10-lucu-

73 11 0
                                    

-Happy Reading-

BAGIAN SEPULUH

NOW PLAYING : THE OVERTUNE

****
Kamu itu lucu, apa lagi kalo lagi salah tingkah.

****

Ersya melangkah menuju perpustakaan, ia disuruh Bu Indah yang merupakan guru fisika SMA Mutiara meminta tolong kepadanya agar meminjam buku cetak ke perpustakaan. Kenapa harus dia, kenapa tidak murid yang lainnya. Apa karena dia salah satu perangkat kelas, jabatannya sebagai wakil ketua osis dan wakil ketua kelas membuatnya semakin berbeda dari cewek-cewek pada umumnya. Dan lebih menyebalkan lagi menyebalkan yang  menjadi ketua kelas tidak lain adalah Dimas.

Setelah selesai menemukan buku yang ia cari, Ersya segera keluar dari perpustakaan. Ia berjalan di koridor yang nampak sepi. Ersya sedikit mempercepat langkahnya, agar tidak membuat Bu Indah menunggunya.

BRUKKKK

"Awww…." Ringis Ersya merasakan kedua lututnya menghantam lantai, dan terasa perih.

Bahkan semua buku-buku yang tadi dipinjamnya berceceran di lantai.

"Woy kalo jalan tuh pake mata! Lo kira ini sekolah punya bokap lo?!" Dumel Ersya tanpa melihat siapa yang berdiri di depannya.

"Jalan tuh pake kaki bukan pake mata" Jawab orang itu.

Ersya mendongakkan menatap orang itu, "eh? Maaf kak" Cengir Ersya.

Sedangkan laki-laki itu tersenyum ke arah Ersya, "buru-buru amat?, sampe jalan nggak lihat-lihat" Tanya Aldian.

"Takutnya nanti Bu Indah nungguin" Ucap Ersya membereskan buku yang berserakan.

"Pelajaran Fisika ya?" Tanya Aldian yang juga membantu mengambil beberapa buku.

"Hehe iya kak"

"Kan gue udah bilang Aldian aja jangan ditambahin Kak" Refleks Aldian menyentil dahi Eraya gemas.

"Lo kenapa keluyuran di luar kelas" Tanya Ersya pada Aldian.

"Habis dari kamar mandi" Ucap Aldian.

"Gue kira bolos pelajaran" Ucap Ersya terkekeh.

Ersya sedikit terkejut saat sebuah ponsel terulur ke arahnya. Ia memandang Aldian dengan kerutan di kening untuk meminta jawaban dari kebingungannya.

"Gue minta nomer lo, barangkali nanti kalo ada perlu atau lo butuh bantuan gue"

Sebenarnya Ersya ragu memberikan hal privasinya kepada orang yang baru ia kenal. Tanpa berpikir panjang Ersya mengambil ponsel itu lalu mengetik nomor telepon yang sudah hafal di luar kepala.

Aldino tersenyum senang memandangi layar ponselnya. Ersya memperhatikan senyuman itu, membuat kedua lesung pipinya terlihat jelas. Ersya sempat tidak berkedip karena senyum Aldian yang bisa dibilang sangat manis.

"Sya?"

Panggilan itu membuat Ersya tersadar dari lamunannya.

"Manis" Ersya berdecak kagum padahal senyuman itu sudah berlalu beberapa detik yang lalu.

"Apanya yang manis?" Tanya Aldian sedikit bingung.

Yasalam, ini mulut ya kaga tau situasi aja

Ersya tidak menanggapi ucapan Aldian dan segera membereskan buku-buku yang tadi ia pinjam.

"Hah?, oh..anu...itu, aku ke kelas dulu, takut Bu Indah nungguin" Pamit Ersya tanpa menatap Aldian.

RUMIT [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang