41. Menuju baikan

2.3K 108 14
                                    

Kalian menebak apa yang di lakukan oleh Rey setelah putus dari Dita? Jika ada yang menebak Rey memberi tau teman teman nya bahwa ia sudah putus maka kali ini tebakan kalian benar.

Kalian kaget bukan? Ahh mungkin teman teman Rey lebih kaget, bagaimana bisa teman kulkas mereka tersenyum dengan lebar sembari menceritakan bagaimana ia dan Dita putus.

Siapa juga yang menyangka Rey akan sesenang ini setelah putus dari Dita, jika begini mengapa tak ia saja yang memutuskan?

Drrrttt

Suara ponsel yang di taruh di meja mengalihkan atensi mereka, suara ponsel yang sama membuat mereka bebarengan melihat ponsel siapa yang berbunyi, ahh ternyata ponsel Rey sekarang siapa yang menelfon Rey.

"Halo bang." Sapa Rey pada seseorang di sebrang sana.

Kata 'bang' yang Rey gunakan membuat dahi Dhafi dan Revan mengkerut, siapa yang Rey panggil dengan kata 'bang' selain Kaka Sheila? Tapi Kaka nya sedang berada di luar negeri.

"Heh mau kemana?" Tanya Dhafi saat melihat teman nya beranjak dari duduk nya.

"Bang Andra." Jawab Rey sembari meninggalkan kedua teman nya.

"Bukan nya bang Andra di Amsterdam?" Tanya Revan yang hanya di balas gelengan kepala oleh Dhafi.

Sesampainya di tempat yang sudah mereka berdua tentukan, tidak ralat yang sudah Andra temukan Rey langsung mencari keberadaan Andra.

Memainkan bola mata nya melihat ke arah kanan dan kiri dan ya akhirnya ketemu, Andra sedang duduk di pojok dekat jendela menggunakan baju serba hitam, topi dan memakai headset. Bukan kah penampilan nya sekarang bisa menimbulkan rasa curiga pada orang lain?

"Long time no see." Sapa Andra saat menyadari Rey sudah duduk di hadapan nya.

"Kenapa?" Tanya Rey tak mau basa basi bahkan sapaan dari Andra pun tak ia gubris.

Kepada siapapun tolong beri tau Andra untuk selalu sabar jika mengobrol dengan sahabat adiknya.

"Lo berantem sama adek gue? Ah ga usah jawab gue tau jawabannya."

"So?"

"Gue tau apa penyebab si Lala ngejauh dari Lo." Ucap Andra membuat Rey yang tadinya tak peduli langsung menegakan badan.

"Why?" Tanya Rey dengan tak sabaran.

Menceritakan semua yang ia ketahui kepada Rey tak ada yang terlewat sedikitpun.

"Gue punya cara biar Lo bisa baikan sama adek gue."

"Gimana?"

"Lo kasih tau aja Lo udah putus sama pacar Lo." Andra memberi saran dengan senyum yang bangga, bagaimana ia tak bangga? Bukan kah ide nya sangan bagus?

"Dia ga mau ngomong sama gue." Tanggapan Rey membuat senyum Andra yang sedari tadi mengembang langsung pupus.

"Ah Lo langsung bilang aja ga usah ngajak ngobrol dulu." Tak mau menyerah Andra memberi solusi yang lain.

"Hah?"

Setelah mendapat solusi untuk membuat Sheila tak marah lagi dengan nya membuat hati nya lega, mengapa tak ia fikirkan dari kemarin? Ahh ia lupa ia baru putus hari ini.

Keesokan harinya Sheila berangkat ke sekolah seperti biasa, ya dia berangkat sendiri sudah menjadi kebiasaan nya akhir akhir ini.

"Abangggg Lala berangkat. Assalamualaikum." Pamit Sheila pada Kaka nya yang sedang menyiram bunga.

"Hati hati. Waalaikumsalam."

Mengendarai mobil nya dengan kecepatan standar, tak butuh waktu lama akhirnya Sheila sampai di sekolah nya.

Ah masih sepi ia terlalu pagi kah berangkat ke sekolah? Tidak Sheila selalu berangkat jam segini mungkin orang orang yang terlambat.

Ternyata Sheila salah di kelas nya sudah banyak siswa yang datang, mungkin kelas lain juga sama memilih diam di kelas di banding duduk di luar.

Rey memasuki kelas dengan langkah santai, tas yang hanya di sampirkan di satu bahu, penampilan rapih sangat menggambarkan Rey di siang hari, siang hari? Kalian boleh membayangkan nya sendiri.

Alih alih menuju bangkunya Rey lebih memilih menuju bangku Sheila, ia rasa lebih cepat lebih baik untuk memberi tau bahwa ia dan Dita sudah putus seperti rencana nya dan Andra kemarin, Rey akan langsung memberi tau Sheila.

"Gue putus sama Dita." Ucapan santai Rey sembari melewati bangku yang Sheila duduki.

Terkejut? Tentu saja Sheila terkejut tapi ia memilih tetap diam dan tak beraksi apapun.

"Sheilaaaaa." Teriak kedua teman nya dari depan pintu kelas membuat seluruh atensi mereka teralihkan.

Sheila berdiri dari duduk nya dan langsung menghampiri kedua teman nya yang sedang berada di pintu, mengabaikan Rey yang sedari tadi memperhatikan nya, merasa khawatir karena tidak ada reaksi apapun dari Sheila. Rencana nya gagal lagi kah? Ah sungguh ia sudah berharap banyak pada rencana nya yang sekarang, ralat rencana Andra.

Ll g pdl.

Mengirim pesan pada Andra dengan sangat singkat, ia akan mencari rencana lain, mungkin keluar dari kelas adalah pilihan terbaik.

Di tempat lain Sheila sedang mengobrol dengan teman nya, melupakan ucapan Rey lima menit yang lalu. Melupakan atau tak ingin membahas hal itu?

"Katanya Rey sama Dita putus." Ucap Tasya membuka obrolan.

"Tau dari siapa?" Tanya Alifa yang selalu penasaran jika menyangkut Rey dan Dita.

"Revan lah sape lagi."

"Emang iya mereka berdua putus La?" Tanya Tasya pada Sheila yang sedari tadi tak membuka suara.

"Tadi Rey bilang ke gue sih, tapi gue ga tau bener apa engga gue ga peduli juga." Jawab Sheila dengan nada malas.

"Tenang aja, nanti gue bakal tanya sama Revan kenapa mereka berdua bisa putus." Usul Tasya yang di angguki dengan semangat oleh Alifa.

"Tapi kenapa ga Lo tanya ke si Dhafi aja? Kan Lo pacar nya." Ucap Alifa membuat Sheila yang tadinya tak tertarik dengan obrolan mereka langsung menoleh ke arah Tasya.

"Kapan Lo jadian sama Dhafi? Gila Lo ga ngomong ke gue, gue tau nya Lo masih Pdkt sama si curut satu itu." Ucap Sheila dengan berapi api.

"Baru seminggu si. Gue mau ngomong sama Lo tapi ga enak kan Lo lagi ada masalah sama Rey ya kali gue omongin ini ke Lo." Jelas Tasya

"Padahal mah cerita aja kaga masalah gue."

Meninggalkan Sheila dan teman teman nya yang sedang berada di kantin. Rey sedang berada di taman belakang sekolah dengan kedua teman nya juga menceritakan bahwa rencana nya kali ini pun gagal, ralat dia hanya bisa bahwa rencana nya gagal bukan bercerita.

"Etapi mending Lo minta tolong si bang Andra aja. Maksud gue tuu kaya biar bang Andra yang bilang ke Sheila tapi Lo ada di situ waktu bang Andra bujuk Sheila nanti Lo jelasin deh ke si Sheila." Usul Revan yang di angguki oleh Dhafi.

"Jelasin apa btw?" Tanya Dhafi yang di balas tatapan tajam oleh Revan.

"Gue coba." Ucap Rey yang membuat mereka berdua tersenyum, meskipun Dhafi tak sepenuhnya paham ia tetap akan ikut tersenyum.

Jari Rey menari di atas keyboard, mengetik ide Revan yang tadi ia dengar dengan singkat mengabaikan nasib Andra yang dengan susah payah membaca pesan dari Rey.












Haiii aku kembali!!!
Btw aku mau nanya Tasya sama Dhafi udah pacaran apa belum si di chapter sebelumnya? Atau Tasya dama Dhafi sepupuan? Aku lupa karena ga di catet hehe komen di bawah yaa kalo ada yang salah nanti aku benerin.
Gimana nih? Rey sama Sheila baikan jangan?
Jangan lupa vote dan komen sebanyak banyak nyaaaa!!!
Stay healthy and stay happy everyone!!!

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang