(4) Erik with Eca

201K 4.9K 168
                                        

Setelah kejadian di rooftop tadi, eca memutuskan untuk tidak banyak berbicara dihadapan Erik. Rasanya jantungnya selalu berdetak begitu cepat setiap kali ia berdekatan dengan Erik. 

Tring-tring-tring

Bunyi bel pulang sudah berbunyi, eca membereskan semua barangnya. Dan bersiap untuk pulang.

"Di jemput gak pulang nya? " Tanya Erik

Eca mengangguk, "Di jemput sama sopir" Jawabnya jujur.

Karena ia belum terlalu mengetahui jalanan disini,  jadilah bundanya memberikan nya supir untuk mempermudah kannya untuk bepergian. 

"Gue anterin aja, sekalian gue mau tau rumah lo. "Kata Erik

Eca menggeleng, " Enggak usah, kasian supir gue masa jauh jauh kesini gue suruh pulang gitu aja" Jawab eca

"Yaudah deh,  gue mau futsal abis ini.  Nanti gue kabarin kalo udah balik" Ucap Erik

Eca menaikan sebelah alisnya, "Lah kenapa bilang gue? Futsal-futsal aja kali" Kata eca. 

Erik mencondongkan wajahnya tepat di hadapan eca lalu sebuah ciuman mendarat tepat di hidung eca.

Chup.

"Yang cewe gue itu lo atau bibi kantin?"tanya erik tepat di hadapan wajah eca, bahkan eca bisa merasakan hembusan nafas erik

Dengan cepat eca mendorong tubuh Erik menjauh dari tubuhnya, "Gak usah deket-deket juga kali ngomong nya, gue gak tuli ya" Sinis eca

Erik terkekeh, menggemaskan sekali wajah gadisnya ini ketika seperti ini.

"Jadi??"

Eca memasang ekspresi bingung, "Jadi apa nih?" tanyanya tak mengerti.

"Pertanyaan gue belom lo jawab, aleysa!" geram erik, mengapa otak ceweknya lemot sekali.

"Y-ya gue lah! tapi kalo lo mau pacaran sama bibi kantin juga gapapa ko" jawab eca.

sebenarnya ada ketidak relaan saat mengatakan itu, tapi ya sudah lah. Mending ia cepat cepat pergi.

"Ah udah, lo mau futsal kan? gue mau balik bye." saat eca ingin meninggal erik, tiba-tiba erik menarik eca sampai berada tepat di hadapan nya.

"Sopan lo begitu hah?" tanya erik

"Hah?" tanya eca, lagi lagi ia di buat mikir oleh pertanyaan erik

"Pamit yang bener"

Eca menghembuskan nafasnya, perihal pamit saja? astaga! untung erik ganteng.

"Erik gue mau pulang dulu" ucap eca malas

"Muka nya jangan gitu, jelek banget" komentar erik.

Eca melebarkan senyum nya, "Sayangku yang paling ganteng. Aku izin pulang dulu." ucap eca dengan senyum terpaksa.

Erik terkekeh,"Setidaknya itu lebih baik daripada yang tadi" ucap nya. Tangan erik terangkat, merapikan anak rambut eca."Hati-hati pulang nya, langsung telpon gue kalo ada apa-apa, okey?"

Chup.

Erik mencium sebelah pipi eca, lalu pergi meninggalkan eca yang masih mematung di tempat.

"Et dah bang! jantung gue jedag-jedug ini gimana woy!!"

**********

Panas terik matahari membuat eca harus bersabar menunggu kedatangan sopir nya.  Sudah 15 menit eca menunggu disini tapi belum datang juga. Eca mendesah pelan, mengelap keringat di dahinya. 

Erik with Eca [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang