4. Kesiangan

3.3K 174 1
                                    

Kriing...

Suara alarm sudah berbunyi sejak tadi cahaya matahari pun sudah memasuki kamar bernuansa abu-abu melalui celah-celah jendela namun dua orang yang sedang berada di kamar itu sepertinya tak terganggu sama sekali. 

Bugh!

"Arghh" Erang seseorang saat perutnya terasa seperti ada yang menendang dengan kencang. Ia membuka matanya perlahan-lahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya dan melihat jam yang ada di ponsel nya, seketika ia terlonjak kaget setelah melihat jam.

"Sheila! La! Bangun." Ucap Rey sembari menggoyang-goyangkan badan Sheila yang masi terlelap.

"Sheila anjir." Ucap Rey lagi dengan menutup hidung mancung milik Sheila sehingga Sheila sesak dan membuka matanya.

"Gila lo! Kalo gue mati gimana?" Sheila langsung menepis tangan Rey yang masi menempel di hidung nya.

"Kita telat!" Ucap Rey setengah berteriak mengabaikan pertanyaan Sheila yang tak panting menurutnya.

"Jam berapa emang?" Tanya Sheila dengan nada santai nya.

"Jam 06.45" Jawab Rey yang dibuat sesantai mungkin.

"Hah? Gila lo buruan balik mandi." Usir Sheila dan langsung menuju kamar mandinya berbeda dengan Rey yang hanya diam di kasur melihat tingkah sahabat nya itu.

Setelah selesai dengan ritual nya pagi ini Sheila keluar dari kamar mandi dengan baju seragam yang sudah melekat pada tubuhnya namun saat ia membalikan badan Sheila kaget setengah mati karena sahabat sialan nya itu masi diam di atas kasur sembari memainkan ponsel nya dengan santai.

"Reyhan mandi anjir udah siang lo ga mau sekolah apa hah? Udah siang ini ih lo mah." Omel Shiela karena kesal melihat Rey yang masih diam bermain ponsel.

"Gue udah kasih tau Raka kalo kita berdua izin. Emang lo yakin bakal sekolah? Sekebut apapun gue bawa motor percuma pasti gerbang udah di tutup males gue harus berurusan sama Bu Fika pagi pagi." Ucap Rey yang ada benarnya juga tapi sayang dong Sheila sudah mandi dengan secepat kilat dan dengan santainya Rey bilang sudah izin? Mau marah pun percuma karena memang sekarang mereka sudah telat. Mau tak mau Sheila berganti baju dengan baju santai nya.

"Mandi sana lo!" Usir Sheila yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengganti bajunya. Tanpa berkata apapun lagi Rey bangkit dari duduk nya menuju pintu balkon lalu loncat ke balkon kamarnya.

Sepeninggalan Rey Sheila memilih untuk keluar dari kamarnya dan menuju ruang keluarga untuk menonton televisi, tapi sebelum itu Sheila mengambil beberapa cemilan yang ia beli bersama Rey kemarin.

Sheila menonton televisi dengan serius hingga tak sadar bahwa Rey sudah berdiri di belakang nya sejak tadi. Karena Sheila tak juga sadar akan kehadiran nya ide cemerlang pun muncul di otak Rey.

Fuhh!

Rey meniup belakang kuping Shiela dan langsung berjongkok agar tak ketahuan, Sheila yang merasakan ada yang meniupnya langsung membalikan badan namun tak menemukan siapa-siapa dan langsung membalikan kembali badan nya ke posisi semula.

Fuhhh!

Kedua kali nya Rey meniup belakang kuping Sheila namun kali ini di sebelah kiri lagi-lagi Sheila membalikan tubuhnya dan hasilnya tetap sama tak ada orang di belakang nya. Perasaan Sheila mulai tak enak, bulu kuduknya sudah berdiri, tanpa aba-aba Sheila langsung berteriak sekencang mungkin.

"MAMAAAAAAAAA!!!! HUAAAA ADA YANG NIUP-NIUP KUPING GUEEEE" Teriak Sheila sangat kencang, mungkin gendang telinga Rey sudah pecah sekarang.

"Paansi?" tanya Rey berpura pura tidak tau apapun.

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang