[7] Nostalgia Rasa

304 130 63
                                    

"Ada rasa yang seharusnya di buang. Karena, jika terus dipendam hanya akan membuat rasa semakin mendalam."

***

    Mendengar perkataan Erik tadi, seketika Keyra terdiam. Ia menundukkan wajahnya, berusaha menyembunyikan pipinya yang kini sudah merah merona, laksana tomat.

"Tenang Key, tenang," ucap Keyra berusah menormalkan detak jantungnya.

Untuk pertama kali, jantung Keyra berdegup lebih kencang ketika bersama Erik.

"Woy, wajah lo kenapa di sembunyiin gitu?" tanya Erik.

Keyra masih terdiam, ia benar-benar malu saat ini. Kalau sampai Erik mengetahui bahwa saat ini pipi Keyra sedang memerah, Erik pasti akan mengejeknya berbulan-berbulan.

Tanpa disadari, kini mereka telah tiba tepat di depan rumah tepi sawah yang dihiasi dengan berbagai macam tanaman, dengan ukuran rumah tak terlalu luas, membuat rumah Keyra terkesan minimalis.

Rumah Keyra terletak di salah satu pedesaan, di dekat sawah. Itulah sebabnya ketika waktu sore atau pagi hari Keyra selalu keluar ke belakang dan kedepan rumahnya untuk sekedar menikmati cahaya matahari terbit maupun terbenam.

Keyra mulai turun dari motor Erik dengan wajah yang masih menunduk.

"Makasih Ndra," ucap Keyra seadanya.

"Ndra? siaap tuh?" tanya Erik.

"Astaga, bodoh banget sih lo key," ucap Keyra dalam hati sembari menepuk jidatnya pelan.

"Eh anu, bukan siapa-siapa kok Rik," jawab Keyra kikuk masih setia dengan wajahnya yang menunduk.

"Hm iya. Muka lo kenapa ditekuk gitu sih Key?" tanya Erik penasaran.

"Kepo lo!" ketus Keyra.

"Atau jangan-jangan, pipi lo memerah ya? gara-gara tadi di jalan gue manggil lo bidadari?" ucap Erik mulai menggoda Keyra.

"Udah-udah, pulang lo sono!" usir Keyra.

"Njir enggak ada akhlak. Harusnya nih ya, kalau ada tamu disuruh masuk, mampir kek," ujar Erik.

"Bodo, ya udah gih sono!" usir Keyra kedua kalinya.

"Iye deh iye, sama-sama," jawab Erik datar.

Tanpa berkata apa-apa, Keyra langsung masuk meninggalkan Erik. Begitu pun Erik, ia langsung menyalakan motornya lalu pulang memecah jalanan desa.

***

    Andra masih fokus menatap layar laptop di depannya. Sesekali ia mengecek ponselnya berharap chatnya tadi di bales oleh orang yang begitu berarti baginya, Keyra. Namun nihil, tak ada satu pun chat yang masuk. Andra kemudian melanjutkan aktifitas menontonnya. Malam ini, Andra telah menyiapkan 1 season anime Boku No Hiro dengan episodenya yang komplit. Satu cup es krim menjadi teman
favoritnya dikala ia sedang menonton anime di laptopnya.

Andra menyendok es krim rasa cokelat, memakannya dengan mata masih tertuju di layar monitor laptopnya.

Drtt drtt

Soal Kita (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang