-Arvelo'09

3.5K 359 47
                                    

Baca Author Note, please!

🍭🍭🍭

"Dia cewek gue?"

"Ha?" nyatanya aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku.

Bukannya aku tidak percaya, wajar jika cowok seperti Arvelo berpacaran dengan cewek secantik dan sepopular Laura Anjesmara. Hanya saja, ini terlalu mengejutkan.

"Kaget ya?" kekehnya.

"Banget! Soalnya gue gak pernah denger lo udah punya pacar."

"Lebih tepatnya sih, mantan. Soalnya gue baru aja putus kemarin sama dia." untuk yang ke dua kali, aku dibuat terkejut olehnya.

Sepertinya hari ini banyak hal yang mengejutkanku.

"Kok bisa?"

"Iya. Dia salah faham sama kita."

"Ki-ta?" aku membeo pelan. Dibalasnya dengan anggukan. "Dia salah faham karena apa?"

"Dia ngiranya gue ada main sama lo. Gue dan Laura backstreet, Vela juga gak tahu. Vela cuma tahu Laura itu suka sama gue. Mungkin karena Vela gak mau gue risih dideketin Laura terus, jadinya dia cerita sama Laura kalau gue lagi deket sama lo. Vela gak tahu kalau Laura deketin gue karena kita emang pacaran. Kebetulannya, dia sama Laura temenan. Salah gue juga sih, gak cerita sama Vela. Tapi gue punya alesan buat itu," jelas Arvelo.

Aku hanya diam, berusaha menjadi pendengar yang baik.

"Kak Vela udah tahu?"

"Udah. Dan dia marah sama gue. Yang tadi itu, dia gak mau obatin gue bukan karena mau pergi pemotretan, tapi emang lagi ngambek." aku mengangguk faham.

"Jadi secara gak langsung, gue jadi penyebab lo putus sama Laura?"

Kulihat Arvelo tersenyum tipis. Senyumnya yang selalu membingungkanku. "Gue gak nyalahin lo, sih."

"Tapi faktanya emang begitu 'kan?" selaku.

"Gue cerita bukan buat bikin lo nyalahin diri sendiri. Gue cerita, karena emang butuh temen cerita," kilahnya.

Aku menopang dagu, menatap lurus wajah tampan Arvelo. Cowok itu tersenyum tipis. Senyum yang lagi-lagi membuatku bingung apa maksudnya. "Sori kalau emang berakhirnya hubungan kalian karena gue."

Dia menggeleng pelan. "Ini alasan gue sempet takut lo beneran suka sama gue. Gue gak mau nyakitin lo soalnya."

Kini gantian aku yang menggeleng. "Gini ya, Vel. Gue gak pernah merencanakan untuk jatuh cinta sama lo ataupun nggak. Gue tipe orang yang ikutin alur. Kalau nanti Tuhan bikin gue suka sama lo, gue gak bisa egois. Tapi, lo tenang aja, hati gue, itu biar jadi urusan gue. Mending lo perbaiki hubungan lo sama Laura. Gue bisa bantu jelasin kalau perlu."

"Gak usah. Gue gak suka sama orang yang main-main dengan kata putus. Buat gue, apa yang udah berakhir, gak bisa diperbaikin. Karena gimana pun caranya, sesuatu yang diperbaiki setelah hancur itu gak bakal sama lagi."

Kusimpulkan bahwa Arvelo termasuk orang yang memegang prinsip 'anti balikan sama mantan'.

Sebenarnya, aku menyutujui apa yang dia katakan. Sesuatu yang sudah rusak, mau diperbaikin gimana pun, tetap gak bakal sesempurna sebelumnya. Pasti ada yang berubah, entah itu suasana atau pun kenyamanannya.

"Tapi, kalau lo emang mau nolongin gue, lo bisa nolongin masalah yang lain. Ini gak ada hubungannya sih, sama lo. Tapi, gue rasa lo bisa bantu gue."

Aku menegakan tubuh. Menimang sesaat, lalu menganggukan kepala.

Aku tidak tahu apakah keputusanku ini tepat atau tidak. Tapi, kalau aku bisa membantu, kenapa tidak? Lagi pula, sama seperti Kak Vela, Arvelo juga sudah kuanggap sahabat. Walau entah suatu saat nanti anggapan itu akan berubah. Sekali lagi kutegaskan, aku itu tipe orang yang 'ikut alur'. Jadi, kalau suatu saat nanti ternyata Tuhan menakdirkanku untuk jatuh cinta pada Arvelo, aku tidak akan mengelak atau pun menentangnya. Urusan hati siapa yang tahu kan?

ARVELO (Want You With Me)✔Where stories live. Discover now