Bagian 23 [Memulai Kisah Yang Baru]

25.7K 1.9K 297
                                    

"Sudah saatnya semua masalah biarlah menjadi kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah saatnya semua masalah biarlah menjadi kenangan. Ini saatnya membuka lembaran baru, bersama dia yang Allah izinkan bersamaku"

_Malaika Farida Najwa_

_Malaika Farida Najwa_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~MUN 2~

Kertas berisi huruf-huruf yang diketik rapi itu mengambil perhatianku sepenuhnya. Pena yang bergerak diatasnya menciptakan coretan berupa tanda tangan. Rasanya baru kemarin aku melihat kertas semacam itu. Rasanya baru kemarin aku menandatangi kertas yang sama. Dan sekarang aku melihatnya lagi, melihat mas Fadlan menandatangani gugatan cerai atas pernikahannya dengan Shanum.

"Kenapa, mas?" pertanyaan itu meluncur tanpa bisa kutahan. Entah kenapa aku mengatakannya. Seolah ada sesuatu di dalam diriku yang mendorongku untuk meminta penjelasan. Penjelasan tentang perceraian mas Fadlan dan Shanum yang tiba-tiba saja terjadi.

Mas Fadlan menyingkap sedikit bagian selimut, memperbaiki posisi duduknya. Ia baru saja bangun saat aku datang ke kamar. Shanum sudah pergi beberapa menit yang lalu. Aku langsung memberikan map cokelat yang Shanum bawa kepada mas Fadlan. Aku tidak pernah mengira jika isi dari map itu adalah gugatan perceraian. Dan yang lebih tidak kuduga lagi, mas Fadlan langsung menandatanganinya seolah semua sudah dipersiapkan. Baik hati, fikiran maupun perasaan.

"Karena mas harus melakukannya," jawab mas Fadlan singkat. Ia menunduk, tidak berani menatapku.

"Apa alasannya karena kehadiranku, mas?"

"Tentu saja tidak, Najwa." Mas Fadlan menjawab cepat. "Kami berpisah karena memang takdir yang Allah gariskan sudah seperti ini."

"Apa karena mas seorang muhalil?" Mas Fadlan menatapku cukup lama. Pernyataanku tentang muhalil membuatnya diam seribu bahasa. Sorotan matanya membuatku mengerti bahwa yang Shanum katakana memang benar adanya.

Mas Fadlan menikah dengan Shanum sebagai seorang muhalil. Tapi kenapa? Kenapa mas Fadlan melakukannya? Bukankah seharusnya dia tahu jika pernikahan muhalil itu dilarang dalam agama?

Tasbih Hati (MUN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang