28.[The Day]

53 8 3
                                    

Happy reading💜
.
.
.
.
.

Bel tanda istirahat berbunyi menyelamatkan semua murit dari jeratan pelajaran memusingkan kepala.

Aletta mengumpat dalam hati. Ingin sekali dia mencekik teman-temannya terutama Sagav. Dengan enteng sekali Sagav menyuruh dia untuk mengerjakan soal-soal dari guru.Sementara Sagav sendiri membolos dari jam pelajaran pertama sampai bel istirahat pertama juga.

Aletta tidak ada niatan untuk menuju kantin atau tempat semacamnya di sekolah ini. Dia lebih memilih memainkan permainan di ponselnya sambil sesekali meminum jus mangga yang sempat Sagav belikan untuknya sebagai sogokan.

Sedikit menyunggingkan senyum saat mengingat kejadian di pasar malam kemarin. Kelakuan Sagav saat memasuki rumah hantu sungguh membuatnya terbahak.

Bagaimana bisa Sagav menyuruhnya untuk menjahili staf pegawai rumah hantu itu. Bukannya mereka berdua yang takut melainkan sebaliknya staf pegawai itu yang takut bahkan sampai berteriak saat Sagav dengan sengaja melempar properti tengkorak dengan lumuran saus dari pentol yang membuatnya seperti darah kearah fakegotsh itu.

Kegesrekan menghakiki tidak berakhlak selalu mendominasi sifat Sagav. Heran juga kenapa dia bisa betah berteman bahkan bersahabat dangan Sagila marimar megalodon.

Citttt...

Seketika Aletta menutup telinga saat mendengar suara decitan nyaring radio memelakkan telinga. Seluru siswa di kelasnya langsung memusatkan lerhatian mereka pada radio, mungkin saja ada pengumuman penting kan?

"Cepetan anying!"

"Lama banget dah keburu lebaran kuntil nungguin lo ayam!"

Aletta langsung meyadari pemilik suara tidak berakhlak itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gara,Allan, juga Aksen.

"Cepet nyalain goblok!"

"Bu-buat nguminin a-apa yah bang?" tanya seseorang mencicit.

Aletta memutar matanya malas, bisa dia pastikan jika mereka akan membuat kerusuhan. Untuk apa mereka merecoki anak yang bertugas menjaga radio pengumuman?

"Kebangetan nih bocah edan, nanya mulu lo kek Dora. Buruan nyalain ini perintah dari yang di atas!"

Terdengar suara Allan yang mengomeli anak itu dengan begitu biadapnya.

"H-hah? T-Tuhan maksud a-abang?"

"Goblok banget sih, kesel gue sumpah.Gue gorok juga lo"

Suara Aksen terdengar kesal dan menggebu membuat teman sekelasnya terbahak. Sungguh tidak berakhlak.

"Itu udah nyala dari tadi ogeb!"

Entah dari mana datangnya suara Kenzo yang ujung-ujungnya membuat Aletta malu memiliki sohib seperti mereka.

"Aelah bilang doang!"

"Cepetan anying! ntar tuan muda marah"

"Iya elah sabar napa? gue gorok lu!"

"Bacot mulu dah,sini gue aja"

"Perhatian untuk siswi bernama
Aletta Clisda Nigara di harap keluar dari kelas dan menuju lapanga  utama depan gedung kelas XI. Saya Gara  titisan Dirta dan Sora. Sekian terima Yoongi"

Mata Aletta mendelik untuk apa Gara memanggilnya kelapangan? dan emang harus gitu bilangnya pakek radio siswa segala?

Aletta langsung bergegas keluar dari kelas. Setibanya dia di sana, Aletta di kejutkan dengan separuh anak Gradasi yang bersekolah di SMA ini berbaris dengan rapi di lapangan itu.
Menggunakan jaket kebanggan mereka dengan satu orang berdiri paling depan membelakanginya yang sudah bisa di tebak kalau orang itu Sagav dari jaket dengan lambang G dan ujung atas bagian kiri terdapat mahkota.

S A G A VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang