🌿🌿🌿

Tania menarik kasar pergelangan Rintik. Sesampainya di taman rumah sakit, ia menghempaskan dengan kasar tangan Rintik. Rintik meringis memegangi pergelangan tangannya yang memerah akibat ulah Tania." Lo itu pembohong!!!"

Rintik mengernyitkan keningnya tidak mengerti." Maksud lo?"

"Nggak usah pura-pura nggak tau deh! Lo udah bilang sama gue, kalo lo nggak bakal deket-deket sama papah. Tapi apa, lo tadi malah deket banget sama papah. Dasar pembohong!" Ucap Tania meninggikan suaranya.

"Salah? kalo seorang anak dekat sama ayahnya? Salah? Kalo gue deket sama ayah gue sendiri?" Tanya Rintik.

"Jelas salah! Lo itu egois! Lo lebih mentingin perasaan lo sendiri! Lo nggak mikirin perasaan gue! Gue sakit lihat papah gue deket sama orang lain!" Bentak Tania.

Rintik tertawa sinis." Egois?! Yang egois lo apa gue sih sebenarnya? Lo pikir gue nggak sakit lihat ayah gue lebih sayang sama lo di banding sama gue?! Gue jauh lebih sakit, Tan!"

"Coba lo ada di posisi gue! Belasan tahun gue nggak ketemu sama ayah gue! Sekali ketemu juga nggak lama. Lo nggak tau gimana penderitaan anak broken home! Di saat semua anak bermain sama orang tuanya, gue cuma bisa nangis di dalem kamar. Lo dari kecil udah dapet kasih sayang yang penuh dari kedua orang tua lo. Seharusnya lo bersyukur Tan, nasib lo jauh lebih baik dari gue!"

"Lo bener, gue emang pembohong! Tapi gue juga nggak bisa selamanya nurutin kemauan Lo! Gue juga mau ngerasain rasanya punya ayah, gue juga mau deket sama ayah gue sendiri. Gue selama ini udah sabar nurutin semua kemauan lo. Tapi untuk saat ini nggak bisa, gue juga mau ngerasain punya ayah." Rintik memalingkan wajahnya.

Tania mengepalkan tangannya kesal, lalu pergi meninggalkan Rintik yang masih menahan air matanya. Tetapi apa boleh buat, lagi-lagi air matanya jatuh. Ia terduduk lemas di bangku taman.

"Kakak kenapa nangis?"

Suara anak kecil yang membuat Rintik mendongakkan kepalanya. Ia menghapus air matanya dan tersenyum ke arah anak perempuan yang tengah memakan permen lollipop." Kakak nggak nangis, kamu kok bisa ada di sini? Nama kamu siapa?"

"Nama aku Rasi, Rasi lagi kesel sama Abang. Makanya Rasi pergi jalan-jalan sendiri." Jawabnya tanpa melihat Rintik. Ia terus menjilati permen lollipop.

Rintik ber'oh'ria." Sini, Rasi duduk di samping kakak." Rintik menepuk-nepuk bangku taman.

Rasi hanya menurut, ia duduk di samping Rintik." Nama kakak siapa?" Tanya Rasi.

"Nama kakak Rintik." Jawab Rintik.

Rasi mengetuk-ngetuk dagunya." Nama kakak aneh banget." Herannya.

"Lah dia pikir namanya nggak aneh?" Batinnya.

"Bukan aneh tapi unik." Sahut Rintik. Rasi mengangguk paham dan kembali mengemut permen lollipop nya.

Tak lama kemudian datang seorang pemuda yang tak lain adalah abangnya Rasi." Abang cariin kemana-mana, ternyata kamu di sini." Ujarnya.

Rintik dan Rasi kompak mendongakkan kepalanya. Rintik membelalakkan matanya." Langit..."

Langit menoleh ke arah Rintik." Rintik..."

"Abang sini duduk! Rasi mau ngenalin Abang sama kakak cantik." Ucap Rasi yang membuyarkan lamunan mereka.

Langit duduk di samping Rasi. Jadi posisi mereka, Rasi berada di tengah-tengah Rintik dan Langit. Rasi membuang permen lollipop nya asal, ia meraih telapak tangan Rintik dan Langit. Dan menyatukannya." Kakak cantik, kenalin ini abangnya Rasi. Abang, kenalin ini kakak cantik."

Rintik tersenyum canggung dan segera melepaskan tangannya.

"Abang, tadi kakak cantik nangis." Adu Rasi. Langit menatap Rintik, di lihatnya mata Rintik yang sembab dan hidung yang memerah.

"Kakak nggak nangis kok Rasi." Sahut Rintik.

"Bohong! Jelas-jelas tadi Rasi lihat kakak cantik nangis. Kalo kakak cantik nggak bohong, kakak cantik harus sun pipi Rasi." Rasi menunjuk pipi sebelah kirinya.

Rintik menghela nafas, ia mengambil ancang-ancang mencium pipi gembul Rasi. Tetapi dicegah oleh Rasi." Sebentar, Abang juga harus sun pipi Rasi." Rasi menunjuk pipi kanannya kepada Langit.

Langit menghela nafas, ia tidak bisa menolak permintaan Rasi. Ia juga mengambil ancang-ancang mencium pipi kanan Rasi.

"Matanya harus merem!" Ujar Rasi.

Rintik dan Langit pasrah menuruti keinginan Rasi. Rasi tersenyum jahil, lalu beranjak dari kursinya. Langit dan Rintik tidak sadar jika Rasi sudah tidak ada di tengah-tengah mereka.

Cup!

Bibir Langit dan Rintik menempel. Mereka membelalakkan matanya melihat bibir keduanya menempel. Rintik langsung menjauhkan wajahnya. Sedangkan Langit menggaruk tengkuknya." Bego lo Langit!" Batin Langit.




Bersambung…

Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir batin. Selamat hari raya idul Fitri 🙏 aku minta maaf kalo ada salah 🤗 part ini spesial buat kalian 👑 luvvv❤️

SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें