Rintik hujan 45

15.4K 1K 141
                                    

Semuanya cemas dan gelisah memikirkan bagaimana keadaan Alfa, begitupun dengan Rintik. Ia terduduk lemas dengan menutup wajahnya dengan mengunakan telapak tangannya. Pikirannya sangat kacau hari ini. Ia terus melafalkan doa-doa untuk keselamatan Ayahnya.

Tiba-tiba ia di tarik paksa oleh seseorang, dan itu membuat Rintik terlonjak kaget. Ia menatap Tania dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Ini semua gara-gara lo tau nggak?! Kenapa nggak lo aja sih yang ketabrak?!" Bentak Tania dengan mencengkeram lengan Rintik.

Rintik meringis karena lengannya di cengkeram kuat oleh Tania. Ia hanya diam, lagipula yang di katakan oleh Tania benar adanya. Kenapa tidak dia aja yang tertabrak? Kenapa harus ayahnya?

"Kenapa diem?! Lo bisu?! Lo nggak ngerasa bersalah karna udah buat papah kecelakaan?!" Bentak Tania.

Semuanya yang ada di sana ingin memisahkan keributan keduanya tetapi mereka hanya bisa menonton. Sedangkan Rintik lagi-lagi diam tidak menjawab perkataan Tania.

"Lo itu cuma pembawa sial tau nggak?! Lo udah buat papah menderita! Kenapa Lo nggak pergi aja dari kehidupannya papah?!"

Rintik tertawa sinis." Kenapa nggak lo aja yang pergi? Kenapa harus nyuruh gue? Lo lupa kalo lo penyebab kehancuran keluarga gue!"

Plak!

Tania menampar pipi Rintik dengan keras dan membuat sudut bibir Rintik sobek. Rintik tersenyum miring dengan memegangi sudut bibirnya.

Semua orang menutup mulutnya melihat adegan tersebut. Vina langsung berjalan mendekati Tania." Apa yang kamu lakukan Tania?!"

"Biarin aja mah! Dia itu kurang ajar! Dia sama Bunda nya itu sama-sama aja, cuman buat keluarga kita menderita!" Ucap Tania.

"Lo boleh ngatain gue apa aja! Tapi nggak! Dengan nyokap gue!" Ucap Rintik.

Tania tersenyum sinis." Kenapa lo nggak terima? Bukannya itu kenyataan ya? Lo sama nyokap lo itu pembawa sial! Dasar bitch!"

Sudah cukup! Rintik tidak tahan lagi, ia mengangkat tangannya siap-siap untuk memberi pelajaran kepada Tania. Tetapi, sebuah tangan kekar menahannya. Ternyata pemilik tangan tersebut adalah Langit.

Langit menghempaskan tangan Rintik, Tania yang melihat itu segera memeluk Langit dan menangis di dalam pelukannya." Langit hiks... Hiks..."

Langit membalas pelukan Tania, ia mengelus-elus punggung Tania dan mencium pucuk rambut Tania untuk menenangkan Tania.

Mata Rintik memanas melihat adegan yang membuat hatinya bagai tertusuk ribuan pisau. Kenapa kejadian seperti ini harus ia lihat secara langsung? Hatinya sungguh sakit melihat semua ini!

Tanpa mau menambah rasa sakitnya, ia langsung berlari pergi meninggalkan semua orang yang menatap kepergiannya dengan tatapan iba. Terutama Billa, ia bisa merasakan rasa sakit yang di rasakan oleh putrinya.

Saat Billa ingin menyusul putrinya, tangannya di cekal oleh Vani." Biar Vani aja Tante." Ucap Vani.

Billa mengangguk mengiyakan. Vani tersenyum, ia melirik tajam ke arah Tania yang sedang memeluk Langit." Ratu drama!" Umpatnya dalam hati.

Vani langsung pergi hendak menyusul Rintik, ia takut jika Rintik melakukan hal bodoh yang dapat membuat dirinya terluka. Apalagi sekarang tidak ada Elang, Vani semakin khawatir dengan keadaan sepupunya.

🌿🌿🌿

Sesampainya Rintik di rooftop rumah sakit, ia berjalan mendekati tembok. Tiba-tiba ia tertawa renyah." Emang lo siapa sih Rin? Cuma mantan! Kenapa lo harus cemburu? Bukannya dari dulu mereka saling suka? Hahaha gila lo Rin!" Rintik bermonolog.

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang