16. Kenzo?

2.7K 134 4
                                    

"Lo kenapa?" Tanya Rey to the point

Gue? Gue kenapa? Gue juga ga tau Sheila membatin.

"La" Rey menepuk pelan pundak Sheila membuat kesadaran Sheila kembali.

"Gpp."

Sheila langsung keluar dari kelas padahal guru sebentar lagi akan masuk, Rey yang melihat Sheila keluar langsung bergegas menyusul sahabatnya.

"Lo kenapa si La?" Tanya Rey lagi

"Gue gpp Rey."

Sheila sudah membalikan badan berniat menghindari Rey namun nihil tangan nya sudah di cekal oleh tangan besar milik Rey.

"Mau kemana sih?" Tanya Sheila sembari memberontak minta di lepaskan tapi Rey tetap bungkam.

Disinilah mereka sekarang. Di atas bangunan sekolah nya tempat Rey dan teman teman nya membolos. Yap rooftop. Rey melepaskan genggaman tangan nya tepat di tengah tengah rooftop.

"Jujur sama gue lo kenapa?" Lagi dan lagi Rey masih bertanya hal yang sama.

"Gue bilang gue gpp lo budek ya?!" Nada suara Sheila naik satu oktaf karena geram apaan Rey? Berkali kali menanyai hal yang sama.

Rey bungkam ia menatap dalam mata bulat milik Sheila. Ia tak mendapatkan kejujuran disana tatapan nya sendu. Tanpa berkata apapun Rey menarik lengan Sheila membuat kepala Sheila menubruk dada bidang nya, ia dekap perempuan yang selama ini ia jaga yang selama ini selalu manja padanya yang membuat ia bisa berbicara panjang lebar. Dekapan ini sangat erat seperti ini adalah pelukan terakhir mereka.

Sheila diam tak berkutik air matanya luruh begitu saja. Ia benci! Sangat! Mengapa ia lemah? Apa yang ia tangisi sebenarnya?

Rey yang merasa baju nya basah pun mendorong bahu Sheila pelan. Ia terkejut mengapa Sheila menangis?

"Hey lo kenapa?" Tanya Rey dengan nada lembut.

Sheila yang menyadari air matanya keluar langsung mengusapnya dengan punggung tangan "gue gpp Rey." Jawab Sheila dengan kepala menunduk.

"Lo nyembunyiin sesuatu ke gue?" Rey menarik dagu Sheila membuat mata mereka bertemu.

"Ga." Jawab Sheila mengalihkan pandangan.

"Lo bisa boong ke orang lain tapi kalo ke gue ga bisa dan ga akan pernah bisa." Tegas Rey.

"Gue kenapa? Lo mau tau gue kenapa? GUE JUGA GA TAU GUE KENAPA! GUE GA SUKA LO PUNYA PACAR! SENYUM GUE KEMAREN ITU BOONG! GUE TAKUT LO NINGGALIN GUE REY! DARI KECIL GUE SAMA LO! APA APA SAMA LO!"

Rey terpaku mendengar jawaban Sheila. Ia diam tak tau harus berbicara apa lagi.

Grep!

Rey memeluk kembali Sheila kali ini lebih erat dari sebelumnya.

"Gue ga bakal ninggalin lo La. Gue punya pacar bukan berarti gue lupa sama lo. Lo tetep Sheila gue, lo tetep Sheila yang gue jaga, lo tetep Sheila kecil gue yang cerewet ga mau diem." Tutur Rey dengan nada yang masih tetap lembut.

Sheila yang mendengar penuturan dari mulut Rey sedikit demi sedikit pun bisa tenang, ia membalas pelukan Rey tak kalah erat. Cukup lama mereka dalam posisi seperti ini sampai ada suara lelaki yang mengintrupsi mereka berdua.

"Orang lain mah belajar lah kalian mojok!"

Sontak Sheila dan Rey langsung melepaskan pelukan mereka.

"Lo kenapa La?" Tanya Revan saat melihat mata Sheila yang sembab dan hidung nya memerah.

Yap! Siapa lagi jika bukan Revan dan Dhafi kedua sahabat curut Rey itu selalu merusak moment.

Temen Apa Temen✔️Where stories live. Discover now