Dua puluh

7.5K 928 25
                                    

Asha melangkah malas pagi itu. Dia sudah tiba di kantor pusat. Biasanya dia bersemangat karena dia pasti akan menghabiskan makan siang seru dengan sahabat-sahabatnya. Dan setelah itu mereka akan window shopping di mall yang terletak dibawah kantor mereka. Tapi pagi ini, dia enggan sekali dan alasannya sudah jelas meeting bersama Tanandra.

Siang itu, mereka sudah berada di ruangan meeting bersama Angel.

"Jadi objective meeting ini adalah untuk mencapai kesepakatan internal atas isu yang terjadi di factory. Dimana proposal untuk menanggulangi hal tersebut saya sudah berikan bulan lalu."

"Saya suka opening kamu." Angel menatapnya datar lalu wajahnya beralih pada Tanan. "Saya sudah baca analisa kamu dan saya setuju."

Asha menatap Angel tidak percaya. "Apa boleh saya tahu apa dasarnya?"

"Proposal kamu lengkap, ada solusi jangka panjang dan jangka pendek. Solusi jangka pendek kamu adalah mengganti packaging untuk feeding mesin itu dan solusi tersebut tidak efisien..." Tanan mulai buka suara.

"Tapi efektif, memang tidak efisien. Karena itu namanya solusi sementara. Untuk menghindari stop line di lini lima."

"Apa bisa saya teruskan?" Tanan menatap Asha. "Sementara solusi jangka panjang kamu tidak ada dalam budget tahun ini. Saya sudah cek dengan seksama. Pembelian mesin seharga milayaran rupiah tidak bisa dilakukan begitu saja. Belum lagi ini akan terhitung menjadi asset perusahaan. Persetujuannya akan berlapis sampai kantor pusat disana."

"Saya sangat paham dengan proses pembelian asset perusahaan dan lapisan approvalnya. Karena itu saya ajukan dengan cara yang benar. Saya juga paham sekali ini tidak ada di budget. Sayang sekali tim di lapangan tidak menginformasikan lebih awal untuk kondisi mesin lima pada saya ketika proses budgeting akhir tahun lalu. Jadi saya terlewat. Dan saya sudah mengajukan penggunaan cadangan dana factory dari cost saving tahun lalu. Ini baru awal tahun kan?"

"Satu, bukan hanya kamu yang bertanggung jawab atas budget Asha. Pak Gani sama seniornya dengan kamu dan ini bagiannya kan? Jadi dia yang bertanggung jawab. Dua, cost saving tahun lalu sudah dinyatakan dan direalisasikan tahun lalu. Jadi, dalam neraca itu sudah terbaca dan terpotong. Tidak bisa kamu gunakan lagi di tahun ini."

"Point satu Bapak Andra, kami di factory tidak pernah mengkotakkan sesuatu, kami satu tim. Jika Pak Gani melakukan kesalahan, berarti itu juga kesalahan saya. Point dua, kamu benar jika bilang cost saving tahun lalu sudah terbaca tapi hanya sebagian silahkan cek lagi laporan kamu. Dan jangan lupa, kami juga punya rencana cost saving tahun ini. Sekalipun memang semua itu tidak bisa menutupi 100% biaya pembelian mesin baru. Tapi paling tidak itu bisa mengurangi beban biayanya."

Wajahnya menatap Tanan sejenak yang duduk diseberangnya lalu menatap Angel yang duduk disebelah Tanan.

"Okey, let say saya akan bantu untuk ajukan proposal kamu ke pusat setelah Andra mengecek perihal cadangan dana tadi. Solusi jangka pendek kamu tetap saya tolak." Ujar Angel padanya.

"Kenapa?"

"Jelas alasannya apa."

"Jadi menurut kalian saya harus bagaimana untuk menanggulangi hal ini sementara waktu. Kamu paham benar persetujuan proposal akan memakan waktu berbulan-bulan."

"Harusnya itu pertanyaan yang bisa kamu jawab sendiri kan? Kamu yang ahlinya. The Queen of Factory." Angel sudah mulai menyebalkan, seperti biasanya.

"Oh saya pikir kita ada disini untuk menemukan solusi bersama. Bukan hanya melempar masalah tanpa ada penyelesaian."

"Kita sudah sepakat untuk solusi jangka panjang."

Love, Hate and Something in between (TERBIT)Where stories live. Discover now