'GENDRA' #21

94 25 3
                                    

Gendradelbarion
Len aku di depan rumah kamu, bisa keluar sebentar?

Pesan singkat dari Gendra langsung saja membuat Alena keluar kamar secepat mungkin menghampiri Gendra. Setelah berada di hadapan cowok itu Alena yang masih menggunakan piama langsung memeluk Gendra erat.

"Kamu ngapain kesini Ndra?"tanya Alena dengan masih memeluk Gendra. "Aku minta maaf Len." Mendengar itu Alena melepas pelukannya dan menatap lekat wajah Gendra.

"Nggak papa Ndra, aku tau kamu pasti lagi kacau banget tadi aku ngerti kok."

"Aku kasar sama kamu Len kok kamu nggak marah sih?"

"Ngapain marah kan kamu cuma khilaf,"ucap Alena dengan kekehan kecil. Gendra hanya tersenyum tipis melihatnya.

"Kamu habis nangis Ndra?"tanya Alena kala melihat mata Gendra yang merah, seperti orang habis menangis

"Mau jalan-jalan."entah itu pertanyaan atau pernyataan Alena langsung saja mengangguk.

"Aku ganti baju dulu yah,"kata Alena setelahnya cewek itu masuk lagi kerumahnya untuk berganti baju. Alena keluar kamar setelah tiga menit berganti baju dan memakai sedikit make up. Dirinya tidak memilih sama sekali baju yang cocok padahal biasanya jika akan pergi keluar cewek itu akan berbenah diri lama sekali tapi kali ini tidak.

"Bunda aku mau keluar sebentar ya."

"Iya, jangan pulang malem!"teriak Arel melihat Alena yang sudah berlari keluar.

"Kita mau kemana?"

"Kemana aja,"ucap Gendra dengan lengkungan kecil di bibirnya. Alena juga membalas senyuman itu bagaimana tidak dirinya balas orang yang memberikannya saja Gendra, beda jika yang memberikan itu Maep bukan senyum balasan tapi bisa saja sebuah tamparan yang diberikannya.



***

Gendra dan Alena sedang menikmati jagung bakar di pinggir jalan setelah hampir satu jam lamanya mereka berjalan-jalan. Sejak tadi Alena hanya menyunggingkan senyumannya sedangkan seorang Gendra hanya datar-datar saja.

"Kamu suka?"

"Suka, enak,"ucap Alena tanpa menoleh. "Emang aku makanan apa?"

"Ha?"

"Aku tanya soal perasaan kamu ke aku." Seketika itu juga Alena tersedak jagung yang sedang dirinya kunyah dan dengan cepat Gendra menyodorkan minuman kepadanya yang masih terbatuk. "Udah mendingan?"

"U..udah."

"Kita pulang aja yuk,"ajak Alena, merasa canggung dengan keadaan. "Iyaudah."

Di perjalanan tak ada satu patah katapun yang di keluarkan keduanya. Rasa canggung yang menyelimuti mereka, membuat Gendra dan Alena tak sadar telah sampai di depan gerbang rumah cewek itu.

"Makasih Ndra,"ucap Alena dengan jantungnya yang masih berdegup tak menentu. "Alena aku boleh peluk?"

"Ke-kenapa?"

"Nggak papa pengen aja."

Tanpa menunggu persetujuan dari cewek di depannya Gendra menarik tangan Alena dan mendekapnya erat serta membisikan kata-kata pada cewek itu. "Alena jangan kangen ya,"ucapnya pelan, tapi masih dapat didengar Alena.

Alena melepas pelukan itu mendongak menatap Gendra yang juga menatapnya. "Kenapa Ndra."

Gendra tersenyum tipis. "Jangan aja."

"Sana masuk, Len,"lanjut Gendra.

"Iya, aku masuk yah. Sekali lagi makasih malem ini. Hati-hati Gendra." Alena melangkah memasuki rumahnya, sesekali menatap kebelakang memastikan bahwa Gendra tetap di sana.

Gendra juga menatap punggung Alena yang mulai menjauh dari dirinya dan berbicara dengan suara lembut ditunjukan untuk cewek yang baru saja menutup pintu rumah.

"Selamat tinggal, Len. Jangan kangen ya, semoga bisa ketemu lagi." Setelahya Gendra pergi dengan melajukan motornya. Meninggalkan rumah megah itu dengan perasaan  tak menentu.






Tbc.






dinaandm_ a.k.a daffodil123_

GENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang