Prolog

7.4K 339 2
                                    

Matahari yang sekarang sudah bersinar dengan cerah nampak nya tidak membuat seorang wanita yang sedang tertidur itu terusik, bahkan sepertinya dia tidak terganggu sama sekali dengan silau nya sinar matahari yang masuk kedalam kamarnya melalui celah-celah jendela.

Kamar yang bernuansa abu-abu itu masih nampak tenang sebelum akhirnya suara ketukan pintu dari luar terdengar.

Tok... Tok... Tok...

Namun Sheila tetaplah Sheila ia mengabaikan suara ketukan pintu yang di ketuk sang Mama, berpikir bahwa Mama nya hanya ingin mengganggu waktu tidur nya saja tanpa ingat hari ini ia sudah harus masuk sekolah seperti biasa.

"SHEILA!" teriakan maut sang Mama akhirnya mampu membuat acara tidur nyenyak Sheila terusik.

"Aduh apasi Mama ini masi pagi Lala mau tidur lagi, jangan ganggu." Ucap Sheila dengan suara serak karena baru bangun tidur.

Dengan santai Andira mengucapkan jam yang ternyata mampu membuat sang anak langsung segar dan semua rasa kantuknya itu hilang.

Tanpa mengucapkan apapun lagi pada sang Mama Sheila langsung melompat ke kamar mandi. Hampir lima belas menit akhirnya Sheila sudah siap untuk kembali masuk sekolah seperti biasa, sebenarnya kesiangan seperti tadi pun sudah menjadi kebiasaan bagi Sheila.

Sheila menuruni tangga rumahnya dengan buru-buru, selain karena takut terlambat dia juga takut sang ojek pribadi alias Rey marah karena lagi dan lagi ia telat bangun, padahal tadi malam Rey sudah mewanti-wanti Sheila untuk bangun lebih awal.

Sesampainya di lantai dasar Sheila langsung menghampiri Papa dan Mama nya yang sudah duduk manis di meja makan, tidak berniat untuk sarapan terlebih dahulu karena sudah terlambat Sheila hanya pamit kepada kedua orang tua nya dan meminum susu buatan sang Mama. Jika bertanya kemana Kakak nya Sheila, saat ini Andra sedang berkuliah di Amsterdam Belanda. Andra hanya akan ada di rumah jika kuliah nya libur.


.....



Pemilik mata elang yang sangat di puja-puja oleh kaum wanita itu sudah rapih dengan segala perlengkapan sekolah nya, namun orang yang di tunggu-tunggu tak juga menampakkan batang hidung nya membuat Rey kesal bukan main.

"Shit!" Umpat Rey,  "Maa Rey pergi sekarang. Assalamualaikum" Rey berteriak untuk pamitan pada Mama nya yang sedang berada di dapur.

Rey mengeluarkan motornya dari garasi dan menuju rumah Sheila. Tanpa harus turun dari motornya Rey bisa melihat jika Sheila sedang terburu-buru memakai sepatu nya.

Sadar saat ini sedang ada yang memperhatikan Sheila mendongak dan matanya langsung menatap mata Rey yang tengah duduk di motor kesayangannya, jangan lupakan mata tajam yang seperti nya akan melubangi tubuh Sheila jika terlalu lama ditatap oleh Rey.

Tidak mau Rey menunggu terlalu lama Sheila langsung menghampiri teman nya begitu ia selesai dengan urusan sepatu nya, membuka pagar dengan senyuman yang dibuat selebar mungkin bertujuan agar Rey luluh dan tidak marah karena kecerobohan nya pagi ini.

"Lo mau marah kan? Nanti aja sekarang kita berangkat dulu udah siang kalo lo marah kita tambah telat nanti." Sambar Sheila saat melihat Rey baru membuka mulutnya dan belum bersuara apa-apa.

Hanya bisa pasrah Rey mengangguk tanda setuju, setelah dirasa Sheila aman dan nyaman di jok belakang Rey menancap gas untuk pergi ke sekolah dengan kecepatan tinggi.



Yes this is prolog!
Udah keliatan seru nya? Atau belum?
Enjoy ya!!
Jangan lupa vote dan komen sebanyak mungkin!
Stay healthy and happy always kalian!!

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang