Sabila Asha yakin, lima tahun yang lalu dia dikhianati. Oleh laki-laki pertama yang membuatnya mengerti apa arti cinta sesungguhnya. Kemudian, mereka bertemu dalam satu kantor yang sama. Sialnya, Mahesa Tanandra adalah salah satu Direktur barunya. Y...
I hope you ready. #teamTanan siap-siap ya. Enjoy!!
***
Dia sudah berada di dalam kamar, merasa beruntung karena Alya berhasil membuatnya tidak pergi. Ini baru jam delapan tiga puluh. Tim kantornya baru akan kembali pukul dua nanti. Jadi, dia punya banyak waktu sendiri.
Saat ini dia sedang berada di balkon kamar hotelnya. Hotel mewah dengan private beach yang membentang dibagian belakang. Dia bisa melihat pantai dengan pasir yang putih bersih dari balkon. Jadi disini dia, duduk bergelung di kursi rotan besar sambil memeluk bantal empuk dan menatap pemandangan indah dihadapannya. Dia menghirup nafas dalam. Berusaha menghilangkan bayangan Tanandra.
Belum selesai rasa terkejutnya dengan pertemuan terakhir dengan Dokter Hani, kemudian dia kembali diberi kejutan atas apa yang dilihatnya semalam. Mereka berciuman, ya Tuhan. Perempuan itu Audi, sepupu Radit. Mereka pernah bertemu dulu. Bayangan itu benar-benar membuatnya mual. Ponselnya berbunyi. Radit.
"Pagi."
"Pagi Dit. Kamu sudah sampai?"
"Baru aja landing. Kamu lagi apa?"
"Lagi di kamar aja. Sebentar lagi berangkat ke tempat acara."
"Okey. Selamat menikmati hari Sha. I miss you already."
Hubungan disudahi. Dia menatap ponselnya tidak bernafsu. Sedikitnya merasa bersalah karena sudah berbohong pada Radit. Laki-laki baik itu saat ini yang ada. Dia hanya ingin mencoba, sekalipun masih banyak keraguan disana.
Pintu kamarnya dibuka dan ada seseorang yang masuk.
'Alya selalu ketinggalan barang. Apalagi yang dia lupa sekarang.'
"Lo ketinggalan apalagi Ya? Dasar pelupa." Dia terkekeh sambil berdiri dan melangkah meninggalkan balkon ke arah dalam kamar. Mengira akan melihat Alya yang tersenyum konyol sambil mengambil apapun barang yang dia lupa lalu berlalu pergi.
Tapi, bukan Alya disana. Tanandra berdiri menjulang tinggi ditengah kamar. Menatapnya dalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
