-Arvelo'02

5.5K 466 35
                                    

🍭🍭🍭

Setelah bel pulang sekolah berbunyi nyaring, aku tidak bisa langsung pulang seperti yang lain. Ditemani Milly, aku menghampiri Bunda yang masih mengajar di kelas XII IPS 1. Bila biasanya aku menunggu di parkiran, kini aku terpaksa harus menghampiri wanita itu untuk mengatakan bahwa aku tidak jadi pulang bersama Ayah dan Bunda. Tadi tiba-tiba saja ada informasi rapat untuk anggota ekskul basket. Sialnya, batrai hape-ku habis hingga aku tak bisa mengabari Bunda.

Iseng. Kuintip keadaan kelas XII IPS 1 tersebut lewat jendela di sampingku. "Mil, masih ngajar Bunda-nya."

"Masuk aja kali, Shen. Gue udah mau balik nih."

"Gue malu!" tukasku.

"Ya udah, gue tinggal, nih?" aku langsung menahan lengan Milly akibat ancaman tersebut.

"Jangan dong! Gak lama lagi kok pasti." kudengar helaan nafas Milly yang seolah pasrah dengan permintaanku.

"Shena!" panggilan tersebut membuat aku dan Milly kompak menoleh. Ternyata seniorku di ekskul basket. Atau lebih tepatnya, capten basket team putri SMA Garuda yang katanya hendak mengundurkan diri karena ingin fokus ujian. Sepertinya itu menjadi alasan kenapa kami rapat dadakan hari ini.

"Kenapa, Kak?"

Cewek bernama lengkap Naomi Arsyila itu berjalan mendekat ke arahku. "Ngapain lo masih di sini? Udah tahu informasi rapat ekskul basket 'kan?"

Aku mengangguk kikuk. "Ada urusan bentar sama Bunda."

"Oh, oke. Kalau gitu gue duluan. Lima menit lagi lo harus udah nyusul." setelah mengatakan itu, Kak Naomi langsung berlalu meninggalkan kami. Sedangkan aku dibuat ketar-ketir karena lima menit bukanlah waktu yang lama.

"Bunda lama banget, sih."

"Ya masuk aja kali, Shen. Gue ketuk, ya?" Milly sudah mengambil ancang-ancang. Namun aku menahannya. Bukan apa-apa, kelas XII IPS 1 itu kelasnya Arvelo, Randi, dan Leo. Gambaran tentang Randi dan Leo yang akan menggodaku habis-habisan sudah menghantui pikiranku.

"Shen, lama ih! Gue mau balik." aku tidak tahu entah kapan Milly mengucapkan permisi, salam, atau ketukan pintu, karena aku tiba-tiba saja sudah didorongnya memasuki kelas dengan perhatian seisi kelas yang tertuju ke arah kami.

Karena sudah terlanjur basah, akhirnya aku berjalan menghampiri Bunda, tidak lupa mengapit lengan Milly agar cewek itu ikut masuk.

"Kenapa?" pertanyaan Bunda langsung kubalas dengan sodoran ponsel.

"Charger-nya ada di kamar Kakak. Sekalian minta uang buat ongkos pulang. Kakak ada rapat ekskul. Bunda pulang duluan aja sama Ayah," jelasku. Sedikit informasi tentang ayahku, beliau adalah seorang dosen di salah satu universitas yang ada di Jakarta.

Bunda mengangguk. Lalu wanita itu sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya. Namun, sebelumnya dia sempat menyuruh murid XII IPS 1 untuk berkemas.

"Bu Fidya!"

Perhatian seisi kelas langsung tertuju pada cowok ber-hoodie maroon yang duduk di posisi paling tengah.

"Kenapa Leo?"

Mataku memicing. Perasaanku mulai tak enak ketika Leo menunjukan smirk tengilnya ke arahku. Awas saja cowok itu kalau macam-macam!

"Anak Ibu cantik. Kalau saya pacarin, boleh gak?" sorakan langsung terdengar dari seisi kelas. Bahkan ada yang sampai melempari cowok itu dengan gulungan kertas.

"Dasar kang kardus!" itu seruan cewek di belakangnya yang langsung dibalas Leo dengan peletan lidah.

Aku tak menganggap serius ucapan Leo karena sudah tahu maksud terselubung dari pertanyaan tersebut. Pastinya untuk memancing Bunda.

ARVELO (Want You With Me)✔Where stories live. Discover now