'GENDRA' #20

100 24 2
                                    

Alena berjalan dengan perasaan yang tidak dapat diartikan. Hatinya sakit sekali mendengar pernyataan Gendra. jadi selama ini Laura itu tunangan Gendra. Mengingat semua menambah rasa sakit di hatinya.

"Len, pulang bareng kita yuk,"ajakan Adistyn mendapat gelengan pelan dari Alena. "Lo jangan gini dong Len, kalau Gendra udah ada punya lo harus ikhlas. Masih banyak yang mau kok sama lo."

Alena tersenyum, tapi matanya menunjukan bahwa cewek itu tidak baik-baik saja. "Gue nggak papa, gue duluan yah,"ucapnya dan langsung menuju parkiran.

Viona menatap kepergian Alena dengan wajah tak biasa ... rasa marah mungkin. "Gue duluan,"ucap Viona cepat dan berlalu pergi meninggalkan kedua cewek yang sedang terbengong menatap kepergiannya.

"Pergi aja semuanya, pergi,"kata Cika nelangsa.

"Yaudah gue pergi."

"Eeh, jangan Dis." Tangannya menarik lengan Adistyn yang akan berlalu.

"Yaudah ayo pulang,"ucap Adistyn.

Mereka bedua langsung pergi meninggalkan ruang kelas yang hanya tinggal beberapa orang saja.





***



Tante Sari menyambut kedatangan Alena dengan senyuman bahagia, bahagia karena gadis itu sudah pulih.

"Alena kamu udah sehat?"tanya tante Sari dengan menatap Alena dan tangannya menyapu halus surai gadis itu.

"Gendra ada?"

"Nak, Gendra ada tapi jangan temui dulu ya."tante Sari berucap dengan mata berkaca-kaca. "Aku mau nemuin Gendra bentar aja tante pliss." Tangan Alena yang bertaut memohon.

"Yaudah boleh, dia di atas."

"Makasih tante."

Alena berjalan menaiki anak tangan satu demi satu menuju ruangan atas kafe. Alena membuka pintu rooftop dengan hati-hati. Matanya mengedar mencari seorang Gendra dan benar cowok itu disana sedang menatap langit. "Gendra,"panggil Alena, Gendra menoleh seketika.

"Ngapain lo kesini,"ujar Gendra sinis. "Pergi lo nggak usah ke sini."

Alena manahan sekuat tenagan agar air matanya tak keluar mendengar itu semua. "Aku cuma mau ngomong sama kamu Ndra."

"Lo masih nggak ngerti juga ucapan gue tadi siang?"

"Aku cinta sama kamu Ndra, aku sayang banget sama kamu,"ucap Alena tegas. Hati Gendra bergemuruh seketika mendengar pernyataan mendadak Alena tersebut tapi,  dia harus menahan agar tak memeluk gadis itu sekarang karena ini bukan waktunya.

"Pergi." Gendra berucap dengan penuh penekanan.

"Ndra." Bukannya pergi Alena malah melangkah mendekati Gendra yang sedang menatapnya nyalang. "Gue bilang pergi Len!" Dengan teganya Gendra mendorong Alena membuat gadis itu tersungkur. "Aku nggak mau, aku mau kamu Ndra pliss." Tangis Alena pecah seketika.

Gendra kalap. Dia menarik Alena dan membenturkan tubuh mungil gadis itu ke tembok. "Lo denger baik-baik. Buang semua rasa yang lo punya buat gue, lupain gue!""

"Kamu kenapa sih Ndra jadi gini, dulu kamu baik." Alena berucap dengan susah payah karena cengkraman Gendra di kerahnya.

"Anggap aja semua kebaikkan gue ke lo itu kesalahan Len."

"Nggak mau!"

"Lo harus ngerti Len, gue lakuin ini buat lo, gue udah tunangan Len, berhenti deketin gue. Lo harus benci gue." Gendra melepaskan cengkramannya kuat membuat Alena kembali tersungkur. "Aku nggak mau Ndra, aku nggak mau lupain kamu pokoknya!"

"Kenapa lo nggak ngerti juga sih Len!" Gendra kembaki mencengkran kerah Alena dan tangan satunya terangkat akan memukul Alena.

"Gendra!"teguran tante Sari membuat Gendra berhenti seketika. Gendra menatap Alena tak percaya. "Apa yang  gue lakuin Len?"

"Kenapa nggak kamu pukul aja aku, kalau itu buat kamu tenang,"ucap Alena dengan takut-takut dan suara pelan. Gendra perlahan melepas cengkramannya bersamaan dengan dorongan kuat dari tante Sari.

"Alena kamu nggak papa kan?" Tatapan tante Sari beralih pada keponakannya.

"Mama nggak ngajarin kamu buat kasar sama wanita Gendra." Setelah mengatakan itu tante Sari membawa Alena untuk turun kebawah.

"Kamu pulang aja Len."

"Tapi-"

"Pulang ya Len,"potong tante Sari.

Dengan berat hati Alena pergi meninggal kan kafe sempat beberapa kali dirinya menatap kebelakang memastikan keberadaan Gendra untuk mencegahnya pulang atau sekedar meminta maaf. Tapi, itu tidak ada sama sekali.





Tbc.


Daffodil123_

GENDRA [END]Where stories live. Discover now