00.05

606 134 75
                                    

"Yuk balik."

Yuqi menoleh ke samping, "eh?"

Lucas berdecak. Cowok itu menyugar rambutnya ke belakang, "banana cafe kan?"

Yuqi membulatkan mulutnya, "gue lupa," katanya menyengir, kemudian segera menyampirkan tasnya di pundak.

Lucas meraih tangan Yuqi dan menariknya keluar. Berjalan beriringan sepanjang koridor.

"Eum… Lucas," kata Yuqi pelan. Lucas menoleh, "apa?"

"Apa kita harus pegangan kayak gini?" Yuqi mengangkat tautan tangan mereka.

Lucas tersenyum, "hm biar mereka tau kalau gue udah ada yang gandeng."









***









"Mau pesen apa?"

Yuqi menggeleng, "nggak tau."

"Menu andalannya itu banana mini cake, ya namanya juga banana cafe jadi pasti pisang," kata Lucas.

Yuqi mengangguk, "ya udah itu aja, minumnya?"

"Terserah lo, ada banyak jus kopi susu teh, serba ada kali," kata Lucas asal.

Yuqi menggembungkan pipinya, sedikit bingung mau pesan apa karena dia masih baru jadi nggak pernah cobain. "Eh tapi gue laper."

Lucas mengangkat satu alisnya, "ya tinggal makan."

Yuqi kembali menggembungkan pipinya, dasar cowok di depannya ini nggak peka. Harusnya dia merekomendasikan makanan yang enak buat Yuqi makan.

Yuqi melihat-lihat buku menu di meja, dia bingung mau makan apa. "Hmm… kayaknya gue mie level dua, ayam crispy satu, banana mini cakes satu terus minumnya jus avokad aja deh."

"Udah? Itu doang?" Lucas masih menunduk bermain games di hapenya.

"Iya."

Lucas memause games nya dan menaruh hapenya di atas meja, kemudian bangkit ke counter untuk memesan.

Lucas kembali membawa pesanan mereka dan menaruhnya di meja. Yuqi terlihat antusias saat makanannya datang, sampai-sampai Lucas tersenyum tipis melihatnya.

Yuqi menarik piring mienya mendekat, kemudian segera memakannya. Lucas juga ikut makan mie ayamnya.

"AAAAAAA HUAAAHH PEDES BANGET AAAH!!!"

Lucas sampai hampir jatoh dari kursi saking kagetnya.

Yuqi menggelengkan kepalanya sudah hampir menangis, "huwaaaaa ini pedes banget!!"

Lucas mengambil jus avokad nya Yuqi dan menyodorkannya, menyuruh Yuqi untuk segera minum. Yuqi langsung menyedot jus avokad nya banyak-banyak sampai membuat Lucas terkikik geli.

Yuqi meletakkan gelas jusnya yang habis dengan sedikit keras. Cewek itu mengambil tissue di meja dan mengelap air matanya yang keluar.

Sementara itu, Lucas menarik piring berisi mie milik Yuqi dan menggantikannya dengan piring mie ayamnya.

Yuqi mengernyit bingung, "kenapa diganti?"

"Elo gak bisa makan pedes," jawab Lucas santai.

Yuqi memutar bola matanya, "iyaa, tapi kenapa harus diganti?"

Lucas mengangkat kedua bahunya, "punya gue gak pedes jadi kita tukeran aja."

Yuqi mengerucutkan bibirnya tapi menurut memakan mie ayamnya Lucas yang kini jadi miliknya.

"Eum… ngomong-ngomong soal guru privat.. elo maunya gimana?"

Lucas mendongak melihat Yuqi yang sedang memain-mainkan sumpitnya, "hm. Lo cocok banget jadi guru privat gue."

Yuqi mendongak, menggigit bibir, "lo mau kita belajar hari apa?"

"Gue gak suka belajar."

"Kas," Yuqi merengek.

Lucas menatap Yuqi tepat, "gue emang gak suka belajar, jadi pasti lo sia-sia kalau ngajarin gue."

Yuqi menggigit bibir, "kita taruhan gimana?" Lucas mengangkat satu alisnya.

"Besok ada ulangan matematika kata Bu Anita, kalau nilai lo lebih tinggi dari punya gue terserah lo maunya kita belajar hari apa aja. Dan itu berlaku sebaliknya," lanjutnya.

"Hm. Gue mau kita belajar seminggu sekali," Lucas memegang dagunya, berfikir.

Yuqi mendelik, "gak bisa gitu dong. Seenggaknya sehari lo belajar satu jam."

"Gue udah bilang kan kalau gue gak suka belajar," Lucas menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan jengah.

"Tapi hasilnya belum keluar, jadi kita tunggu aja hasilnya. Kalau gue menang, gue mau kita belajar tiga kali seminggu minimal atau bisa empat kali?" Yuqi mulai menghitung kemungkinan berapa hari mereka akan belajar bersama.

Lucas tersenyum miring, "Oh. Jadi lo pengen sering-sering ketemu gue?"

Yuqi melongo, cowok di depannya ini pede sekali dia. Yuqi segera mengubah ekspresinya menatap cowok itu sinis, "siapa juga yang pengen sering ketemuan sama lo? Kurang-kurangin dikit lah kadar kepedean lo."

Lucas tertawa, "wajar lah gue pede, kan gue ganteng jadi banyak yang pengen ketemu sama gue."

Yuqi menggelengkan kepalanya, menggigit ayam crispy nya kesal. Sedangkan Lucas dia sudah selesai makan dan sekarang lagi main games di hapenya.

"Udah? Nih minum," Lucas menyodorkan gelas jus tomatnya ke Yuqi. Yuqi sendiri langsung menerima gelas jus itu dan menyedotnya sampai habis.

Yuqi menyenderkan tubuhnya ke kursi dan memejamkan matanya.

"Udah?"

"Kenapa?" Yuqi membuka matanya.

"Ya balik lah," Lucas berdiri membuat Yuqi ikut berdiri juga. Mereka berjalan keluar ke parkiran.

Lucas membantu Yuqi menaiki motor besarnya, "mau pake jaket gue gak?" Tawarnya menunjuk jaket hitam yang ia pakai.

Yuqi menggeleng, "enggak deh," tolaknya.

"Ntar lo masuk angin, pake aja deh," Lucas melepas jaketnya kemudian turun dari motornya dan memakaikan jaketnya ke Yuqi.

"Ehh gue bisa sendiri kali," Yuqi agak gugup kalau Lucas kayak gini.

"Hm udah selesai kok," Lucas menggulung lengan jaketnya yang kebesaran kalau dipakai Yuqi. Setelahnya cowok itu menaiki motornya dan melajukannya ke perumahan cewek itu.

"Loh kok kesini?" Tanya Yuqi begitu melihat ini bukan jalan ke rumahnya.

"Lahh, emang ini bukan jalan ke rumah lo?"

"Kelewatan!!" Yuqi berteriak panik, tapi untungnya Lucas tetap tenang jadi dia nggak ngerem mendadak.

"Blok F kan?" Tanya Lucas tenang.

Yuqi menggeleng, "blok D."

"Mampir rumah gue mau? Sekalian gue kenalin ke nyokap jadi calon pacar."

Yuqi mendelik, langsung saja cewek imut itu menabok helm yang dipakai Lucas, membuatnya kesakitan sendiri. Lucas tersenyum tipis melihat ekspresi kesakitan Yuqi di spionnya.











***


Huhuhu maap baru punya kuota T_T
uang jajan ikut kelockdown jadinya harus hemat:')
Q

uiriezt

Hi, Lucas!Where stories live. Discover now