Dua puluh tiga

7.8K 906 75
                                    

Jadiiii...ide awaaaal banget cerita ini adalah dari road trip bareng the genks. Gue janji sama Charlotte Angels bakalan tulis cerita yang ada mereka-nya. Terus, gue ijinin mereka pilih nama mereka sendiri di cerita ini kecuali Widya si Miss super sibuk. Nama dia Itu gue yang pilihin. Dan inilah dia ceritanya. Hope you guys enjoy!!

***

"Morrninnggg gurrlsss." Sandra sudah berlari kecil ke arah mobil Jena.

"Yee telat lagi. Ayok cepetan masuk." Seru Alya dari bangku sebelah Asha. "Untung lo bawa cemilan. Kalau nggak udah kita tinggal aja."

"Ya jangan doong kaaak. Akika kan harus nyatok rambut dulu Kak, biar cetar membahana."

"Lagian lama nyatok aja, Widya aja nggak telat." Alya kemudian menatap Asha sambil berujar dengan gaya bossy-nya. "Pir, jalan Pir."

"Asseeeemmm, asem. Dasar nyebelin." Asha mulai melajukan mobilnya. Teman-temannya dibelakang sudah terkekeh geli.

"Gilaaaa....kita road trip beneraaan...liburaan....yeaaah." Sandra sudah berteriak dari kursi belakang.

"Huss, huss. Bismillah dulu dimana-mana. Berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing dimulai." Jena menggumamkan Al-Fatihah sementara Widya dan Sandra yang memililki keyakinan yang berbeda juga langsung khusyuk berdoa.

Setelah beberapa saat, Widya berujar. "Gue laper Guys. Ada yang bawa sarapan nggak?"

"Dasaaar makan mulu tapi nggak tinggi-tinggi."

Mulailah suasana di dalam mobil riuh rendah oleh tawa, kantong-kantong kripik yang dibuka dan suara tempat makan yang berisi lontong dan gorengan.

"Duh mobil guee...ya nasssiiiib, ya nassiiib." Ujar Jena sambil menatap miris mengetahui nasib mobilnya beberapa hari kedepan.

"Eh Je mobil itu, kita perempuan tahunya tinggal pake aja. Naaah...laki lo yang suruh bersihin. Kan laki-laki itu tugasnya." Ujar Alya.

"Setuju. Nanti kalau dia ngomel lo bilang aja, ya kan kalau kamu mau sama aku sama-sama tinggal pakenya. Aku yang yang harus merawat diri. Nah mobil urusan kamu deh, aku pake aza." Sahut Sandra.

Semua langsung tertawa. "Sandra paraaah."

"Eh ngomong-ngomong kita tuh murahan banget ya. Mau ke Bandung aja happynya udah kayak mau jalan-jalan ke Eropa." Mulut Widya masih penuh dengan lontong.

"Hey, kita ini manusia simple nggak kebanyakan gengsi. Kalau mampu ke Eropa, ya manggaaa Kaang silahkan ke Eropa. Mampunya ke Bandung ya ke Bandung aja. Lagian happy itu nggak diukur dengan kemana kita pergi, tapi sama siapa dan kebersamaannya." Alya berpanjang lebar.

"Wuiiiddiih...abis kena lontong langsung bijaksana. Lontong lo ada apanya sih San?" Asha menyahut.

"Heitss...menurut kamu Farid jatuh cinta sama aku karena kenapa?"

"Nggak mungkin bijaksana, sumpah nggak mungkin." Jena menggeleng sambil tersenyum geli.

"Ya iyalah bukan karena bijaksana, emang gue orangtua. Karena gue seksi kaleee."

Mereka tertawa lagi.

"Ini kita lewat tol atas apa bawah?" Asha bertanya.

"Kamu suka-nya posisi atas atau bawah?" Alya berujar sambil mengeluarkan gaya seksinya.

"Ya, sumpah Ya. Elo itu nggak perlu sok seksi Ya. Lo mingkem dan biasa-biasa aja udah seksi. Lo sadar nggak sih?"

"Itu Farid sering istigfar kali ya punya pacar model lo begitu." Jena menyahut dari belakang.

Love, Hate and Something in between (TERBIT)Where stories live. Discover now