21. Bye Bang Andra

2.7K 142 5
                                    

Dimeja makan ini hanya ada suara sendok dan garpu yang berdenting, anggota keluarga yang sebentar lagi akan berkurang.

Andra, anak sulung dari keluarga Winata menghela nafas berkali kali. Sebenarnya ia tak mau kembali lagi ke Amsterdam tapi mau bagaimana lagi? Ia belum menyelesaikan kuliah nya, tak apa Andra sebentar lagi.

Boy selaku kepala keluarga yang melihat anak sulungnya berkali kali menghela nafas hanya tersenyum kecil, ia faham betul apa yang dirasakan anaknya itu tapi mau bagaimana lagi? Itu juga permintaan Andra nya sendiri yang meminta kuliah disana dan berjanji akan menyelesaikan kuliahnya dengan benar.

"Kenapa bang?" Tanya Andira yang baru menyadari gelagat anaknya.

"Gpp Ma." Jawab Andra dengan lesu.

Sheila yang mendengar percakapan sang Mama dengan abang nya mendongak sebentar lalu melihat ke samping kirinya tepat pada Andra.

"Lagian kenapa si Bang kuliahnya harus jauh banget?" Tanya Sheila yang penasaran karena sejak dulu saat ia bertanya hanya di balas cengiran tengil abangnya.

"Waktu berangkat seru de eh pas abang pertama kali libur terus pulang berasa males buat balik lagi kesana tapi abang udah janji sama Papa bakal sampe selesai disana." Jelas Andra dengan suara yang masih sama.

"Pa emang ga bisa abang pindah aja ke sini?" Tanya Sheila dengan muka melasnya.

"No." Ucap Boy tak terbantahkan.

Andra mengehela nafas sekali lagi sebelum ia melangkah menuju kamarnya untuk membereskan barang barangnya.

Sedangkan Sheila dan kedua orang tuanya hanya bisa diam melihat Andra, sebenarnya bisa saja Boy mengurus perpindahan anak sulungnya tapi Andra sudah terlanjur janji, Boy tak mau anak nya suka ingkar janji lagipun setiap Andra akan berangkat kembali ke Amsterdam ia sering seperti ini tapi setelah ia sampai akan kembali ceria saat menelfon.

Sheila akhirnya memilih untuk beranjak ke kamarnya, ia pun sebenarnya tak mau jika harus jauh dari abang nya meskipun Andra kerap kali membuatnya kesal ia selalu menjaga Sheila. Kali ini ia akan benar benar sendiri Rey yang sejatinya selalu selalu menemani kini jarang menampakan diri.

Besok abang nya harus kembali ke Amsterdam rumah besar yang selalu berwarna oleh candaan receh dari Andra akan segera berakhir, mereka harus menunggu lagi, menunggu Andra pulang dan tak pernah lagi pergi.

Akhirnya Sheila memutuskan untuk tidur agar besok saat ia mengantar abang nya ke bandara wajah nya lebih fresh. Sheila menarik selimut hingga batas dada saat ia akan memejamkan mata tiba tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk, Sheila berjalan dengan gontai.

"Ngapain si Bang?" Tanya Sheila dengan wajah yang sedikit kesal.

"Gue mau tidur bareng lo ya." Pinta Andra dengan puppy eyes nya.

"Ngapa emang?" Sheila menaikan sebelah alis bingung dengan sikap abangnya.

"Besok kan gue udah ga di sini nanti lo kangen sama abang lo yang ganteng baik tid-"

"Iya serah lo." Sheila memotong ucapan Andra karena ia sudah sangat mengantuk sekarang.

Andra mengikuti langkah adiknya menuju kasur sampai sampai,

Bruk!

Andra menghantam punggung kecil milik adiknya sampai sampai Sheila terhuyung kedepan hanya kasur yang menyangga, mungkin jika tak ada kasur sudah hancur muka cantik Sheila karena mencium lantai.

"Ngapain si lo?" Tanya Andra saat melihat Sheila yang masih tengkurap di kasur.

"Lo yang ngapain nabrak gue kenceng banget lagi!" Kesal Sheila yang merasa sedikit pusing,meskipun kasur yang ia miliki sangat lembut tetap saja merasa pusing.

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang