39. Asing

2.6K 120 5
                                    

Sudah satu Minggu semenjak Rey mengajak bicara Sheila namun tak ada hasil apapun ia tetap tak menemukan jawaban mengapa Sheila memutuskan untuk pindah tempat duduk dan menjauhinya, sekarang bukan lagi Rey dan Sheila yang selalu bersama kemana mana.

Banyak yang bertanya tanya ada masalah apa mereka berdua? Bahkan teman teman Rey pun tak ada yang tau apa alasan Sheila menjauh dari Rey, berbeda dengan teman Sheila yang sudah tau alasan di balik sikap Sheila.

Lalu Rey harus apa sekarang? Tak ada yang membuka suara setiap kali ia bertanya mengapa Sheila menjauh darinya.

Tak hanya di sekolah di rumah pun sikap Sheila sangat berubah, Sheila yang biasa nya merengek meminta untuk tetap di rumah nya setiap kali orang tua nya pergi kini tidak.

Sudah seminggu juga orang tua Sheila pergi dan tak ada juga pesan dari Sheila yang meminta Rey menginap di rumah nya.

Berbeda dengan Rey yang sedang bingung karena sikap Sheila, Dita pacar Rey sedang bahagia karena sekarang semua perhatian Rey jatuh padanya tak ada yang mengganggu dan tak ada yang mengambil alih perhatian Rey.

Sedikit jahat memang bahagia ketika hubungan persahabatan antara pacar nya dan teman nya sedikit hancur, tapi untuk kali ini biarkan Dita merasakan bagaimana rasanya menjadi yang pertama di hati Rey.

"La ayo ke kantin" ajak Rey dengan senyum mengembang nya.

Lihatlah sejak kapan Rey tersenyum di hadapan banyak orang? Ia melakukan apapun untuk membuat Sheila kembali padanya.

"Gue ke kantin bareng Alifa sama Tasya." Jawab Sheila sembari beranjak dari duduk nya meninggalkan Rey.

Lagi dan lagi ajakan nya di tolak oleh Sheila, demi apapun semakin lama Rey merasa Sheila lebih jauh dari jangkauan nya.

"Kaya nya ada yang salah diantara kalian berdua, gue liat liat selama satu Minggu ini Sheila ga seceria biasa nya. Mungkin sebenernya dia mau kaya biasa sama Lo tapi ada yang menghalangi dia melakukan hal hal yang biasa kalian lakuin. Gue ga berhak ngomong ini tapi Lo harus lurusin kesalahan ini secepatnya sebelum Lo sama Sheila makin jauh." Ucap Randi dengan tangan yang memegang erat bukunya.

Ucapan Randi membuat Rey berfikir apa hal yang menghalangi Sheila? Pacar nya? Bukankah Sheila baik baik saja dengan itu? Atau tidak?

Rey kembali ke tempat duduk nya mengabaikan rasa lapar yang ia tahan sedari tadi. Sungguh permasalahan nya dengan Sheila kali ini berbeda bukan karena Sheila yang marah karena ia tau mau menemani ketika orang tua nya pergi atau Sheila yang marah ketika tak ia turuti kemauan nya.

Lima menit ia hanya berdiam diri di kursinya akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke rooftop, ia harus menyegarkan fikiran nya.

Rey membuka pintu rooftop dengan perlahan, saat ia akan duduk di kursi yang ada di sana ia sangat terkejut melihat wajah damai seseorang yang satu Minggu ini menjauh darinya. Ya itu Sheila ia berbohong pada Rey untuk pergi ke kantin bersama Alifa dan Tasya nyatanya ia sedang tertidur di rooftop.

Sejak kapan Sheila suka tidur disini? Semenjak ia jauh dari Rey kah? Sheila pun tak ingat kapan tepat nya yang pasti untuk kali ini rooftop adalah tempat terbaik untuk menyegarkan fikiran.

Sheila menggeliatkan badannya karena sinar matahari yang berada di atas nya membuat ia merasa silau. Rey yang sadar Sheila terganggu oleh cahaya matahari ia menggeserkan tubuh nya agar cahaya nya terhalangi oleh tubuh kekar nya.

Cukup lama Rey berada di posisi yang sama kaki nya mulai pegal sekarang tapi ia tak mungkin meninggalkan Sheila yang sedang pulas tertidur.

Bel pertanda istirahat sudah berakhir akhirnya berbunyi Rey harus membangunkan Sheila kan? Rey menepuk pipi Sheila secara perlahan hingga akhirnya Sheila terbangun dari tidur damainya.

Betapa terkejutnya Sheila saat melihat wajah Rey yang tepat berada di atas nya, sungguh jantung nya berdetak dua kali lipat lebih cepat. Sudah lama sekali bukan Sheila tak melihat wajah tampan Rey dari dekat.

Sadar apa yang ia lakukan salah Sheila langsung bangun dari tidurnya dan beranjak dari sofa yang ia tempati tadi. Sebelum Sheila membuka pintu ia membalikkan badannya.

"Makasih." Ucap Sheila pada Rey yang masih diam di tempat nya.

Rey tersenyum saat Sheila sudah tak lagi terlihat, ia sangat bahagia sangat amat bahagia akhir nya Sheila membuka suara nya terlebih dahulu. Perjuangannya selama seminggu untuk berbaikan dengan Sheila akhirnya terbalaskan bukan? Atau belum? Ah Rey tak perduli hal itu sekarang ia sedang bahagia.

Menuruni anak tangga dengan langkah yang ringan bahkan senyum nya masih tercetak jelas di bibir merah muda alaminya. Yang perlu di untungkan adalah semua siswi sudah masuk ke kelas masing masing jadi tak akan ada yang terpekik karena melihat senyum manis seorang Reyhan Putra Prawira.

Bahkan saat ia masuk ke dalam kelas nya senyum itu masih mengembang membuat seluruh penghuni kelas terheran heran, ada apalagi? Sheila dan Rey sudah berbaikan kah? Demi apapun Sheila dan Rey sangat suka membuat teman teman nya bingung.

"Lo sama Rey udah baikan?" Tanya Randi pada Sheila yang sedang fokus pada ponsel nya.

Sheila menoleh ke arah Randi tanda tak paham dengan pertanyaan, darimana Randi bisa menyimpulkan bahwa dirinya dan Rey sudah berbaikan?

"Itu Rey tadi masuk ke kelas sambil senyum gitu, gue kira Lo udah baikan sama dia." Jelas Randi.

Sheila langsung memutar kepala nya melihat wajah Rey dan benar saja Rey masih tersenyum yang membuat Sheila ikut bingung.

Guru yang masuk membuat Sheila yang tadinya memperhatikan Rey langsung berkonsentrasi pada pelajaran nya.

Waktu pulang waktu yang di tunggu tunggu oleh seluruh penghuni sekolah, Sheila langsung bergegas pergi saat guru mengakhiri pertemuan kali ini.

Sheila sangat bahagia, bagaimana tidak Kaka laki laki nya akhirnya pulang kembali, Sheila sangat merindukan Kaka nya itu. Yah akhirnya ia tak akan sendiri lagi malam ini.

Saat Sheila akan menancap gas ponsel nya bergetar tanda ada panggilan masuk, ia menepuk dahi nya saat melihat nama Alifa tertera di ponsel nya. Ia lupa hari ini mereka akan pergi bersama.

"Hallo Al gue minta maaf banget sorry gue ga bisa hari ini tadi bang Andra kasi kabar ke gue kalo dia pulang, sekarang dia udah ada di rumah." Jelas Sheila panjang lebar membuat Alifa yang berada di sebrang sana menghela nafas.

"Gue juga mau ngasi tau kalo gue ga bisa hari ini Mami gue rempong banget minta anter ke salon segala." Ucap Alifa yang membuat Sheila merasa lega karena bukan hanya dia yang tak bisa pergi hari ini.

"Oh ya udah lain kali aja gue balik duluan ya bye."

Tut! Sambungan di matikan secara sepihak oleh Sheila.

Ia menancap gas keluar dari area sekolah, ia sudah sangat tak sabar ingin bertemu dengan Kaka nya.

"ABANGGGGG" Teriak Sheila saat sampai di rumah nya.

"Berisik." Ucap seseorang yang sedang menuruni tangga.

"Gila gue kangen banget sama Lo." Sheila langsung memeluk Andra dengan sangat erat membuat Andra sesak.

"Sesek gue nya bego!"

"Makan yu bang gue laper." Cengir Sheila yang hanya di balas anggukan oleh Andra.




Haiii aku kembali!!!!
Udah lama banget yaa ga update
Aku lagi sibuk banget huhu:(
Btw selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, semoga lancar sampai satu bulan kedepan.
Jangan lupa vote dan komen yang banyak. Vote dan komen kalian bikin aku semangat nulis.
Jangan lupa kasih tau temen temen kalian juga buat baca ceritaku.
Byeee!!!

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang