00.09

432 101 56
                                    

Kalian baca ini jam berapa?

Ayoo ayoo ramaikan!!



***

"Papa lembur?"

"…"

"Kenapa belum pulang?"

"…"

"Oh, kalau gitu Yuqi masak yang banyak ya?"

"…"

"Iya."

Yuqi memutuskan sambungan teleponnya. Cewek itu segera naik keatas mengambil hoodie dan dompetnya. Bersiap pergi ke supermarket di depan.

Setelah memastikan semuanya sudah terkunci, barulah Yuqi berjalan ke supermarket yang ada di depan kompleks.

Cewek yang mengenakan hoodie abu-abunya itu kini mengambil troli dan mendorongnya menuju rak bagian bahan makanan. Mengambil beberapa sayuran dan daging untuk diletakkan ke dalam troli setelah sebelumnya meneliti tanggal kadaluarsanya. Kemudian mendorongnya menuju rak lain.

Yuqi mendorong trolinya menuju kasir ketika sudah memastikan bahan makanan yang dibelinya cukup.

Kasirnya penuh. Mau nggak mau Yuqi harus mengantri karena papanya selalu mengatakan budayakan antri dan utamakan orang yang lebih tua.

Yuqi segera mengeluarkan barang-barang yang akan dibelinya begitu sampai pada gilirannya. Cewek itu mengambil uang di dompetnya sambil menunggu barang belanjaannya.

"Semuanya seratus tujuh puluh lima ribu," kata mbak penjaga kasir.

Buru-buru Yuqi memberikan uangnya yang pas karena tadi dia sudah menghitungnya dan menerima kantong plastik berisi bahan makanan yang dibelinya.Cewek itu segera melangkahkan kakinya keluar.

Yuqi berjalan di trotoar sambil bersenandung pelan lagu yang disukainya. Getaran pelan di perutnya membuat Yuqi segera merogoh saku hoodie-nya yang ada di depan perut untuk mengambil hapenya.

1 pesan masuk dari WhatsApp nya. Yuqi mengetuknya untuk melihat.

Lucas : gue liat elo

Yuqi mengernyit. Segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling berusaha mencari. Hapenya bergetar lagi.

Lucas : gak usah nyari gue

Yuqi mencibir pelan, "dih siapa coba yang nyari elo. Gue nyari bintang kali."

Yuqi mengeluarkan kunci gerbangnya kemudian menarik gerbangnya agar terbuka dan kembali menutupnya serta menguncinya. Ia kembali mengeluarkan kunci dan membuka pintu rumahnya.

Keadaan rumah gelap karena tadi lampunya ia matikan. Suasananya sepi. Selalu saja seperti ini.

Yuqi beranjak ke dapur meletakkan belanjaannya di meja, menimbang-nimbang akan memasak apa.

Kemudian mengeluarkan bahan yang dibutuhkannya ke atas meja dan menaruh sisanya di lemari es. Setelahnya Yuqi segera memasak banyak makanan dan menghidangkannya di meja makan.

Ia menarik kursi di meja makan dan memainkan games di hapenya untuk mengusir rasa bosan menunggu papanya pulang.

Suara pintu terbuka membuat Yuqi meletakkan hapenya di atas meja dan segera menghampiri asal suara.

Cewek itu segera mengambil alih tas kerja yang dibawa papanya dengan senyum ceria, "Yuqi udah masak banyak pa. Papa langsung ke meja makan aja."

Papanya mengangguk, "kamu taruh tas papa dulu baru menyusul ke meja makan."

Yuqi mengangguk menuruti perintah papanya. Ia segera kembali dan menyusul ke meja makan.

Eh? Ada dua pria asing di meja makan menemani papanya. Apa dia teman papanya? Yuqi tadi nggak melihatnya.

Yuqi menarik kursi di dekat papanya dan duduk disana.

"Jadi ada yang mau saya bicarakan," pria yang kelihatannya seumuran dengan papa Yuqi angkat bicara.

Papa mengangguk, "sebaiknya kita makan dulu kemudian membicarakannya nanti."

Semuanya setuju. Ruang makan jadi hening. Yang terdengar hanyalah suara dentingan alat makan yang saling beradu.

Papa menjauhkan piringnya kemudian menatap pria di depannya serius, "apa yang akan Anda bicarakan?"

"Saya ingin menagih janji Anda," jawab pria di depan papa Yuqi dengan tenang.

Yuqi dan satu cowok yang kira-kira seumuran dengannya hanya diam menyimak.

Papa Yuqi agak terkejut, "bisa kita berbicara secara pribadi?" tanyanya yang langsung di setujui pria di depannya.

Papa Yuqi bangkit, "Yuqi kamu mengobrol dengan Dion dulu ya," kata papanya sebelum berjalan menuju ruang kerjanya yang diikuti pria asing yang nggak Yuqi kenal.

Cowok di depannya menghela nafas berat. Yuqi hanya meliriknya sebentar bingung ingin memulai obrolan.

"Gue Dion," katanya memperkenalkan diri dengan senyumnya yang manis.

Yuqi balas tersenyum, "Yuqi."

"Lo ada taman gak? Panas disini," Dion mengipasi dirinya dengan tangannya.

Yuqi bangkit, "ah, di depan ada ayunan, ngobrol disana aja biar nyaman," Yuqi berjalan ke depan dengan Dion yang mengekorinya.

Yuqi duduk di ayunan kayu yang ada di taman depan rumahnya. Sementara Dion berdiri di belakangnya mulai mengayunkan ayunannya.

"Lo kelas berapa?" Dion bertanya memecah keheningan yang terjadi.

"Sebelas."

"Sekolah dimana?" tanyanya lagi.

"Smart High School karena gue nggak mau sekolah di SMK."

"Oh kita sama, sama bokap gue disuruh masuk SMA biar ntar bisa nerusin karirnya di kedokteran," ucap Dion pelan.

Hening lagi.

"Dion, ayo," ajakan papa Dion membuat Dion menghentikan gerakannya mengayunkan ayunan.

Dion menurut mengikuti papanya setelah sebelumnya mengedipkan sebelah matanya ke arah Yuqi.

Yuqi tetap berdiri di depan gerbang setelah mobil papanya Dion mulai menjauh. Sementara papanya sudah masuk ke dalam lebih dulu.

Setelah mobil itu menghilang dari pandangannya, Yuqi membalikkan badannya memasuki rumah.







"Yuqi!"





Panass panass

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Panass panass... Dion Junaid numpang lewat

Huhuhu maap yaa buat yang nungguin cerita ini T_T
Aku lagi gaada kuota,,,,, lagi sibuk juga nyari loker
Aku double up deh biar pas hari Minggu ntar aku gausah apdet h3h3h

Yaudah itu aja deh, C U kalian!
Riz yang lagi batuk-batuk karena hawanya dingin
Quiriezt

Hi, Lucas!Where stories live. Discover now