Perubahan

429 244 130
                                    

"Karena kekuataan Do'a lebih indah, daripada harus menjelaskan tapi tak mau mendengarkan."

*****

Selepas dari kejadian itu, Yusuf  menjadi diam dan dia tak berani untuk mendekati Ifah, bahkan Yusuf tak berani lagi untuk menyapa, kecuali ada orang yang menyapa dirinya duluan, serta Yusuf pun akan berubah menjadil lelaki yang lebih baik lagi.

Saat jam istirahat,

"Suf, yu kita ke kantin?"ajak Odi.

"Iya yupss, ada si Ifah di kantinnya ayo!"sambung Adam.

"Aku lagi males, gak mau kemana mana, duluan aja."jawab Yusuf.

"Yahhh masa kita berdua, gak mau lah."kata Odi.

"Ya udah lah, terserah kalian bro."

Lalu Yusuf pergi ke luar kelas,dan berlari,,

"Suf, mau kemana kau?"teriak Odi.

"Aku pergi ke lapang dulu bentar, cari angin."jawab Yusuf dari kejauhan.

Sesampai di Lapang, Yusuf melihat Ila sedang melamun sendirian, dan menghampirinya.

"Assalamu'alaikum."sapa Yusuf.

"Wa'alaikumussalam."

"La, aku mau ngejelasin sesuatu sama kamu!"

"Ngejelasin apaan?"

"Soal permasalahan kamu sama Ifah lah."

"Ohh iya,emangnya mau ngejelasin apaan?"

"Jujur ya, aku dan Ifah gak ada hubungan apa-apa."

"Bohong."

"Kamu harus percaya, yang salah itu emang aku, aku ngikutin si Ifah saat pulang sekolah, aku kagum sama dia, dan ngatain perasaan kagum aku sama dia, tapi Ifah malah memberiku saran, lagi pula aku gak mungkin nembak Ifah, dan jadian sama dia, kamu harus percaya la sama aku dan Ifah."

"Terus kenapa bisa sampai berduaan?"

"Ya karena aku yang ngikutin, awalnya aku bareng Odi dan Adam, tapi mereka pulang duluan."

"Hem ya suf aku percaya sama kamu, tapi aku masih kecewa sama ketiga sahabatku"

"Kenapa harus kecewa mereka gak salah, yang salah itu aku, aku minta maaf la, udah ngerusak persahabatan kalian "

"Heumm, aku kecewa karena Ifah diam terus kalau di kelas."

"Mungkin karena ia gak mau berdebat sama kamu, tapi aku percaya mereka selalu menunggu kamu kembali."

"Tapi suf aku belum bisa, bersama sama dengan mereka, mungkin suatu saat nanti aku bisa kayak dulu lagi."

"Kenapa bilang begitu?"

"Aku malu sama kesalahanku sendiri, aku malu sama Ketiga sahabatku :("

"Kenapa harus malu, kamu minta maaf saja sama mereka, karena ini semua salah paham."

Sahabatku Dunia Akhiratku (Revisi)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt