31| Leo & Virgo - TSS2

4.6K 501 79
                                    

Maaf ya kalau ada typo, belum sempat di revisi soalnya, so happy reading kalian<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya kalau ada typo, belum sempat di revisi soalnya, so happy reading kalian<3

•••

"Panti asuhan ini, panti asuhan yang di bangun sama papa saya. Jadi kebanyakan yang bekerja di sini orang-orang Indonesia, dan anak-anak yang bukan berasal dari Indonesia juga sangat mahir berbicara bahasa Indonesia, contohnya Leo sama Virgo," jelas Hadimas sambil berjalan memasuki ke dalam rumah panti.

"Subhanallah, papa mas hebat banget ya."

"Gak perlu berlebihan juga memuji-muji pria itu, lebih hebatan juga saya," jawab Hadimas yang di balas kekehan dari Malika. Malika sudah tahu bahwa bapak dan anak tersebut sering melakukan candaan dan itu membuat Malika tidak kaget akan perkataan dari Hadimas.

"Pantinya juga lumayan luas ya mas," manik Malika memandangi setiap sudut panti yang bisa di katakan luas, bahkan sangat luas.

"Karena yang berada di sini juga sangat banyak." Jawab Hadimas dengan menatap Malika dan Malika juga ikut menatapnya, "Saya gak paham sama mereka yang menitipkan anak-anak kesini, kalau memang mereka belum siap buat memiliki anak, seenggaknya mereka bisa bermain aman, kalau kayak gini juga kasihan anak-anaknya yang seharusnya mendapat kasih sayang dari orang tua mereka tapi orang tuanya malah menitipkan kesini."

"Aku setuju sama mas, padahal ya mas, di luaran sana masih banyak orang-orang yang sudah menikah tapi belum di karunia anak padahal mereka sudah mengharapkan kelahirannya. Dan juga anak itu sebuah rezeki yang Allah kasih, jadi sudah seharusnya mereka yang menjadi orang tua harus memberikan kasih sayangnya," sahut Malika yang juga tidak paham dengan orang-orang yang malah menitipkan anaknya ke panti asuhan, "Boleh tanya mas?"

Hadimas menggangguk dan menatap kearah depan kembali, "Apa alasan mas mengangkat Leo dan Virgo jadi anak mas?"

Hadimas diam, belum menjawab yang membuat Malika menggigit bibirnya karena takut pertanyaannya yang salah, "Kalau gak mau-"

"Karena saya dulu yang menemukan mereka di depan pintu rumah saya," jawab Hadimas memotong pembicaraan Malika, "Dulu saya langsung membawa mereka ke sini dan papa saya tidak setuju waktu itu, karena papa langsung nyaman dengan mereka berdua. Tapi seiring berjalannya waktu, mereka tumbuh menjadi anak-anak yang pintar dan saya mulai mendekatkan diri saya ke mereka dan ya kami cocok, mulai menemukan kesamaan-kesamaan," lanjutnya.

Malika tersenyum, tidak percaya bahwa pria di sampingnya ini sangatlah penyayang anak-anak. Tabaknya salah dulu terhadapnya, "Subhanallah."

Hadimas tak menjawab terus melangkahkan kakinya masuk kedalam panti dan sedikit meninggalkan Malika di belakang, saat berjalan juga Hadimas tersenyum tipis sangat tipis melihat Malika memberikan tatapan takjubnya, rasanya dia sedikit mendapatkan hati wanita tersebut. "Pelan-pelan Dim pelan-pelan," ucapnya dalam hati.

Tak Seindah Surgamu 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang