18 : obrolan keluarga

25.2K 2.7K 455
                                    

"Jangan ngambek dong, Cantik!" bujuk Ezra sambil mencubit pelan pipinya. Flora pasti shock karena sejujurnya Ezra sendiri terkejut mendapati dirinya mengucapkan rayuan menjijikan yang seumur hidup belum pernah ia lakukan.

Mata Flora membulat. Ia menatap Ezra tak percaya kemudian berbalik memeriksa Mikki. Bersyukur karena anak itu sibuk menjilati saus yang meleleh di jarinya.

Ia kembali pada Ezra yang kini tampak tidak nyaman dengan ucapannya sendiri. Senyum usil di bibirnya lenyap dan ia menghindari tatapan Flora. Mungkin pria itu juga menyesal.

Flora paham untuk tidak membahasnya sekarang, berpura - pura tidak ada hal ganjil yang terjadi agar Mikki tidak bertanya – tanya, lagi pula hal itu tidak perlu dipermasalahkan, anggap saja Ezra keseleo lidah. Ia memalingkan wajahnya yang merah ke arah jendela, perasaannya campur aduk antara kesal, malu, tapi juga berbunga - bunga.

Kapan lagi digombalin Ray.

Mulut Mikki menganga lebar melihat deretan mainan beroda di rumah Vardy. Tidak ada rasa iri di hatinya karena ia tidak peduli mainan itu milik siapa, yang ia tahu ia ingin memainkan semuanya.

"Mainaaaan...!" pekik Mikki. Kaki kecilnya berlari dengan sangat lucu ke area aneka mainan beroda itu ditempatkan.

Di belakangnya, Flora serasa berjalan menuju tiang gantungan di masa kolonial, di mana penunggak utang digantung.

"Ray," ia berbisik pada pria yang setia berdiri di sisinya, "ini kalau rusak semua, gimana gantinya? Aku aja nggak tahu segway itu beli di mana."

Spontan dan tanpa disadari Ezra merangkul pundak Flora dan menariknya mendekat, "kamu... sama anak tuh mikirnya yang positif kenapa sih?"

Flora yang mungkin merasa nyaman—entah dengan obrolan atau posisi mereka yang akrab—tidak menepis tangan Ezra dan berargumen, "tapi Mikki itu beda, Ray. Justru karena aku kenal Mikki banget, jadi bawaannya was - was melulu."

Mikki yang antusias dengan segway lantas membelakangi sepeda roda dua dengan bokong gemuknya lalu sepeda itu roboh ke permukaan lantai. Mikki berbalik dan dengan polosnya mengaduh, "loh, jatuh."

'Loh jatuh?' Flora menghentakan kakinya dengan gemas, "tuh kan!"

Ezra menggamit tangannya ketika Flora hendak menghampiri Mikki, ia menjalin jemarinya di sela jari Flora, menahannya tetap di tempat. "Jangan rusak kesenangan orang lain."

Flora urung mendebat ketika Meryl menghampiri Mikki dengan setelan training berwarna merah muda lengkap dengan topi putih di kepalanya, kakinya dibalut dengan sepatu kets berwarna putih dengan motif merah muda. Ezra curiga ibunya baru saja membeli seluruh outfit itu khusus untuk hari ini.

"Mycroft," sapa Meryl dihiasi senyum.

Gugup membuat Flora menggenggam tangan Ezra tanpa ia sadari. Untuk kali ini saja ia takut jika Mikki bersikap tidak sopan pada wanita tua itu.

Mikki masih menopang sepeda agar tidak roboh lagi, ia mendongak menatap Meryl dengan saksama. "Semua ini punya kamu?"

"Menurut kamu?" tantang Meryl.

Mikki berpikir sejenak, ia mengamati sepeda di depannya lalu beralih pada wanita itu, "kamu terlalu besar, sepeda ini lebih pas untuk anak kecil seperti aku."

"Anak cerdas!" Meryl tersenyum lebih lebar, alih - alih terlihat ramah ia justru sangat mirip dengan Maleficent. "Mobil, sepeda, segway, dan di dalam-" ia merendahkan suaranya menjadi bisikan, "playstation 4."

Mikki masih memperhatikan Meryl dengan polos, tidak mengerti makna intonasi wanita itu yang berubah - ubah juga tidak peduli. Dia hanya ingin main.

Work from HellWhere stories live. Discover now