang bisa ia curigai? Disekitarnya terlihat normal dan berjalan seperti biasa, Hera kira bukan dari kawan-kawannya.

"Yang pasti bukan Ruby ..." Lirih Danu.

Hera dan Arshel seketika mengangguk.

"Nggak mungkin juga kalau dalangnya cowok, nyuruh orang demi dapetin apa yang dia mau ... Cuma cowok pengecut keknya yang ngelakuin itu," gumam Arshel.

A R S H E R AWhere stories live. Discover now