12 || Maskeran

55 12 2
                                    

Karena hujan sempat reda sebentar, kini keduanya sudah berada di rumah Aldi kembali, dengan keadaan basah kuyup tentunya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Karena hujan sempat reda sebentar, kini keduanya sudah berada di rumah Aldi kembali, dengan keadaan basah kuyup tentunya.

"Loh, kenapa basah banget kayak gini sih kalian?!" ujar Feni.

"Iya, mah. Kita hujan-hujanan tadi," jawab Aldi sembari nyengir.

"Kenapa gak menepi aja dulu sih, Al?!"

"Motornya di bengkel mah, pemiliknya sih gak pernah mau ngurusin jadinya ngambek dia." Feni geleng-geleng kepala, mendengar jawaban Anna.

"Ya sudah, cepat mandi terus ganti baju, nanti masuk angin. Anna pakai kamar mandi di bawah aja ya, nanti mamah carikan baju mamah yang pas buat Anna." Anna mengangguk cepat.

"Makasih, mah."

"Yaah... Kenapa gak barengan aja sih mandinya," ujar Aldi sendu. Sontak keduanya melotot mendengar penuturan makhluk astral di depannya ini.

Dasar crazy! batin Anna.

"Mau mamah sita fasilitas kamu, Al?! Buruan mandi, terus anterin Anna pulang, kasian dia udah dari pagi di sini."

Aldi memberi tanda hormat, kepada mamahnya. "Siap, mamah negara!"

***

"Assalamualaikum, bunda!" teriak Anna di depan pintu masuk.

"Waalaikumsalam, eh Nay pake baju siapa ini?" tanya Jihan ketika melihat baju yang dikenakan putrinya berbeda.

"Hehe... Baju mamah Feni, bun."

"Loh kenapa bisa pake baju mamah Feni?" tanya Jihan.

"Di suruh masuk dulu kali, bun...," ujar Anna penuh penekanan. Jihan terkekeh, lalu mempersilahkan keduanya untuk masuk.

"Bunda mau tau gak, kenapa Anna bisa pake baju mamah?" ujar Aldi tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Karena tadi, Anna ngajak Aldi main hujan-hujanan bun, sebagai pacar yang baik ya Aldi cuma nurut Aja."

Anna mengibas-ngibaskan tangannya dengan cepat. "Bohong, bunda! Jangan dengerin omongan dia," ujar Anna sambil melirik sinis ke arah Aldi.

"Bener, bun." Aldi tidak mau kalah.

"Gua tendang lo ya dari sini!" geram Anna, membuat Aldi tertawa puas.

Hujan kembali turun, mulanya hanya rintik-rintik namun setelahnya menjadi deras yang terdengar sangat merdu, hawa dingin mulai menyeruak membuat Jihan melangkahkan kakinya.

"Mau kemana, bun?" tanya Anna.

"Bunda baru buat sup tadi, kita makan yang anget-anget ya? Pas banget lagi ujan gini," ujar Jihan. "Bentar."

"Kalian cuci tangan aja dulu!" ucap Jihan sedikit berteriak.

"Kan makan nya pake sendok, bun," balas Aldi.

Anna menepuk pundak Aldi. "Gak usah ngebantah, bisa gak sih?"

"Hehe... Oke sayang." Anna memutar bola matanya, malas.

***

"Biar gak bosen ngapain ya, Ann?" tanya Aldi, di kamar Anna. Dengan pintu kamar yang terbuka lebar-lebar.

Anna yang sibuk memainkan hape, juga Aldi yang sibuk mengobrak-abrik isi nakas milik Anna. Lalu dirinya menemukan dua bungkus masker, ide brilian muncul di kepalanya saat ini.

"Gimana kalau kita maskeran aja, Ann?" tanya Aldi, menunjukkan masker ditangannya.

"Ide bagus! Udah lama juga gua gak maskeran, tumben lu pinter curut!" Anna meletakkan hapenya di nakas.

"Aku mah pinter setiap hari, Ann. Kamu aja yang baru nyadar," ujar Aldi.

Anna beranjak dari sofa, lalu mengambil masker dari tangan Aldi. Setelah selesai menyiapkan, Anna memberikan kuasnya kepada Aldi.

"Pakein ke wajah gua, gercep!" Aldi menerima sodoran kuas dari Anna, lalu dirinya juga menyodorkan kuas miliknya kepada Anna.

"Pakein Aldi juga." Anna menerima sodoran kuas itu.

Bukan AldiAnna kalau apa-apa tidak rusuh, memakai masker pun masih tetap rusuh. Sesekali Aldi menjahili Anna, membuat Anna harus memukulinya terus-terusan.

"Yee udah selesai!" teriak Aldi sangat menggelegar.

"Berisik woi!"

Aldi mengambil kaca kecil yang berada di dekatnya, lalu melihat wajahnya yang sudah tertutup oleh masker kecuali mata, mulut dan hidung.

"Haha, lucu banget Al muka lo! Warna orange kaya cover aplikasi favorit gua," ujar Anna melihat wajah Aldi.

"Anna juga lucu, yang tadinya kulitnya putih, sekarang jadi item!" Aldi tertawa, lalu meraih hape Anna. "Foto dulu dong!"

Anna mengambil hape yang di sodorkan oleh Aldi, "Sambil tiduran Al, posisinya gini nih." Anna mengatur posisi dirinya juga Aldi.

"Udah, Ann. Buruan cekrek!" Anna mengangkat hapenya tinggi-tinggi, lalu memanyunkan bibirnya ke arah kamera.

"Kyaaaaa! Lucu banget, Ann. Muka aku keliatan lebih ganteng di sini," ujar Aldi yang merampas hape di tangan Anna.


Dimana-mana yang ribet dan rempong itu harusnya cewek, namun berbeda dengan pasangan ini. Yang heboh justru sebaliknya! Emang gesrek cowok satu ini, batin Anna.

Sampai sini dulu, oke? Nanti aku up lagi kegilaan-kegilaan mereka. Btw ini lebih mengarah ke perfect atau crazy sih? Kesan pertama kalian pas baca ini apa? Aldi itu kaya gimana?  Komen yaa.

***

Tbc

Cerita ini diikutsertakan dalam kampanye #stayathome yang diadakan oleh CirclePedia.

See you next chapter.

EkaRostiawati

Aldi & Anna (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon