9| Teringat Kembali - TSS2

8.7K 705 88
                                    

Lausanne - Swiss

Malika, wanita itu duduk termenung di bangku sebuah taman seorang diri. Ditemani dengan sang surya yang mulai tenggelam. Wanita itu sibuk dengan fikirannya sendiri.

Di hari ini, hari yang tidak akan pernah Malika lupakan. Kanaya, putri kesayanganmya, buah hatinya dan penyemangat hidupnya mengalami kecelakaan dan mengalami koma hingga membuatnya pergi untuk selamanya dalam hidupnya.

Malika saat ini terlihat tegar, namun di dalam lubuk dalam hatinya wanita ini, wanita yang orang lain lihat ini adalah sosok wanita yang rapuh. Enggan melihatkan sisi sedihnya kepada orang lain.

Air matanya turun begitu saja tanpa diperintah, bayang bayang saat putri kecilnya itu kecelakaan dan dirinya tidak bisa berbuat apa apa.

Flashback On

"Sabar sayang ya." Ucap Malika, menggenggam tangan mungil putrinya itu memberi kekuatan.

"Bunda, Ayah mana?." Lirih Kanaya dengan mata yang sayup sayup.

"Sayang ada Bunda disini, Kanaya sabar ya." Ucap Malika tidak tahan dengan lirihan Kanaya.

"Bunda, Kanaya mau ketemu Ayah." Lirihnya lagi, "Kanaya, sayang sama Ayah," lanjutnya.

Malika mengangguk mengerti, "iya sayang, Ayah juga pasti sayang sama Kanaya. Kanaya yang kuat ya." Ucap Malika.

Kanaya tersenyum, seneng mendengar ucapan sang Bunda bahwa Ayahnya sangat menyayanginya. Tak lama senyuman itu berganti dengan rintihan, "Sa sa sakit."

Malika menggenggam erat tangan Kanaya, tidak kuasa mendengar rintihan putri kecilnya. Sedangkan Rina mencoba mengelus pundak Malika.

Malika memandang Rina dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya," udal Mal udah, Kanaya kuat kok. Kamu yang sabar," Ucap Rina memberi semangat sahabatnya.

Memandangi kembali Kanaya yang masih membuka matanya dengan sayu, "Kanaya harus kuat, Bunda yakin Kanaya bisa." Ucap Malika memberikan semangat kepada putrinya.

"Bunda, bilang sama Ayah. Kanaya kangen sama Ayah." Ucap Kanaya lirih.

Malika mengangguk, sedangkan mobil ambulance masih berjalan menuju ke rumah sakit. Mata Kanaya sudah sangat sayu, tidak kuat lagi untuk membuka mata.

"Sayang, buka terus mata kamu ya. Jangan tutup mata sayang." Ucap Malika dengan khawatir.

"Ka Ka Ka Kanaya nggak kuat Bunda, Kanaya ma mau tidur se se sebentar." Ucap kanaya dengan tertatih.

"Jangan sayang, lihat Bunda." Larang Malika, namun mata Kanaya sudah tertutup sempurna membuat Malika semangat khawatir, "Nay, buka mata kamu sayang." Malika menepuk pelan pipi Kanaya. Namun mata Kanaya tidak terbuka sama sekali membuat Malika menangis khawatir. Sedangkan Rina mencoba menguatkan sahabatnya ini dengan cara memeluknya.

Flashback Off

Malika menghapus lagi air matanya, tidak kuat lagi bila mengingat kejadian itu. Putri kesayangannya yang kesakitan dan berbicara dengan nada yang sangat lirih.

"Nay, maafin Bunda." Ucap Malika sendiri.

"Bunda tahu, Bunda bukan Bunda yang baik buat Kanaya. Bunda nggak bisa jagain Kanaya." Tangis Malika pecah.

Namun tak selang beberapa lama, seorang duduk di sebelah Malika membuat Malika langsung menoleh ke arah seseorang tersebeut.

Menatap dengan tatapan terkejut melihat sosok pria dihadapannya ini, "Pak Hadimas?." Tanya Malika.

Hadimas hanya diam saja, mengulurkan sapu tangan miliknya dan kemudian diambil oleh Malika kemudian menghapus air mata yang ada di pipinya dengan sapu tangan itu.

Tak Seindah Surgamu 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang