31

2.1K 157 29
                                    

"Tuan, saya ingin melapor. Tuan sehun telah tertangkap"

Pria berjas itu mendengus kasar, ia membanting gelas berisi wine yang ia pegang. Rahangnya mengeras, mata dengan lingkaran hitam membuktikan bahwa dia tidak tidur dalam waktu dekat.

"sialan! Cepat cari jejak si jalang itu" Sentak Pria berjas itu.

"Baik tuan, saya permisi" ucap anak buah pria itu yang pergi.

Gertakan gigi terdengar jelas, tampaknya Pria itu marah besar. Pria dengan wajah teduh dan senyum yang indah bak malaikat itu berubah menjadi seorang iblis yang kejam, wajah datar dan tatapan dingin.

Kim Jongdae pria itu berubah sejak Park Chanyeol meninggal. Ia menangisi sahabat dekatnya itu, hingga tak bisa tertidur karena kesedihannya.

Kesedihan yang ia rasakan berubah menjadi kebencian mendalam dari hari per hari. Ia membenci Park Chaeyoung, jika bukan karena gadis itu dan keluarganya Chanyeol tidak akan mati.

"Kau tak akan bisa lari dari ku, kau harus mati! Nyawa di balas dengan nyawa!" Ucap Jongdae dengan penekanan.

Mata pria itu berapi api, memperlihatkan seberapa besar dendam nya. Tangan terkepal kuat dan Jongdae melayangkan tangan itu lada mejanya, hingga meninmbulkan suara yang cukup keras.

Dug!!

"Lihat saja, mau kau bersembunyi di lubang cacing pun. Aku akan menemukanmu" guman Jongdae dengan pandangan kosong dan bibir yang menyunggingkan senyum miring.

Pria itu sudah di penuhi oleh dendam, ia sudah tidak berpikir logis. Tak peduli jika ia harus di masukan ke penjara yang terpenting baginya saat ini adalah dapat membunuh Park Chaeyoung.

"Sampai bertemu di neraka sana Park Chaeyoung," Ucap Jobgdae dengan senyuman miringnya.

•••

Saat ini Rose, Yeji dan Hyunjin sudah bisa beristirahat di sebuah rumah yang mereka sewa untuk seminggu kedepan. Rumah dengan tampilan sederhana namun casual di bagian dalamnya.

Rumah ini memiliki dua kamar, satu untuk Hyunjin dan satu untuk Chaeyoung dan Yeji. Tenang saja ranjang di kama Rose dan Yeji cukup untuk dua orang.

"Ah enaknya," guman Yeji yang merebahkan tubuhnya di atas kasur. Kasur di rumah nya dulu tidak seempuk dan senyaman ini.

"Aku sepertinya akan betah tinggal di sini, terimakasih unnie" ucap Yeji yang bangkit dan membungkukan tubuhnya 180°.

"Sama sama Yeji-ya, sebaiknya kau bersihkan dirimu, dan kita akan membeli baju baru dan mengisi kulkas untuk seminggu kedepan, aku akan pergi ke kamar hyunjin" Jelas Rose dengan senyuman hangatnya, ia senang ketika melihat wajah bahagia kedua kembar ini.

Yeji memangu-mangut kepalanya dengan cepat, ia tersenyum lebar hingga matanya ikut tersenyum. Setelahnya Yeji berlari menuju kamar mandi yang berada di luar kamar.

Baru saja Chaeyoung ingin menemui Hyunjin, Hyunjin sudah datang dengan tangan yang mengelus perut. Chaeyoung paham betul kode yang di tunjukan oleh Hyunjin.

"Bersihkan dirimu dulu, kita akan membeli pakaian baru dan mengisi kulkas kita"

"ASIK!! TERIMAKASIH NUNA KAU MALAIKATKU!!" teriak Hyunjin dengan suara cemprengnya, Rose terkekeh dengan tangan yang reflek menutup telinga.

"HEY SIPIT BODOH, JANGAN BERTERIAK, KAU MEMBUATKU TERKEJUT" Omel Yeji dari kamar mandi.

Kedua manusia itu tertawa mendengar omelan Yeji yang terdengar lucu, bukankah Yeji juga memiliki mata yang sipit lalu kenapa ia mengatai saudara kembarnya sipit.

Don't go ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang