Pembuktian

491 272 146
                                    

"Dalam persahabatan pasti akan ada masalah, seberapa besar masalahmu, selagi ada sahabat disampingmu, maka pecahkanlah bersama sama."

*****

Setelah kejadian kemarin, Ila menjadi pendiam di kelas, ia sama sekali tidak mendekati ketiga sahabatnya lagi, ia lebih suka menyendiri, bahkan saat pulang sekolah pun Ila pulang selalu bareng dengan pacarnya, dan tak peduli apa omongan teman-temannya di sekolah.

Sepulang sekolah, Ifah berjalan kaki sendirian, ia hendak pergi ke tempat biasa, mengerjakan tugas yaitu ke taman, Ifah berdiam diri, ia merasakan rasa sakit dalam hatinya, karena Ila yang kini berubah begitu drastis. Saat Ifah melamun lalu datanglah Yusuf menghampirinya, dan mengagetkan Ifah.

"Assalamu'alaikum Fah."

"Astaghfirullah, kamu yah, ngagetin aja, wa'alaikumussalam."

"Kamu ngapain disini, bengong gitu, sendirian lagih?"

"Eumm, enggak papa kok."

"Bohong banget, tumben gak bareng ketiga sahabatmu?"

"Enggak aja kok, mereka lagi pada sibuk."

"Ouhh gitu, kamu ada masalah ya dengan mereka?"

"Enggak."

"Cerita dong, jangan sedih kayak gitu Fah, nanti cantiknya ilang deh." gombal Yusuf

"Apaan sih, gak ada apa-apa kok."

"Beneran nih, gak mau cerita?"

"Iya bener, sana pergi, aku lagi mau sendiri."

"Ya udah aku pergi dulu dah."

Yusuf pergi meninggalkan Ifah yang masih berdiam di taman.

"Ya Allah, aku bingung dengan keadaan ku hari ini, masalahku begitu membuatku menjadi tak berdaya, membuatku seakan-akan tak bisa bangkit lagi, kuatkan aku ya robb, sekarang orang yang dulu sering bersamaku, orang yang selalu menyemangatiku, ia adalah salah satu sahabatku Khaila, dia membenciku ya robb, padahal aku cuman ingin ia bisa kembali lagi bersama kami, ya robb semoga Ila bisa sadar, dan kembali lagi bersama kami, aku yakin ya robb, di balik pemasalahan ini, akan ada hal yang indah, sabarkan lah aku ya Allah dalam menghadapinya." do'a Ifah di dalam hatinya.

*****

Setelah itu Ifah pulang ke rumahnya, ia masih tetap berwajah cemberut dan masih memikirkan Khaila, Ia berharap Ila bisa cepat-cepat sadar lagi, sesampai dirumah Ifah melihat kedua sahabatnya sedang menunggu di teras depan, mereka adalah Dila dan Nisa, lalu Ifah langsung lari menghampirinya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, kamu kemana aja Fah? dari tadi di tungguin." Jawab mereka serempak.

"Tadi aku ke taman sebentar."

"Loh ngapain, kamu kok cemberut gitu?"tanya Dila.

"Iya bener, biasanya juga gak kayak gini, cerita dong?"sambung Nisa.

"Aku gak papa kok, cuman masih kepikiran sama sikap Ila."

"Alahh kamu ini Fah, dia tuh udah ngekhianatin kita, ngapain masih di pikirin." kata Nisa.

"Iya bener Fah, lagian dia juga gak mikirin kita kan, dia juga udah gak ngehubungin kita lagi."sambung Dila?

"Bukan gitu, tapi aku aneh aja, kenapa dia begitu bencinya sama aku :("kata Ifah.

"Sudahlah biarin aja, dia mungkin udah bosan sahabatan sama kita."kata Nisa.

"Tapi aku gak mau kita sampai pecah kaya gini Nis, bukan kita akan selalu bersama-sama sampai kapanpun, dan ini juga masalah bersama, jadi kita harus selesaikan bersama, aku gak mau cuman gara gara kesalah pahaman kayak gini, persahabatan kita sampai pecah, hikss." ucap Ifah murung.

Sahabatku Dunia Akhiratku (Revisi)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin