PROLOG

222 68 470
                                    

Ini adalah cerita ke-2 aku, semoga kalian suka. Dan juga, semoga kalian bisa menghargai karya aku supaya aku bisa tambah semangat menulis.😘

👻👻👻

SELAMAT MEMBACA🤗

"Cong, rame banget sumpah!"

Alice Zhafira Afsari. Gadis dengan rambut panjang sebahu yang terurai dan bertubuh mungil, mencoba menerobos kerumunan orang-orang yang berada di halaman depan sebuah sekolah. Dengan cepat, Alice menarik lengan temannya –Vani Anindya–  itu untuk mencari tempat yang sepi. Alice paling tidak suka dengan keramaian, apalagi jika keramaian tersebut mayoritas diisi oleh kaum adam. Rasanya sangat menyeramkan bagi Alice.

"Lo, lain kali gak usah ajak gue buat nonton futsal lagi deh Cong, kalo rame begini!" ocehnya begitu sampai di tempat yang menurutnya cukup sepi dan melepaskan genggamannya. Karena tidak ada jawaban, Alice pun membalikkan badannya dan siap melontarkan ocehannya lagi.

"Lo jangan diem aj-" Belum sempat gadis itu melontarkan ocehannya, dia di buat kaget dengan orang yang saat ini berada tepat di depannya. Bukan Vani temannya itu, melainkan orang lain. Seorang laki-laki. Alice reflek memundurkan langkahnya dan menutup bibirnya dengan kedua telapak tangan karena kaget.

"Kakak siapa? Mana temen, saya?" tanyanya kaget namun setengah mendongak karena tubuh jangkung laki-laki itu.

Bukannya menjawab laki-laki itu malah terkekeh, hal itu membuat Alice sedikit terpana. Namun, sedetik kemudian Alice tersadar lalu menggeleng.

"Tadi kan kamu yang narik tangan saya duluan," ucapnya kepada Alice.

Sungguh hal yang sangat memalukan menurut Alice. Gadis itu tersenyum malu, sebelum menyahutinya, "Ah, Maaf ya, kak."

"Iya, gak apa-apa kok. Mungkin teman kamu sudah ada di lapangan, mau saya antar?" tawarnya, kemudian laki-laki itu tersenyum. Seungguh, laki-laki dengan rambut hitam–kecoklatan pendek seperti potongan rambut tentara, bola mata hitam, hidung mancung, serta alisnya yang tebal membuat Alice seperti terhipnotis. Apalagi senyumannya yang terlihat sangat manis itu.

Saat ingin menjawab, sebuah teriakan terdengar dari arah samping. "Alice!"

Sontak membuat dua orang itu menengok ke sumber suara. Ternyata Vani, teman Alice yang sempat menghilang itu.

"Itu kayaknya teman, kamu? Kalo gitu saya duluan, ya!" pamitnya, kemudian pergi meninggalkan Alice yang masih terdiam.

"Lo tadi kemana, Cong?" Vani menepuk bahu Alice, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Abis ketemu jodoh gue," ucap Alice dengan mata yang berbinar-binar.

"Ha?" Vani mengernyit. Gadis itu dibuat bingung oleh temannya.

Tanpa menghiraukan wajah bingung Vani, Alice langsung mengajak temannya itu menuju lapangan. "Udah ayo, katanya mau nontonin doi lo futsal!"

"Dih? Gila lo ya? Jujur sama gue, tadi abis ketemu siapa?" tanya Vani.

~~~

Aku ingin sedikit menjelaskan tentang judul cerita ini ke kalian.

Kalian tahu arti Forelsket?

Dalam bahasa Nurwegia Forelsket berarti cinta. Kata ini biasanya digunakan oleh masyarakat Nurwegia untuk mengungkapkan perasaan bahagia ketika pertama kali jatuh cinta.

Aku berharap, di cerita ini kalian akan merasa seperti berada di dunia yang sama ketika kalian mulai jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Jangan lupa follow ig aku ya🌚 : @diniistory

Jakarta, 11 Mei 2020.

My Forelsket StoryWhere stories live. Discover now