Pergi Tak Terduga

253 147 31
                                    

"Ucapanmu bisa saja berbohong, tapi hatimu tak mungkin mengucapkan kebohongan."

*****

Di Sore hari yang cerah, terik matahari masih terpancarkan sinarnya walaupun mulai meredup, suara angin berhembus membuat semua tumbuhan bergoyang kesana dan kemari. Para pekerja, tengah pulang menuju rumahnya untuk istirahat, selepas kerja penat dari pagi sampai tengah hari.

Sore ini, tak biasanya ifah terdiam di kamarnya dan membuka kaca jendela sambil melihat indahnya alam ciptaan-Nya, tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kini Ifah sudah mulai dewasa, ia harus lebih giat dan banyak memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Lalu, Ifah pun mengambil kertas dan alat tulisnya,

"Mah, Ifah mau pergi keluar dulu sebentar,boleh?" minta Ifah kepada mamahnya yang sedang memasak di dapur

"Mau pergi kemana?" tanya mamahnya Ifah

"Mau ke taman, ke tempat biasa Ifah kumpul sama temen-temen."

"Oh iya boleh, hati-hati di jalannya."

"Oke mah, kalau gitu Ifah berangkat dulu, Assalamu'alaikum."Sambil mencium tangannya

"Wa'alaikumussalam, pulangnya jangan terlalu sore ya."

"Iya mah, nanti Ifah pulang jam 16.30 insyaa Allah ya mah, dah," Sambil membawa tas dari kamarnya dan memasukan kertas, alat tulis serta amplop putih.

Ifah pun langsung bergegas pergi dan mengkayuh sepedanya dengan cepat, agar ia tidak pulang terlalu sore. Ketika melewati beberapa rumah ke rumah, Ifah mampir dulu ke supermarket untuk membeli sesuatu. Lalu ia berpapasan dengan kak Syahdan dan seorang nenek tua, kak Syahdan pun langsung mendekatinya.

"Assalamu'alaikum, kamu Ifah kan?"tanya Syahdan memastikan

"Wa'alaikumussalam, iya kak."jawab Ifah

"Masyaa Allah, kebetulan sekali kita ketemu ya, kenalin ini nenek aku namanya nenek Syida, panggil aja nek Ida."Ucap Syahdan

"Nek Ida?" ucap Ifah kaget

"Iya fah, kamu kenapa? udah kenal ya sama nenek ku,"tanya Syahdan penasaran

"Iyaa kak, nek,nenek masih kenal sama aku?" jawab Ifah sambil
menganggukan kepalanya, dan menanyakan dirinya pada nenek Ida.

"Kamu siapa? nenek gak kenal" jawab nek Ida, yang kebingungan

"Masa nenek lupa, ini saya Ifah nek, Syarifah" memastikan agar nenek Ida bisa mengingatnya

"Yang mana, nenek lupa,"

"Maaf fah, nenek kakak emang sering pelupa."ucap Syahdan

"Oh gitu ya kak, gapapa kok."

Dan akhirnya pun nek Ida mengingat Ifah, dan memeluknya.

"Ohh nenek tau, yang waktu itu nyelametin nenek pas kecopetan ya? MasyaAllah kamu sehat?"

"Alhamdulillah nek, tapi yang nyelametin nenek itu bukan,"

"walahhh nak, udah lama ya gak ketemu nenek?kemana aja, yuk mampir ke rumah nenek dulu."memotong penjelasan Ifah, dan berjalan menuju rumahnya

"eh iya yuk nek, tapi sepeda ifah gimana?'

"Biar cucu nenek nanti yang bawain."

"Nek mau pergi kemana, kita kan mau ke supermarket?"Teriak Syahdan

"Besok aja, gak jadi sekarang, itu bawain sepeda adik kamu!" jawab nek Ida

Ifah pun, terpaksa harus ikut nek ida dulu ke rumahnya, meski ia sedang buru-buru dan kak Syahdan juga mengikuti mereka berdua dari belakang sambil mendorong sepeda Ifah.

Sahabatku Dunia Akhiratku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang